MALANG POSCO MEDIA – Menjadi kado yang indah di awal tahun dari Presiden RI Joko Widodo, karena di penghujung tahun 2022, tepatnya pada jumat, 30 Desember 2022 kemarin beliau resmi mencabut aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Yang artinya seluruh kegiatan masyarakat kembali lagi normal sebagaimana sebelum adanya pandemi Covid-19.
Kado kebijakan ini menjadi spesial karena diterbitkan menjelang awal tahun 2023, dimana banyak asumsi dan prediksi ekonomi berkaitan dengan krisis dan resisi yang akan terjadi. Kita tahu bersama bahwa dua tahun krisis dan resesi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 telah membawa dampak kerugian di berbagai sektor perekonomian, dimana hal ini berakibat pada menurunnya performance perekonomian bangsa.
Tapi apapun itu, bangsa ini telah berhasil melawati masa-masa sulit saat pandemi berlangsung, masa kelam dimana bukan hanya bisnis dan perekonomian yang hancur, namun banyak nyawa manusia yang hilang akibat ganasnya virus mematikan tersebut.
Kado pencabutan PPKM mengawali tahun 2023 ini mungkin menjadi bagian dari optimisme yang harus kita bangun, di tengah isu krisis dan resesi global yang hari-hari ini sedang banyak dinarasikan oleh banyak ahli dan pengamat ekonomi. Dalil-dalil akan terjadinya resesi di tahun 2023 memang banyak kita dengar, bahkan tidak sedikit akibat isu ini menimbulkan kepanikan bagi sebagian pelaku usaha.
Terlepas dari isu resesi dan krisis ekonomi yang akan diprediksi terjadi pada tahun 2023, kita wajib memiliki keyakinan dan optimisme bahwa kita bisa “embrance di tahun 2023”, prediksi kesulitan dan ancaman gelapnya perekonomian harus kita imbangi dengan persiapan dan kemampuan untuk melewati keadaan tersebut.
Dua puluh empat abad yang lalu seorang filsuf Yunani kuno bernama Plato menyampaikan sebuah gagasannya “Necessity is the mother of Invention.” Bahwa kebutuhan manusia itu akan menjadi pemicu bagi lahirnya sebuah penemuan. Sebagaimana Sekutu yang waktu itu memenangi perang dunia ke 2 karena kemampuannya menemukan cara dan inovasi agar pesawat tempurnya memiliki kekuatan digdaya di setiap pertempuran udara.
Menutup mesin pesawat dengan lapis baja adalah salah satu penemuan dan strategi yang dilakukan oleh pihak Sekutu untuk menjadikan semua pesawatnya mampu bertahan dari serangan musuh dan memiliki kemampuan menyerang dengan maksimal.
Senada dengan Plato, Charles Darwin yang populer dengan teori Evolusi Darwin ini menyampaikan sebuah konsep bahwa “survival of the fittest.” Bahwa kunci untuk bisa survive itu adalah bukan karena yang paling kuat, besar, paling kaya dan paling pintar, akan tetapi mereka yang paling adaptif “fittest” dengan perubahan lingkungan dan zaman lah yang akan bisa bertahan dalam waktu yang lama dan meraih keberhasilan.
Hari ini, mengawali tahun 2023 kita dihadapkan dengan banyak isu dan prediksi ekonomi yang mengatakan bahwa kita akan masuk ke era krisis dan resesi. Diprediksi kita akan memasuki ruang gelap kehidupan sebagaimana yang terjadi saat krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang lalu.
Namun yang terpenting bagi kita, di situasi krisis atau resesi yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023, yang bisa kita lakukan adalah dengan melakukan adaptasi dan terus melakukan inovasi-inovasi, mindset adaptif dan inovatif adalah solusi bagi kita semua saat ini agar bisa terus bertahan dan bertumbuh.
Kemampuan untuk “fittest” atau beradaptasi ini seperti yang dilakukan oleh sopir taksi black cab di London, untuk menjadi sopir taksi mereka harus menjalani test “The Knowledge.’’ Mereka harus menghafal 25 ribu ruas jalan, 50 ribu persimpangan dan lebih dari 20 ribu gedung serta landmark yang tersebar di seantero London. Mereka harus menghafalkan semua dan ternyata bisa meskipun rata-rata usia mereka sudah paro baya.
Lumrahnya memang inovasi baru akan muncul ketika manusia dihadapkan pada sebuah kesulitan, sebagaimana saat terjadinya krisis 1998 dan krisis yang diakibatkan oleh wabah Covid-19 dua tahun yang lalu. Kita sebagai pelaku usaha di situasi yang tidak mudah sekarang ini dituntut untuk memiliki kemampuan beradaptasi dan berinovasi. Pola interaksi kita dengan lingkungan sosial dan pekerjaan yang dipaksa berubah menuntut kita untuk bisa menyesuaikan diri.
Kemampuan kita beradaptasi akan muncul bersamaan dengan kemampuan inovasi kita, oleh karenanya dalam situasi krisis yang diprediksi akan terjadi, sudah bukan waktunya lagi kita terjerembab dan memelihara pesimisme. Justru saat inilah saat yang tepat untuk menumbuhkan optimisme untuk terus bergerak, beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi dunia dan zaman yang terus berubah. Karena adaptasi dan inovasi adalah solusi bagi kita semua agar bisa bertahan dan berhasil melewati krisis yang terjadi saat ini.
“Embrance 2023” adalah kalimat kunci bahwa kita semua harus merengkuh dan merangkul cerahnya optimisme dan harapan di tahun 2023, seiring dengan dicabutnya aturan PPKM oleh pemerintah. Embrance 2023 berarti kita menemukan 1.001 cara untuk beradaptasi dan berinovasi agar bisa terus maju dan bertumbuh, di tengah situasi sulit yang diprediksi akan terjadi.
Teringat sebuah pesan yang disampaikan oleh Napoleon Hill sang maestro awal abad 19 yang menulis buku “Think Rich Grow Rich”, bahwa “When your desires are strong enough you will appear to possess superhuman powers to achieve.” Bahwa ketika kita memiliki keinginan yang sangat kuat, maka kita akan menjadi “Super Human Power” untuk mencapai yang kita cita-citakan dan harapkan. Jangankan krisis dan resesi, situasi sulit sekalipun pasti akan bisa kita lewati dan atasi.(*)