Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M,Si
MALANG POSCO MEDIA – Entrepreneurial university berkiblat pada perguruan tinggi yang memiliki kapasitas berinovasi, mengenali dan menciptakan peluang, serta bekerja sebagai tim, mengambil risiko dan menjawab tantangan (Klein & Pereira, 2020).
Dalam dunia perguruan tinggi, geliat perubahan yang terjadi ditandai dengan keinginan untuk bertransformasi. Beberapa universitas mulai fokus mengejar target menjadi world class university. Di antara perguruan tinggi mereposisi organisasi akademik dan memiliki milestone menjadi good university governance, teaching university, research university, entrepreneurial university hingga memposisikan dirinya sebagai world class university.
Istilah entrepreneurial university dipopulerkan oleh Etzkowitz (1983), untuk mendeskripsikan fenomena upaya perguruan tinggi di Eropa dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk memperoleh sumber daya pendanaan, yang saat itu mengalami kondisi serupa dengan yang dialami oleh Indonesia saat ini. Yaitu semakin berkurangnya bantuan pemerintah bagi perguruan tinggi negeri yang sudah menjadi perguruan tinggi negeri berbadan hukum, sehingga otonomi perguruan tinggi menjadi faktor utama.
Sebagian penelitian tentang entrepreneurial university mendefinisikan entrepreneurial university sebagai academic institutions that promote economic development and the capitalization of knowledge (Leydesdorff, 2000).
Orientasi kewirausahaan dalam pengelolaan perguruan tinggi yang merepresentasikan adanya ‘revolusi akademik’, selanjutnya menciptakan misi ketiga perguruan tinggi, yaitu wirausaha dalam rangka pembangunan sosial dan ekonomi, untuk melengkapi dua misi sebelumnya, yaitu pendidikan pengajaran dan penelitian.
Adanya misi kewirausahaan tersebut, selain memiliki manfaat bagi perguruan tinggi, juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional, melalui penciptaan lapangan kerja. Seperti yang dinyatakan Rothaermel (2007), entrepreneurial university merupakan sebuah evolusi yang alami dari sebuah sistem universitas yang menekankan pada pembangunan ekonomi sebagai perluasan dari mandat penyelenggaraan pendidikan dan penelitian.
Perguruan tinggi memiliki peluang untuk bertransformasi menjadi entrepreneurial university karena adanya kebutuhan dan peluang untuk menghasilkan nilai dari kegiatan penelitian yang dilakukan dalam universitas. Selain melalui penelitian, komersialisasi aktivitas dapat juga dilakukan melalui penciptaan usaha-usaha baru oleh universitas.
Perguruan tinggi berpeluang untuk bertransformasi terbuka luas, transformasi menjadi entrepreneurial university menuntut perubahan fundamental bagi perguruan tinggi negeri dalam hal pengelolaan, dan bukan hal yang mudah, karena selama ini difasilitasi oleh pemerintah alias dimanjakan.
Berbeda dengan perguruan tinggi swasta yang rata-rata sudah cukup mandiri dengan berbagai problem yang dihadapi, dalam hal pendanaan umumnya menggantungkan pada mahasiswa atau masyarakat.
Sisi lain untuk perguruan tinggi negeri, sistem pengelolaan universitas terutama akademik yang dikembangkan belum berorientasi pada komersialisasi. Misalnya komersialisasi hasil penelitian belum terbudayakan secara maksimal. Sedangkan perguruan tinggi swasta memiliki daya juang tinggi, walaupun juga belum berorientasi komersialisasi hasil penelitian. Perguruan tinggi swasta selama ini sebenarnya telah menentukan dirinya dan memiliki kebebasan, termasuk kreativitas dan inovasi, tetapi masih belum optimal karena disebabkan oleh sumberdaya manusia yang belum memadai.
Padahal, dalam kondisi pasar pendidikan global saat ini, persaingan untuk memperoleh predikat fakultas terbaik, universitas terbaik, serta mahasiswa terbaik, berlangsung dengan ketat dan diharapkan bisa menunjukkan out-put yang berkualitas tinggi sesuai kebutuhan zaman.
Persaingan dalam industri pendidikan tinggi juga mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya pembelajaran yang dimanjakan dengan teknologi informasi. Tantangan ini bertambah pelik karena adanya kekhawatiran civitas akademik bahwa orientasi bisnis akan merusak tradisi intelektual yang ada di dalam universitas.
