MALANG POSCO MEDIA – Dunia dakwah kini menuntut cara baru. Di era serbadigital, penyebaran hadis bukan lagi hanya lewat mimbar, tetapi juga lewat layar. Menyadari hal itu, Fakultas Syariah Program Studi Ilmu Hadis dan Al-Qur’an (ILHA) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang menggelar pelatihan bertajuk “Hadis di Era Digital: Integrasi Ilmu Hadis dan Teknologi Informasi”, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium lantai 3 Gedung D itu diikuti ratusan mahasiswa dan dosen. Dua pemateri dihadirkan, yakni Alfiansyah, S.Si. dengan materi “Desain untuk Dakwah Digital: Hadis di Media Sosial” dan Abdurrahman, S.Ag. dengan tema “Video Editing: Pengenalan Hadis Melalui Konten Digital.”
Lewat pelatihan ini, para mahasiswa dibekali kemampuan untuk memanfaatkan teknologi secara bijak dalam mempelajari, menyebarkan, sekaligus menjaga otentisitas hadis. Acara dibuka oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama, Dr. H. Miftahul Huda, S.HI., M.H. Ia menegaskan pentingnya kehati-hatian di tengah derasnya arus informasi keagamaan di dunia maya.
“Pelatihan digitalisasi hadis ini sangat bermanfaat. Di era serbadigital ini, penyebaran hadis terjadi begitu cepat dan mudah, sering kali tanpa verifikasi mendalam mengenai sumber atau sanadnya,” ujarnya.

Ia mengingatkan, kemudahan digital di satu sisi membantu masyarakat belajar sunnah, namun di sisi lain menyimpan ancaman. “Fenomena ini menimbulkan tantangan serius terhadap otentisitas, validitas, dan akurasi periwayatan hadis, meskipun di sisi lain digitalisasi juga membuka gerbang kemudahan bagi masyarakat untuk mempelajari sunah Nabi,” lanjutnya.
Tak berhenti di situ, Miftah juga menyoroti risiko penyebaran hadis palsu. “Tantangannya dikhawatirkan akan munculnya hadis palsu dan misinformasi yang menyebar cepat di platform digital. Kolaborasi antara pendidik, ulama dan pengembang teknologi menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem pembelajaran hadis yang aman, inklusif, dan ilmiah,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Miftah turut memotivasi para peserta agar aktif mengembangkan diri. “Mahasiswa harus melakukan manajemen waktu yang baik, proaktif dalam kegiatan dan juga menjaga kesehatan fisik dan mental,” pesannya.
Sementara itu, Alfiansyah dalam pemaparan materinya menyoroti fenomena maraknya konten keagamaan yang menyesatkan di media sosial. Termasuk tersebarnya berita-berita hoax tentang hadis di media sosial begitu menghawatirkan. Menurutnya, masyarakat awan yang tidak paham ilmu hadis, akan menganggap apapun yang menarik (dari segi visual) sebagai kebenaran.

“Maka, materi ini penting disampaikan agar mahasiswa ilmu hadis mampu menerapkan ilmu-ilmu hadis yang sudah dipelajari dan ikut serta menyebarkan hadis-hadis yang kredibel di sosial media, agar hadis yang benar bisa mendominasi dan terus eksis di era digital ini,” ujarnya.
Sementara Kaprodi ILHA, Prof. Dr. H. Nasrullah, mengingatkan pentingnya literasi digital sebagai kemampuan dasar mahasiswa masa kini. “Di masa lalu, buta huruf berarti tidak bisa membaca dan menulis. Saat ini, di era modern era society 5.0 ketidakmampuan untuk menggunakan komputer atau teknologi digital lainnya dapat dianggap sebagai bentuk baru dari ‘buta huruf’ karena dapat menjadi hambatan besar dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan, dan akses informasi,” ujarnya.
Menurut Prof. Nasrullah, kemampuan digital menjadi bagian penting untuk bertahan di dunia modern. “Semuanya sudah dikendalikan digital, siapa yang menguasai dunia maya kuasai digital, pengen eksis maka narsis yang positif,” tuturnya.
“Transformasi digital telah mengubah cara umat Islam mengakses, memahami, dan menyebarkan ilmu keislaman, termasuk dalam studi hadits. Saya minta semuanya mengikuti kegiatan ini sampai selesai,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, UIN Malang berkomitmen melahirkan generasi ilmuwan muda yang mampu menjembatani ilmu agama dengan kemajuan teknologi, agar pesan-pesan keislaman tetap otentik dan relevan di tengah arus digitalisasi yang kian cepat. (adv/bua)









