spot_img
Monday, December 23, 2024
spot_img

Enam Bulan Rusak, Jembatan Sengkaling Mulai Diperbaiki

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Ambrol Akibat Banjir Bandang, Dinantikan Warga Karena Akses Alternatif

MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Jembatan penghubung atau titian Sengkaling di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau yang rusak akibat banjir bandang dinantikan warga agar segera kembali normal. Kerusakan cukup parah yang terjadi karena banjir bandang kiriman dari Kota Batu beberapa waktu lalu akhirnya mulai mendapat perbaikan, Selasa (24/5).

Sebelumnya, perbaikan titian milik Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) Provinsi Jatim itu menunggu musim kemarau. Alasannya yakni cuaca di musim penghujan dikhawatirkan mengakibatkan banjir kembali dan menghambat proses rehabilitasi jembatan.

“Dimulai hari ini (kemarin red.) dengan dropping material. Perbaikan besi utama plat besi dan perbaikan retak pada beton,” ujar Bagus Setiawan, Pekarya Dinas PUSDA Provinsi Jawa Timur saat ditemui di lokasi, Selasa (24/5).

Menurut pantauan, perbaikan jembatan tersebut dimulai dengan dropping material baja. Untuk sementara waktu, lalu lintas jembatan yang dilalui warga dengan jembatan darurat ditutup. Mengingat, agar perbaikan bisa berlangsung efektif.

Sebelumnya, masyarakat setempat memang menggunakan jembatan darurat dari bambu yang dibangun swadaya oleh masyarakat untuk kebutuhan penyebrangan dan dibatasi untuk pejalan kaki. Meskipun, hal tersebut tidak dapat dibenarkan pihak berwenang, warga menggunakan jembatan itu hanya untuk melintas dengan jalan kaki.

Dikatakan Bagus, rancangan perbaikan bangunan dan badan jembatan sudah selesai beberapa bulan sebelumnya. Namun, baru sekarang dilakukan karena cuaca mulai kondusif.

“Perbaikan dilakukan melihat cuaca sudah relatif lebih aman. Untuk penentuan anggaran dari pimpinan sudah selesai semua,” katanya. Proses perbaikan ini, kata Bagus, belum bisa diperkirakan kapan selesai. Ia menerangkan, jika cuaca kondusif, idealnya perbaikan bisa rampung satu hingga dua bulan.

“Kami berharap bisa secepatnya selesai. Karena dampaknya pada operasional pengairan dan lalu lintas alternatif warga,” paparnya. Diperkirakan, konstruksi bangunan dan badan titian akan dikembalikan seperti kondisi semula sebelum rusak diterjang banjir bandang. Namun, kedepannya akan diberlakukan batasan tinggi kendaraan yang melintas untuk meminimalisir beban lebih yang melintas.

“Kemungkinan bakal kembali ke semula, karena anggarannya terbatas. Nantinya akan dibatasi untuk tinggi kendaraan. Harapannya bisa dipahami oleh warga agar tidak membawa beban barang berlebihan,” jelasnya. Selain itu, usai diperbaiki juga akan diberlakukan penutupan titian saat operasional petugas DPUSDA. Di mana proses pengurasan saat debit air meningkat sangat diperlukan proses pengerjaan yang efektif. Batas maksimal beban jembatan yakni sekitar 500 kilogram.

“Dampaknya ke pengairan pertanian warga di aliran ini. Jadi diharapkan nanti warga bisa bekerja sama memberikan toleransi saat ditutup sementara,” tambah Bagus.

Bagian jembatan yang rusak ada di sekitar penyangga utama di tengah. Sedangkan badan jembatan rusak dan terpepas sepanjang sekitar 12 meter. DPUSDA Provinsi Jawa Timur diberitakan menyiapkan anggaran sebesar Rp 200 juta untuk perbaikan jembatan titian itu. Utamanya ada perbaikan utama pada badan jembatan dan bagian penyangga utama yang diketahui mengalami retakan.

Di sisi lain, perbaikan jembatan tersebut sangat dinantikan warga setempat dan penghuna jalan. Untuk diketahui, jembatan yang berada di sebelah barat Tempat Rekreasi Sengkaling tersebut nyaris putus setelah diterjang material banjir bandang kiriman dari Kota Batu pada Kamis 4 November 2021 lalu. Jembatan yang hanya dapat dilalui kendaraan roda dua itu, biasanya digunakan pengendara sebagai jalan alternatif, baik dari wilayah Desa Tegalgondo Karangploso menuju sekitar Sengkaling Kecamatan Dau, begitu juga sebaliknya.

“Sangat bersyukur karena mulai diperbaiki. Jembatan Sengkaling biasanya untuk menuju ke kampus. Apalagi yang ngontrak maupun ngekos di belakang Kampus sudah jadi salah satu akses yang mudah dilewati,” kata Ervan Agus Rianto, salah satu pengguna jalur jembatan.

Mahasiswa Fakultas Agama Islam UMM itu menerangkan jika saat ini kampus yang sudah menerampkan kuliah luring mengharuskan mahasiswa datang ke kampus. Artinya kebutuhan akses penghubung itu sangat dibutuhkan.

“Banyak mahasiswa juga ketika tidak mengetahui jembatan yang rusak itu alan memutar entah itu lewat Karangploso maupun lewat Dinoyo,” tambahnya.(tyo/ggs)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img