MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Polemik kelangkaan minyak goreng agaknya masih belum teratasi. Untuk menjaga ketersediaan stok, Pemerintah Kabupaten Malang bakal menggelontorkan minyak goreng ke enam pasar utama. Masing-masing dipasok sekitar enam ton minyak goreng curah yang akan dijual sesuai HET Rp 14.000 per liter.
Pasokan minyak goreng tersebut digawangi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang bekerja sama dengan distributor. Mengingat kekhawatiran masyarakat masih tinggi akan kelangkaan minyak goreng.
“Rencananya, pasar yang menjadi target pasokan minyak goreng curah itu yakni, Pasar Lawang, Singosari, Karangploso, Bululawang, Turen, dan Kepanjen. Masing-masing pasar nantinya akan mendapatkan mendapat pasokan minyak goreng curah mencapai 6 ton,” jelas Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, Agung Purwanto, Kamis (15/4).
Pemasoknya, ujar Agung, dari perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yakni PT Rajawali Nusindo, yang ditunjuk oleh pemerintah.
Sejauh ini, ada tiga pasar yang telah mendapat pasokan minyak goreng curah, diantaranya adalah Pasar Lawang, Pasar Singosari dan Pasar Bululawang. Khusus untuk di Kecamatan Bululawang sasarannya bukan pasar, tapi pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
“Sementara untuk pasar Turen, Karangploso, dan Kepanjen belum dipasok, menunggu giliran dari PT Rajawali Nusindo,” ungkap Agung.
Dikatakannya, Disperindag Kabupaten Malang terus berupaya untuk koordinasi dengan sejumlah pihak agar pasokan minyak goreng curah ke wilayah Kecamatan Turen, Karangploso dan Kepanjen bisa terdistribusikan sebelum hari raya idul fitri. Hal itu untuk mengantisipasi kekhawatiran masyarakat menjelang lebaran.
“Perlu diingat, kami mengimbau agar pedagang ketika sudah menerima pasokan minyak goreng curah ini, sasaran konsumennya bukan masyarakat umum, tapi pelaku UMKM, dengan syarat menyertakan NPWP (Nomor Induk Wajib Pajak),” tutup Agung.
Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Kepanjen, Warsini mengaku sudah sekitar satu bulan tidak menjual minyak goreng curah. Ia mengaku tidak ada tempat yang digunakan untuk tengkulak.
“Pembeli biasanya yang pelaku UMKM terpaksa membeli minyak goreng kemasan. Karena minyak goreng curah stoknya kosong,” terangnya.
Kini ia hanya menjual minyak goreng kemasan, dengan harga Rp 24.000 per liter. Dan hal itu juga dikeluhkan oleh pembelinya yang menganggap harga tersebut terlalu mahal.
“Sejauh ini terbatas, dan untuk curah memang tidak ada pasokan dari supplier kami,” ungkap Warsini. (tyo/imm)