spot_img
Sunday, May 5, 2024
spot_img

Ence Adinda, Founder  iLitterless Bikin Aksi Pilah Sampah; Punya Program Nyetor Sampah, Siapkan Voucher Kafe

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Masalah sampah tak ada habisnya. Memilah sampah yang bisa didaur ulang merupakan salah satu upaya mengurangi menumpuknya sampah di TPS.  iLitterless muncul sebagai jawaban memberikan fasilitas sekaligus kemudahan bagi masyarakat memilah sampah.

=======

MALANG POSCO MEDIA- iLitterless didirikan oleh perempuan asal Malang, Ence Adinda. Merupakan organisasi non profit yang bergerak dalam penanganan sampah. Khususnya terkait pemilahan sampah.

“Awalnya termotivasi setelah menonton serial netflix yang judulnya A Plastic Ocean. Saya tergerak. Ingin punya inisiatif, bagaimana orang yang sudah punya awareness tentang lingkungan, terutama sampah, juga punya fasilitas yang bisa membantu mereka,” terangn Ence kepada Malang Posco Media.

“Memang ada bank sampah, tapi punya keterbatasan misal dijemput harus sekian kilogram dulu. Jadi simpel dulu buat iLitterless itu ingin membuat layanan semacam bank sampah yang tidak ada minimum, maka lahirlah iLitterless ini di tahun 2021,” lanjutnya.

Perempuan alumni UMM tersebut menuturkan sampah menjadi salah satu concern penting. Sebagai seorang berumah tangga, menuru dia  permasalahan sampah akan terus ada dan tidak bisa dihindari. Apalagi sampah rumah tangga memberikan kontribusi cukup besar, khususnya yang ada di Malang.

“Awalnya kami komunitas yang bergerak dibidang pilah sampah. kemudian sekarang menjadi Non-Goverment Organization (NGO) tepatnya sociopreneur. Dengan menjalin kerjasama dengan kafe-kafe yang ada di Malang, kami mengedukasi khususnya generasi milenial terkait dengan pilah sampah,” tutur alumni Jurusan Bahasa Inggris UMM itu.

iLitterless menjadi jembatan antara masyarakat dengan industri pendaur. Sampah yang telah dikumpulkan tersebut telah dipilah sesuai dengan kriteria masing-masing. Sebelum kemudian disalurkan kepada industri untuk di daur ulang.

“Istilahnya kami ini penjembatan, karena di hulu seperti rumah tangga, kafe dan sebagainya permasalahan yang dihadapi itu belum adanya pemilahan sampah, fasilitas yang diberikan pemerintah masih mencampuradukan antara sampah organik dan anorganik,” katanya.
“iLiiterless memfasilitasi masyarakat dalam memilah sampah untuk kemudian disalurkan kepada bank sampah, industri pendaur maupun yang lainnya,” sambung dia.

Sudah menjalin kerjasama dengan 10 kafe yang ada di Malang, Ence terus berkomitmen mengedukasi masyarakat terkait permasalahan sampah. Selain berkampanye melalui media sosial, ia juga turut serta menggandeng sekolah-sekolah dan kampus untuk memberikan wawasan baru terkait pemilahan sampah ini.

Terdapat juga program-program khusus yang dijalankan. Salah satunya melalui program Nyetor Sampah untuk masyarakat Malang tanpa ada minimum sampah yang diberikan. Sebagai apresiasi, bagi yang menyetorkan sampah akan mendapatkan voucher dari mitra-mitra kafe iLitterless.

“Banyak program yang sudah kami jalankan, misal di tahun 2022 lalu fokus kami ke limbah sampah tekstil. Kami open donasi untuk pakaian-pakaian yang sudah tidak digunakan, baik layak pakai ataupun tidak  kemudian kami olah kembali. Kami memberdayakan penjahit, dan  bisa menghasilkan produk-produk fashion yang tentunya bernilai jual,” jelasnya.

“Kami sebagai NGO ini bergerak secara horizontal, gerakan kami ini akan terhambat jika tidak didukung dengan aturan-aturan dari pemerintah. Kebetulan iLitteres beberapa waktu lalu di undang ke DPRD Kota Malang untuk mendesak munculnya perda terkait dengan plastik sekali pakai,” tandas Alumni SMAN 9 Malang itu. (adam malik/van)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img