MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hari AIDS Sedunia diperingati tiap 1 Desember. Momen peringatan ini dibuat untuk menyebarkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS. Sebab, penyakit yang cukup mematikan ini juga merupakan salah satu penyakit yang mengalami tren penularan cukup tinggi.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang Meifta Eti Winindar menyampaikan di Kota Malang ini secara rutin melakukan skrining tes penyakit tersebut di sejumlah fasilitas kesehatan. Yakni di 11 puskesmas dan enam rumah sakit yang tersebar di Kota Malang. Dari situlah, didapati fakta bahwa penularan penyakit HIV/AIDS masih cukup tinggi karena masih banyak ditemukan jumlah kasus baru.
“Untuk kasus baru, (data) sampai akhir Oktober kemarin, sudah di angka 460 kasus baru. Untuk tahun 2022 kita ada kasus baru di angka 482. Artinya kalau kita bisa selesaikan Desember ini mudah mudahan tidak meningkat lagi, angka bisa di 460 kasus saja. Namun angka itu bukan hanya kasus untuk penduduk ber-KTP Kota Malang. Karena layanan ini diberikan untuk semua orang yang berada di Malang,” ungkap Meifta, Jumat (1/12) kemarin.
Angka 460 kasus baru itu, membuat jumlah total pengidap HIV/AIDS yang terlaporkan di Kota Malang makin tinggi. Sejak dilakukan pencatatan pada 2005 silam hingga tahun ini, jumlah total pengidap HIV/AIDS kini menjadi sebanyak 6 ribu penderita. Meifta menyebut, dengan jumlah pengidap sebanyak ini, menjadikan Kota Malang berada di lima besar di Jawa Timur dengan penderita terbanyak. Meski tidak semua bukan warga ber KTP Kota Malang.
Menurut Meifta tingginya angka kasus baru, bukan hanya tentang jumlahnya. Namun juga dikarenakan, beberapa waktu terakhir ini masyarakat sudah mulai sadar untuk memerikasakan kondisinya. Sehingga banyak kasus yang terlaporkan
Melihat fakta tersebut, Meifta mengungkapkan, penanganan terhadap penyakit HIV/AIDS ini sudah menjadi salah satu prioritas untuk ke depannya. Dalam hal ini, pihaknya sudah melaksanakan rapat koordinasi yang menghadirkan seluruh perangkat daerah di Pemkot Malang bersama dengan komunitas pemerhati HIV/AIDS. Yang tujuannya untuk merumuskan beberapa hal serta mensinergikan peran seluruh stakeholder.
“Kemudian kami juga melakukan secara masif untuk pelacakan pasien bersama komunitas melakukan kunjungan dan layanan untuk bisa memberika data valid dan tepat. Kami juga komitmen bersama bahwa untuk semua lintas sektor yang ada di Kota Malang untuk bersama mengakhir HIV/AIDS di 2030,” tegasnya.
Disamping pihaknya juga telah meminimalisir kasus baru dengan memasifkan pembentukan layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) baru dengan pelatihan on job traing (OJT). Sehingga diharapkan bisa memberikan layanan yang paripurna terhadap masyarakat yang membutuhkan.
“Untuk meminimalisir, kami memberikan sosialisasi edukasi terkait pencegahan pengendaliannya. Kami mau mengajak Dinas Pendidikan, termasuk perguruan tinggi dan ponpes. Kami juga memperluas layanan. Dari PDP untuk bisa optimum dan testing,” tutupnya. (ian/aim)