MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Permasalahan tentang anak tidak ada habisnya. Selalu ada yang menarik untuk dibahas. Dengan berbagai isu dan problematika seiring tumbuh kembang anak, maka orang tua perlu punya wawasan. Termasuk guru, sebagai orang tua kedua.
SD Anak Saleh, beberapa waktu lalu menggelar parenting. Program ini rutin digelar, untuk memberikan wawasan pada orang tua. Bahkan biasanya digelar setiap level kelas. Karena setiap level usia anak memiliki permasalahan yang berbeda.
Hanya saja, pada parenting Sabtu (25/2) lalu ini, orang tua dari semua level kelas berkumpul dalam satu forum. Karena materi yang dibahas sifatnya menyeluruh. Untuk semua usia anak. Temanya : Let’s Save Our Children from Child Kidnapping and Bullying.
Di parenting kali ini, SD Anak Saleh menghadirkan dua pemateri. Yaitu Sri Wahyuningsih, SH., M.Pd., dan Ummu Hilmy, SH., MH.
Waka Humas SD Anak Saleh, Ika Su’udia, S. Si., Gr., mengatakan kegiatan parenting sebagai edukasi pada guru dan orang tua, tentang cara memperlakukan anak. Termasuk menambah wawasan tentang hukum dan undang-undang perlindungan anak. “Materinya lebih pada informasi yang luas terkait perlakuan yang diterima anak, mana yang termasuk bullying atau yang sampai pada ranah hukum,” katanya.
Kegiatan ini mendapat respon yang luar biasa dari orang tua. Parenting yang pada awalnya diagendakan dua jam, baru selesai setelah tiga jam lebih. Peserta banyak yang bertanya.
Diantaranya juga menyampaikan pengalaman maupun apa saja yang dialami anak mereka selama di rumah maupun di sekolah. Sebagian orang tua menganggap candaan anak masih wajar, padahal sebenarnya termasuk pada perlakukan bullying. “Inilah pentingnya kami melalui parenting ini memberikan edukasi dan wawasan kepada orang tua. Supaya kami para guru semakin bersinergi dengan orang tua,” ucapnya.
Ika menerangkan, bahwa parenting merupakan upaya SD Anak Saleh memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Terlebih sekolah di Jalan Arumba Tunggulwulung ini dikenal sebagai Sekolah Ramah Anak. “Kami mengajarkan pada anak untuk memiliki rasa empati. Supaya mereka belajar merasakan apa yang dirasa oleh temannya. Dengan begitu maka mencegah terjadinya bullying di sekolah,” terangnya.
Menurutnya, anak harus memiliki Self-Defense yang bagus. Supaya mereka tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif. Terlebih di era teknologi saat ini.
Media sosial diisi dengan konten-konten yang tidak mendidik. Seperti konten prank. Selama ini dianggap lucu. Padahal di sisi lain ada pendidikan yang tidak sepatutnya dipertontonkan. “Ada unsur-unsur bullying yang merugikan orang lain. Dan tontonan itu berpotensi besar untuk ditiru oleh anak,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Ika, anak juga harus belajar terbuka kepada orang tua. Dan ini butuh metode atau cara-cara khusus supaya mereka tidak tertutup dengan yang dialami. “Semoga parenting ini memberikan banyak pelajaran bagi orang tua dan guru, supaya kita bisa mendampingi anak-anak dengan lebih baik,” harap Ika. (imm/sir)