Thursday, August 21, 2025

FGD Tandai Pelaksanaan K3B III, Tampung Aspirasi, Saran dan Masukan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Dewan Kesenian Kota Batu bersama Dinas Pariwisata Kota Batu mulai menggelar Kongres Kebudayaan Kota Batu III (K3B III) Tahun 2025. Dalam kongres yang mengangkat tema Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Sebagai Dasar Akselerasi Pemajuan Kebudayaan Kota Batu mulai 19-26 Agustus dengan membahas beberapa hal penting dalam pemajuan kebudayaan di Kota Batu.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto mengatakan bahwa sesuai dengan amanat Undang-undang No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan bahwa pemajuan Kebudayaan harus semua pihak harus mengupayakan bersama. Bukan hanya tugas pemerintah saja, akan tetapi semua element masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam upaya pemajuan kebudayaan khususnya di Kota Batu.

“Salah satu upaya kita bersama adalah dilaksanakannya Kongres Kebudayaan ke 3 tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan selain sebagai upaya pemajuan kebudayaan juga untuk menggali isu-isu penting terkait budaya hingga menjadi sebuah solusi bahkan rekomendasi yang nantinya menjadi referensi kita semua sebagai modal untuk pembangunan kebudayaan Kota Batu,” ujar Onny kepada Malang Posco Media, Rabu (20/8) kemarin.

Dalam pelaksanannya Kongres Kebudayaan akan dilaksanakan mulai hari ini diawali dengan FGD pada 19-20 Agustus. Kemudian tanggal 25-26 Agustus 2025, dimana pada tanggal 26 Agustus 2025 pada acara Malam Puncak akan dibacakan hasil rekomendasi kongres Kebudayaan. “Untuk itu, mari pergunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya berikan aspirasi, saran, masukan, dan ide-ide cemerlang guna mendukung visi misi Wali Kota Batu,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DKKB, Sunarto mengatakan bahwa pada Kongres Kebudayaan III bakal membahas 10 objek pemajuan kebudayaan (OPK) yang mengacu pada PPKD dan linear dengan visi misi Wali Kota Batu, serta melanjutkan tiga rekomendasi Kongres Kebudayaan tahun 2023 yang belum terealisasi.

Khusus untuk tiga rekomendasi kongres kebudayaan tahun 2023 yang belum terealisasi akan dibahas kembali nantinya. Karena tiga rekomendasi sangat penting untuk bisa ditindak lanjuti oleh Pemkot Batu agar pemajuan kebudayaan di Kota Batu tidak hanya sebatas jargon. “Pertama kami ingin Pemkot Batu melakukan revitalisasi gedung kesenian Mbatuaji. Karena selama ini masih belum jelas status gedung kesenian tersebut. Apalagi bangunan gedung tersebut sudah rusak parah tapi masih digunakan oleh pelaku seni untuk berlatih,” tegasnya.

Kedua pihaknya akan konsen pada urusan identitas daerah terkait fasad bangunan di sesuaikan dengan identitas kedaerahan. Fasad bangunan adalah bagian depan atau muka bangunan yang biasanya dirancang untuk memberikan kesan estetika dan identitas pada bangunan tersebut.

“Fasad dapat mencakup elemen-elemen seperti dinding depan, jendela, pintu, atap yang terlihat dari depan, dekorasi atau ornamen. Fasad bangunan memiliki beberapa fungsi, antara lain estetika, identitas dan fungsional,” terangnya.

Dalam perancangan fasad, arsitek sering mempertimbangkan faktor-faktor seperti gaya arsitektur, material bangunan, kebutuhan fungsional dan konteks lingkungan sekitar. “Contohnya pagar rumah dinas arsitekturnya bisa di ambil dari peripih Candi Songgoriti. Selain itu bisa juga di setiap desa akan muncul identitasnya masing-masing,” imbuhnya.

Rekomendasi ketiga adalah pangan para pelaku seni dan budaya. Menurutnya hal tersebut merupakan ekosistem seni yang berdampak pada kemajuan kebudayaan dalam mendongkrak perekonomian para pelakunya. (eri/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img