MALANG POSCO MEDIA GROUP – Film Wolf Man merupakan film horor terbaru garapan sutradara Leigh Whannell yang mengangkat kisah satu keluarga yang berusaha bertahan hidup dari teror mencekam manusia serigala.
Film yang juga ditulis oleh Leigh bersama Corbett Tuck ini merupakan versi reboot dari film klasik bertajuk The Wolf Man yang tayang pada tahun 1941.
Film itu berkisah tentang seorang anak kecil bernama Blake (diperankan Christoper Abbott) yang tinggal bersama ayahnya, seorang mantan tentara bernama Grady, di wilayah hutan Oregon, Amerika Serikat. Blake dan ayahnya rutin berburu setiap hari ke hutan.
Namun pada suatu hari, mereka bertemu dengan makhluk misterius di tengah hutan. Sosok yang mereka kira merupakan hewan buas ternyata adalah makhluk misterius yang berdiri tegak namun sekujur tubuhnya dipenuhi bulu.
Makhluk itu menyadari keberadaan Blake dan ayahnya dan kemudian menyerang mereka. Beruntung, pada akhirnya mereka masih selamat dari kematian.
Waktu berpindah beberapa tahun kemudian di masa ketikai Blake telah berkeluarga dan dikaruniai seorang putri bernama Ginger (diperankan Matilda Firth) yang sangat ia sayangi.
Akan tetapi, hubungan Blake dengan istrinya, Charlotte (diperankan Julia Garner) sedang berada di ujung tanduk. Charlotte yang terlalu sibuk mengurus pekerjaannya sebagai jurnalis membuat hubungan dengan keluarganya kurang harmonis.
Suatu hari, Blake mendapat kabar bahwa ayahnya dinyatakan meninggal dunia. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Oregon untuk membawa barang-barang peninggalan ayahnya sekaligus mengajak keluarganya untuk jalan-jalan.
Meski sempat diawali dengan keraguan untuk meninggalkan pekerjaannya, Charlotte menerima ajakan Blake ikut ke Oregon sebagai upaya untuk memperbaiki rumah tangga mereka.
Blake dan keluarganya pun berangkat ke Oregon dengan rasa gembira dengan harapan perjalanan dan liburan mereka di sana nanti akan menyenangkan. Semua berjalan normal hingga mereka tiba di hutan tempat Blake dan ayahnya dulu tinggal.
Kejanggalan bahkan sudah nampak sebelum mereka tiba di rumah Blake ketika sosok misterius tiba-tiba diam di tengah jalan yang mereka lewati. Akibatnya, mobil mereka oleng dan Blake sekeluarga mengalami kecelakaan.
Ternyata musibah yang mereka alami tidak berhenti sampai situ. Tak lama kemudian datang sosok makhluk aneh yang tiba-tiba datang meneror mereka. Ternyata, makhluk tersebut adalah manusia serigala yang sedang memburu Blake dan keluarganya.
Perjalanan ke kampung halaman yang awalnya menyenangkan seketika berubah menjadi mimpi buruk. Blake berusaha keras untuk melindungi keluarganya dari teror manusia serigala yang siap menyerang kapan saja. Namun, di tengah usaha mereka bertahan hidup, Blake menyadari ada yang berbeda dari dalam dirinya.
Film Wolf Man berhasil menyuguhkan atmosfer horor yang mencekam sekaligus mendebarkan dengan menggabungkan berbagai elemen mulai dari visual, efek suara, skoring, hingga sosok manusia serigala itu sendiri yang menjadi unsur utama dalam cerita ini.
Perasaan mendebarkan bahkan sudah dihadirkan film ini sejak bagian pembuka ketika adegan Blake dan ayahnya berburu di hutan dan bertemu dengan manusia serigala.
Film ini tidak sekadar berfokus pada elemen horor untuk membuat penonton ketakutan. Ceritanya juga berusaha menonjolkan sisi emosional terutama dalam hubungan sebuah keluarga di mana ikatan batin Blake dan Ginger juga menjadi sorotan utama dalam film itu.
Pada adegan-adegan menegangkan pun, film ini tetap menyelipkan elemen emosional dengan memperlihatkan perjuangan Blake untuk melindungi anak dan istrinya, serta penggambaran sosok Blake sebagai seorang ayah yang sangat menyayangi keluarganya.
Bagian menarik lain adalah film ini juga menggambarkan visual dan pendengaran dari sudut pandang manusia serigala yang tentu berbeda dari manusia. Penonton dapat merasakan bagaimana penglihatan dan pendengaran hewan nokturnal pada saat adegan diambil dari sudut pandang manusia serigala.
Sayangnya, meskipun sisi kekeluargaan menjadi salah satu unsur utama dalam cerita ini, eksekusinya terasa datar. Ini terlihat dari ikatan emosional antara Blake dan Charlotte tidak tersampaikan dengan baik. Padahal, mereka berdua adalah sepasang suami istri dan dalam cerita mereka saling melindungi satu sama lain namun emosi yang coba disampaikan terasa hambar.
Latar belakang tokoh dalam film ini juga kurang digali. Misalnya, sepanjang film tidak diungkapkan alasan keretakan hubungan rumah tangga Blake dan Charlotte. Penyajian drama keluarga juga serba nanggung yang pada akhirnya juga mempengaruhi penyampaian aspek emosional kepada penonton.
Film itu dibintangi oleh Christopher Abbott yang sebelumnya bermain dalam film “Kraven The Hunter”. Lalu ada aktris pemenang penghargaan film bergengsi Emmy Awards dan Golden Globes Julia Garner. Selain Christopher dan Julia, film ini juga menghadirkan Matilda Firth, Sam Jaeger, dan Ben Prendergast, dan sang sutradara Leigh Whannell yang tampil sebagai cameo.
Skoring film ini dibuat oleh Benjamin Wallfisch dengan sinematografi yang diarahkan oleh Stefan Duscio. Sedangkan pengeditan dan efek visual berada di bawah tanggung jawab Andy Canny. “Wolf Man” digarap oleh rumah produksi Blumhouse Production dan didistribusikan oleh Universal Pictures.
Film tersebut merupakan film yang berhasil memenuhi aspek elemen-elemen horor yang cukup menegangkan dan mencekam sehingga ini menjadi pilihan tontonan bagi penggemar horor. Sayangnya, aspek emosional dalam drama keluarga yang berusaha ditampilkan film ini kurang tersampaikan dengan baik dan terasa hambar.
Apakah keluarga Blake bisa selamat dari teror mencekam manusia serigala? Film tersebut sudah tayang di bioskop.(ntr/jon)