.
Sunday, December 15, 2024

Esensi Toleransi Pondasi Pancasila

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Negeri Malang (UM) menggelar seminar Focus Group Discussion (FGD) Advokasi Pencegahan Radikalisme di kalangan Mahasiswa. Kegiatan dilaksanakan secara daring dengan mengundang beberapa narasumber.

Narasumber yang diundang antara lain, Wakil Ketua BPIP RI, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., Deputi Bidang Hukum Advokasi dan Pengawas Regulasi BPIP RI, Kemas Ahmad Tajuddin, S.H., MH., Wakil Dekan III FS UM. Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.l, dan Ketua Departemen HKn FIS UM, Dr. Didik Sukriono, S.H., M.Hum.

Sebagai narasumber pertama, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd menyampaikan tentang toleransi dan persatuan bangsa. Tidak hanya berbicara terkait radikalisme dan intoleran. Tetapi juga memberikan masukan dalam mengembangkan Pancasila dalam tataran ontologi.
“Di Indonesia sering kali kita berbicara pancasila. Saya katakan, jangan toleransi apabila sudah mendatangkan masalah. Cegah sebelum itu terjadi,” kata dia.

Menurutnya, menjadi manusia pancasila dapat diartikan sebagai tindakan manusia yang tidak melanggar norma dan aturan. Contohnya, menghargai dan menghormati orang lain. Serta tidak membenci satu sama lain.

Ia menuturkan, bahwa sejatinya Indonesia merupakan suatu bangsa dengan suku bangsa dan agama yang berbeda. Sebab itu, ia tidak ingin jika Pancasila hanya sebagai mempersatukan bangsa menjadi kesatuan. “Pancasila juga bisa menjadi hal yang bisa membawa kemajuan dan kesejahteraan negara Indonesia,” lanjutnya.

Selain itu, untuk menciptakan pancasila sebagai sumber inspirasi perlu meningkatkan rasa persaudaraan, mempersatukan perbedaan, serta meningkatkan rasa nasionalisme bagi mahasiswa itu sendiri.

Dalam kesempatan yang sama, Kemas Ahmad Tajudin mengatakan bahwa pancasila sebagai meja statis dan dinamis. Pancasila menuntun kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dalam hal berbangsa maupun bernegara. “Pancasila adalah bintang pemandu. Baik dalam hal kebijakan pemerintah maupun kehidupan bermasyarakat. Apalagi saat ini adalah era 4.0,” kata dia. (mda/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img