Perkiraan Uang Rp 4,2 Miliar Berputar
MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Festival kerakyatan mampu menyedot animo publik luar biasa. Salah satunya adalah rangkaian Festival Bantengan Nuswantara yang puncaknya dihelat pada Minggu 6 Agustus 2023 dari pukul 08.00-23.00 WIB, menyedot animo publik luar biasa. Rute sepanjang lima kilometer dari Stadion Brantas, Alun alun, sampai Pendopo Wali Kota Batu yang dirancang menjadi arena atraksi para kontingen penuh sesak para pengunjung.
Mereka berbaur di tepi jalan, mulai dari anak sampai dewasa, saling berjubel menikmati hiburan rakyat, berupa ekspresi kebudayaan khas masyarakat agraris yang berakar dari pencak silat yakni seni Bantengan.
Salah satu dampak langsung yang bisa terekam dari animo publik tersebut ialah terciptanya sirkulasi ekonomi diantara para pengunjung sebagai penonton, pedagang permanen di sepanjang rute dan pedagang kaki lima, serta rombongan seniman Bantengan per kontingen.
Berdasar pengamatan yang telah dilakukan Mukhlis Ndoyo, relawan Bantengan Nuswantara menyampaikan, dengan rute perjalanan konvoi sepanjang 5 kilometer. Dengan asumsi keberadaan per 1 orang penonton memakan rentang per 1,5 meter maka bisa dilakukan perhitungan dengan hasil satu deret panjang 5000 meter sebanyak 3.333 orang.
“Realita di lapangan pengunjung saling berhadapan di dua sisi jalan dan terdapat rata-rata dua baris, maka terdapat 4 baris depan belakang. Hasilnya terdapat 3.333 orang dikalikan 4 shaf yakni 13.332 orang pengunjung baik penonton maupun pedagang,” ungkap Mukhlis.
Apabila digunakan pendekatan asumsi terendah, bahwa setiap orang yang hadir belanja nominal Rp 100 ribu per 8 jam, dan pelaksanaan Puncak Festival Bantengan diselenggarakan selama 15 jam, maka bisa disebut bahwa setiap jiwa yang hadir rata-rata merogoh koceknya hingga Rp 200 ribu. “Sehingga perputaran uang di satu hari kemarin dengan kehadiran 13.332 orang sebesar Rp 2,6 miliar. Selanjutnya modal belanja dari para peserta yang banyaknya terdapat 107 kontingen. Tercatat rata-rata pengeluaran yang harus dibelanjakan ialah sebesar Rp 15 juta,” bebernya.
Pengeluaran tersebut untuk kebutuhan sewa kendaraan, peralatan, aksesoris, belanja uborampe, konsumsi dan lainnya. Perkalian dari data dasar tersebut menghasilkan nominal Rp 1,6 miliar. “Dengan begitu pada puncak trance festival 15 Tahun Gebyar Bantengan Nuswantara yang menyedot perhatian 13.332 orang pengunjung, serta keterlibatan 107 kontingen dari lintas daerah Jawa Timur berdampak pada berputarnya uang senilai Rp 4,2 miliar. Bahkan hitungan itu tidak sampai hitungan hari (15 jam pelaksanaan) di Kota Batu,” ungkapnya.
Interaksi jual beli yang terjadi dengan kecepatan transaksi yang signifikan selama pelaksanaan festival Bantengan Nuswantara, lanjut dia, merupakan fenomena yang dapat mendorong pemerataan ekonomi. Serta menjadi langkah pencegahan terhadap inflasi dalam satu kawasan inti, yakni Kota Batu.
“Terlebih saat ini ekosistem global sedang gencar membahas Keberlanjutan (Sustainibility). Festival kerakyatan ini menjadi bagian dari pariwisata berbasis budaya (Cultural Tourism) atau jenis kegiatan pariwisata yang terbukti bertahan dalam jangka panjang, lestari, sekaligus mensejahterakan warganya,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Kota Batu Nurochman mendorong agar eksekutif dan legislatif mendukung penuh kegiatan yang berkonsep kerakyatan. Pasalnya kegiatan tersebut sangat berdampak dam dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kami akan dukung penuh setiap kegiatan kerakyatan di Kota Batu. Contoh seperti Bantengan Nuswantara yang mampu menarik pengunjung dan wisatawan memenuhi jalan sepanjang rute kegiatan. Hal tersebut tentunya sangat berdampak bagi ribuan pedagang asongan yang artinya mempu menggerakkan perekonomian masyarakat,” pungkasnya. (eri/udi)