Kepemimpinan Transformatif
Mengingat kompleksnya tantangan yang dihadapi, kepemimpinan dalam universitas berperan penting. Cohen and James menyatakan bahwa peran pimpinan universitas dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu administrator, pemimpin politik, dan wirausahawan (yang berinteraksi dengan investor atau sumber pendanaan, pelanggan, dan pemasok).
Leih dan Teece (2016) menyatakan, pengelolaan universitas yang baik melibatkan strategi kepemimpinan khususnya dalam menciptakan dan mengelola ekosistem kampus untuk mendorong perkembangan ekonomi regional nasional dan global.
Melakukan transformasi menjadi entrepreneurial university adalah sebuah keputusan strategis. Oleh karena itu, kepemimpinan dalam pengelolaan universitas sangat berperan penting. Kebijakan yang dibuat oleh pimpinan akan berdampak luas. Misalnya, kebijakan pengelolaan keuangan yang dilakukan secara kaku mengakibatkan tidak akan ada inisiatif baru tentang pelayanan yang kemudian akan berdampak pada kegagalan universitas untuk merespon peluang yang ada.
Belum banyak penelitian yang mengkaji tentang peranan pimpinan dalam universitas untuk menjadikan universitas lebih berhasil dalam konteks entrepreneurial university. Salah satu peran pimpinan adalah mengambil keputusan strategis secara akurat dan cepat, antara lain dalam merumuskan perencanaan dan prioritas program dalam upaya menjadi entrepreneurial university.
Kondisi eksternal yang penuh dengan turbulensi di era disrupsi seperti saat ini, tantangan yang dihadapi oleh pimpinan universitas dalam merumuskan perencanaan menjadi semakin berat.
Berdasarkan uraian tersebut, keberhasilan sebuah perguruan tinggi untuk bertransformasi menjadi entrepreneurial university sangat dipengaruhi oleh kapabilitas pimpinan untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal organisasi dalam rangka menyusun perencanaan dan prioritas program yang akan dilakukan.
Model Entrepreneurial University
Salah satu problem yang dihadapi dunia perguruan tinggi adalah masih banyak dosen yang belum memahami secara benar kegunaan potensial penemuan ilmiah yang bisa dikomersialisasikan dan menjadi basis pengembangan entrepreneurial university sebagai model perguruan tinggi yang otonom.
Entrepreneurial university, menurut Nogueira, menerapkan model manajerial yang berfokus pada pengajaran dan penelitian, namun memiliki misi berikutnya, yaitu terkoneksi dengan sektor bisnis. Dengan koneksi ini, sektor bisnis mendapat keuntungan ekonomi maupun sosial dari penelitian perguruan tinggi.
Sebaliknya, perguruan tinggi memperoleh manfaat dari pengetahuan yang didapatkan dari lingkungan kewirausahaan. Kontak ini menciptakan jaringan dengan dunia bisnis untuk berbagi pengetahuan bagi mahasiswa untuk belajar melalui pengalaman.
Inilah yang membuat entrepreneurial university mampu menciptakan public value, yang berarti eksistensi perguruan tinggi memberi manfaat kepada masyarakat. Public value merefleksikan tujuan objektif perguruan tinggi untuk menciptakan nilai melalui beragam cara.
Masalahnya, sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia masih memposisikan diri sebagai teaching university atau research university. Teknologi telah mendisrupsi dunia begitu dahsyat, sementara banyak perguruan tinggi asyik berjalan di tempat. Itu sebabnya, konsep entrepreneurial university bisa dikembangkan menjadi destinasi di masa depan.
Kata yang krusial di sini adalah inovasi, dan basis inovasi adalah riset, yang kemudian dapat dipatenkan dan dikoneksikan ke industri/ masyarakat untuk membuahkan keuntungan komersial maupun sosial. Dosen tidak boleh lagi hanya puas dengan publikasi jurnal atau angka kredit yang hanya memuaskan dari segi akademis. Hasil riset harus berdampak sebagai public value dan tidak berhenti dipublikasi atau laporan. Inilah yang disebut entrepreneurial state of mind dalam lingkungan perguruan tinggi.(*)