MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Momen hidupnya kembali seni tradisional asli Indonesia, mulai mencuat di Kota Malang. Melalui gelaran Festival Seni Tradisi yang didukung oleh Kementerian Kebudayaan melalui program Dana Indonesiana menjadi bukti bahwa budaya Indonesia tak lekang zaman dan kembali menarik minat masyarakat dalam kegiatan di Taman Krida Budaya Jawa Timur (TKBJ) Kota Malang, Sabtu (22/2).
Acara yang digelar selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu, 22-23 Februari 2025. Berbagai penampilan seni, mulai dari seni Reog Ponorogo, Jaranan, Gamelan Sawunggaling Unesa, hingga Ludruk Malang turut memeriahkan agenda tersebut.
Ketua Museum Musik Indonesia (MMI) Ratna Sakti Wulandari menekankan pentingnya mengenalkan kembali seni tradisi kepada generasi muda. “Budaya kita sangat kaya. Mengapa tidak kita gabungkan dan kembangkan? Gamelan, ludruk, tari topeng—semua ini adalah warisan yang harus kita lestarikan. Jangan sampai anak muda lebih mengenal budaya luar seperti K-Pop dibandingkan seni tradisional kita sendiri,” ujarnya kepada Malang Posco Media.

Festival ini menjadi wadah bagi berbagai sanggar seni untuk menunjukkan eksistensinya. “Topeng Malangan mulai banyak berkembang, sanggar-sanggar tari dan karawitan juga semakin aktif. Ludruk sempat mengalami penurunan, tapi kini ada yang tetap mempertahankan gaya klasik dan ada juga yang mengembangkan versi kontemporer,” tambah perempuan yang akrab disapa Nana, ini.
Selain pertunjukan seni, festival ini juga mengadakan diskusi dan workshop yang melibatkan pelaku seni, akademisi, dan masyarakat umum. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap seni tradisional, serta mencari cara agar seni tersebut dapat terus relevan di era modern.

Nana berharap melalui kegiatan ini, generasi muda dapat lebih mengenal dan mencintai budaya lokal. “Dengan memahami akar budaya sendiri, kita dapat membentuk karakter bangsa yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing. Semua budaya di Indonesia ini mayoritas menggunakan musik, oleh sebab itu MMI tidak terkotak terhadap musik murni, melainkan turut menjaga warisan buday dengan musik ini,” tegasnya.
Nana juga menekankan bahwa pelestarian budaya tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. “Kolaborasi antara pemerintah, komunitas seni, dan masyarakat luas sangat diperlukan. Dengan bekerja sama, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya ini tidak hanya dikenal, tetapi juga diapresiasi dan dilestarikan oleh generasi mendatang,” ujarnya.
Festival Seni Tradisi ini merupakan kali pertama digelar di Kota Malang dan diharapkan bisa menjadi agenda rutin setiap dua tahun sekali. “Melalui festival ini, kami ingin menginspirasi lebih banyak orang untuk mencintai budaya sendiri. Jika budaya kita terus berkembang, maka identitas bangsa akan semakin kuat,” tutupnya.
Dengan adanya festival semacam ini, diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih mengenal, mencintai, dan melestarikan seni tradisional Indonesia. Pelestarian budaya adalah kunci untuk menjaga identitas dan jati diri bangsa di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.
Nana sendiri telah menjabat sebagai Ketua MMI sejak Maret 2023, menggantikan Hengki Herwanto yang memimpin selama hampir 14 tahun.
Kota Malang sendiri memiliki lebih dari 50 agenda acara budaya setiap tahunnya, yang menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap pelestarian seni tradisional.
Museum Musik Indonesia, di bawah kepemimpinannya, juga aktif dalam berbagai kegiatan pelestarian budaya. Pada Oktober 2024, MMI meluncurkan buku bertajuk ‘Lady in Melody’ yang berisi 10 daftar musisi perempuan terbaik Indonesia versi MMI. Buku ini bertujuan untuk mengangkat peran dan kontribusi perempuan dalam industri musik Indonesia. (rex/nug)