MALANG POSCO MEDIA- Kantor Kemenag Kota Malang mulai memproyeksi jumlah calon jamaah haji (CJH) yang berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Diperkirakan jumlahnya lebih dari 1.000 orang.
Perkiraan itu diungkapkan Kepala Kantor Kemenag Kota Malang Muhtar Hazawawi. “Kuota (nasional) 221 ribu, dibagi, se-Jawa Timur itu 33 ribu CJH. Berarti Kota Malang diperkirakan 1.000 lebih kuota haji,” ungkap Muhtar, Rabu (11/1) kemarin.
Seperti diberitakan Malang Posco Media sebelumnya Kementerian Agama memastikan CJH Indonesia tahun ini bertambah. Yakni sebanyak 221 ribu. Selain itu tanpa batas usia.
Untuk diketahui tahun 2022 lalu sebanyak 690 CJH asal Kota Malang yang menjalankan ibadah haji. Jumlah itu sangat sedikit bila dibandingkan jumlah jamaah haji yang berangkat pada 2019, terakhir pelaksanaan haji sebelum pandemi. Yakni mencapai 1.333 jamaah haji.
Lebih lanjut Muhtar mengatakan pelaksanaan haji tahun ini tanpa pembatasan usia maksimal 65 tahun. Sehingga lansia mendapatkan kesempatan menunaikan ibadah haji tahun ini.
Sementara Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) atau ongkos haji belum dipastikan. Muhtar belum mendapatkan informasi dari pemerintah pusat.
Ia belum bisa memperkirakannya. Berbagai komponen biaya akan dikaji dan disesuaikan sesuai kondisi terkini. Misalnya seperti biaya pesawat, akomodasi, konsumsi hingga biaya penginapan selama haji.
“Untuk ongkos haji menunggu keppres. Tentu kita tidak bisa ngomong itu sekarang dengan peningkatan (biaya) di Arab Saudi tahun kemarin. Nah peningkatannya berapa itu disampaikan presiden. Kapannya itu belum turun,” jelas Muhtar.
Tahun 2022 lalu, ongkos haji sebesar Rp 42 juta untuk Embarkasi Surabaya. Naik Rp 5 juta dibanding tahun sebelumnya.
“Jadi saat ini ya hanya ada kuota saja. Pelunasan belum bisa dipastikan. Sehingga jangan bicara tentang itu (biaya) sekarang karena bisa jadi masalah,” tuturnya.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Kota Malang Mukhlis mengatakan beberapa tahun ini pihaknya mencatat ada peningkatan pendaftar haji sebesar 20 persen.
Pada tahun 2022 ia mencatat sebanyak 2.099 pendaftar. Sedangkan pada tahun 2021 lalu 1.670 pendaftar.
“Persepsi saya penyebabnya adalah haji yang sudah normal, kemudian pandemi sudah melandai. Pemberangkatan sudah berjalan normal. Kalau dua tahun sebelumnya kan tidak ada keberangkatan,” jelasnya.
Dikatakan Mukhlis, jamaah haji yang berangkat selama ini memang didominasi lansia. Meski hingga saat ini belum dipastikan berapa jumlah kuota haji yang bisa berangkat, ia berharap seluruh calon jamaah haji bisa menjaga kesehatan.
“Imbauannya yang terpenting tetap menjaga kesehatan, kemudian mencari ilmu tentang haji dan manasik,” pesannya.
Adanya perkembangan dari ibadah haji ini menjadi kabar yang begitu disyukuri Asiyah warga Sawojajar. Sebelumnya ia khawatir bakal lebih lama mengantre untuk haji. Karena pandemi beberapa tahun lalu sempat vakum tidak ada pemberangkatan.
“Saya sudah mendaftar tahun 2018, estimasi berangkat waktu itu tahun 2040. Berarti menunggu 20 tahunan. Tahun kemarin kan sempat tidak ada pemberangkatan haji, saya tidak tahu porsi saya berangkat molor jadi tahun berapa. Usia saya tahun 2040 sudah 67 tahun, jadi semoga tidak sampai molor lagi,” kata Asiyah. (ian/van)