MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Operasi Patuh Semeru 2025 menjadi bukti taring tajam sistem tilang elektronik (ETLE) dalam menindak para pelanggar lalu lintas di Kota Malang. Dalam 12 hari pelaksanaan operasi, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Malang Kota mencatat 3.956 pelanggaran, mayoritas terekam kamera ETLE, baik statis maupun mobile.
Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polresta Malang Kota, Iptu Isrofi menjelaskan, dari total pelanggaran tersebut, 2.163 pelanggaran tertangkap ETLE statis, 312 oleh ETLE mobile, dan 1.481 dilakukan penindakan secara manual.
“Dari total tersebut, 2.163 pelanggaran tertangkap ETLE statis, 312 oleh ETLE mobile, dan 1.481 ditindak secara manual,” jelas Isrofi, kemarin.
Jenis pelanggaran paling dominan adalah pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm, yakni sebanyak 1.486 kasus. Disusul pelanggaran tidak memakai sabuk pengaman sebanyak 1.420 kasus. Adapun pelanggaran lain yang juga menonjol yakni penggunaan knalpot brong (652 kasus), melawan arus (293 kasus), berkendara sambil bermain ponsel (66 kasus), dan pengendara di bawah umur (39 kasus).
Menariknya, meski angka pelanggaran meningkat tajam, jumlah kecelakaan lalu lintas justru mengalami penurunan. Dibandingkan tahun lalu, pelanggaran lalu lintas naik 44 persen dari 2.756 kasus pada 2024 menjadi 3.956 kasus di tahun ini. Namun, angka kecelakaan turun dari tujuh kejadian menjadi enam kasus atau turun 14 persen.
“Operasi ini bukan sekadar penindakan, tapi juga bagian dari edukasi keselamatan berlalu lintas,” tambah Isrofi.
Ke depan, Satlantas Polresta Malang Kota akan terus memperkuat patroli dan penegakan hukum berbasis ETLE, serta menggiatkan sosialisasi pentingnya keselamatan berkendara, terutama soal pemakaian helm dan sabuk pengaman.
“Penerapan teknologi ETLE secara berkelanjutan, kami berharap masyarakat lebih disiplin dalam berlalu lintas dan angka kecelakaan bisa ditekan secara konsisten,” pungkas Pama Polri itu. (rex/aim)
