spot_img
Saturday, July 12, 2025
spot_img

Fenomena Bediding, Waspadai Suhu Dingin Ekstrem

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Cuaca dingin yang melanda wilayah Malang Raya dalam beberapa hari terakhir merupakan fenomena alam yang rutin terjadi saat musim kemarau. Fenomena ini dikenal dengan sebutan bediding, dan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan.

Prakirawan Stasiun Klimatologi Karangploso BMKG Juanda, Lutfi, menjelaskan bahwa bediding adalah kondisi turunnya suhu udara secara signifikan, terutama pada malam hingga dini hari. Fenomena ini biasa berlangsung dari Juni hingga Agustus.

“Ini bukan hal baru, masyarakat tidak perlu panik. Ini adalah kondisi yang secara statistik rutin berulang tiap musim kemarau,” ujar Lutfi, kemarin.

Ia menjelaskan, suhu udara menjadi sangat dingin terutama saat malam hari ketika langit cerah dan tidak ada tutupan awan. Ketiadaan awan menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi langsung terlepas ke atmosfer, sehingga suhu di permukaan bumi menjadi lebih rendah, terutama pada pagi hari.

Lutfi juga menegaskan bahwa masyarakat perlu menyaring informasi yang beredar. Pasalnya, banyak hoaks yang mengaitkan fenomena bediding dengan peristiwa astronomi seperti aphelion.

“Isu bahwa dinginnya karena aphelion adalah hoaks. Ini murni fenomena atmosfer yang biasa terjadi,” tegasnya.

Berdasarkan data BMKG, suhu terendah yang tercatat di Stasiun Klimatologi Karangploso mencapai 19 derajat Celsius. Namun, di daerah dataran tinggi seperti Batu, Kasembon, dan Pujon, suhu bisa turun lebih rendah lagi.

“Hal penting bukan berapa derajat suhu minimumnya, tapi bagaimana masyarakat mempersiapkan diri. Pastikan tetap sehat, konsumsi makanan bergizi, dan rajin cek informasi resmi dari BMKG,” tambah Lutfi.

Ia juga mengingatkan bahwa meski musim kemarau berlangsung, anomali cuaca seperti hujan ringan masih mungkin terjadi akibat pengaruh gangguan iklim global.

Fenomena bediding diprediksi masih akan berlangsung hingga Agustus 2025. Masyarakat diminta tetap waspada terhadap dampaknya terhadap kesehatan, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, dan lansia.

“Jangan lupa update informasi cuaca dari sumber resmi, karena perubahan cuaca bisa cepat dan perlu diantisipasi,” pungkas Lutfi. (rex/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img