MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kasus demam berdarah atau DBD di Kabupaten Malang masih menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes). Meski dari segi jumlah angka kasusnya mengalami penurunan, namun masih terjadi penderita yang terpaksa meninggal dunia.
Yakni sebanyak lima pasien tak tertolong sepanjang Januari hingga pertengahan Juni 2023. Dinkes mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan melakukan kiat-kiat pencegahan. Angka tersebut dipaparkan Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Chairiyah.
Sementara dalam akumulasi kasus pasien DBD, sepanjang tahun 2022 tercatat sebanyak 1224 kasus dengan tujuh di antaranya meninggal dunia. Sementara, di tahun 2023 rentang Januari hingga 12 Juni didapati data sebanyak 435 kasus. Angka tersebut lebih sedikit dibandingkan tahun lalu dengan rentang waktu yang sama, yakni 525 kasus.
“Meski jika dirata-rata ada sekitar 100-an kasus dalam sebulan. Kita tidak bisa memprediksi. Ini karena kasus DBD bisa naik dalam bulan tertentu,” tegas Chairiyah. Dia mengatakan kasus kematian saat ini persentasenya 0,9 Persen. “Tidak boleh lebih dari satu persen (kematian, red),” ucapnya.
Oleh sebab itu pihaknya mengimbau agar masyarakat mewaspadai DBD di lingkungannya. Terlebih kenaikan suhu pada musim kemarau turut disinyalir memperbanyak pengembangbiakan jentik nyamuk lebih cepat dibandingkan biasanya.
“Karena yang menjadi pemicu adalah gigitan nyamuk. yang jelas harus membudayakan 3M yakni menguras, menutup dan mendaur ulang. Perlu satu rumah satu juru pantau Jumantik nyamuk untuk bisa memberitahu bahwa harus dibasmi,” terangnya. (tyo/mar)