MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Film Es Teh Hangat, Selasa (2/7) tayang perdana. Di Mopic Cinemas, penayangan perdana film ini juga dihadiri para para pemain film tersebut. Tidak terkecuali Bupati Malang, HM Sanusi. Dia ikut menonton film yang diproduksi Paradise Pictures bekerjasama dengan Kawasan Ekonomi Khusus Singhasari dan Pemkab Malang ini.
Dalam film yang disutradarai Mahesa Desaga tersebut, Sanusi berperan sebagai pengemudi jeep yang mengantarkan satu keluarga berwisata di wilayah Singosari. Dia cukup menikmati perannya. Mengenakan topi koboi dan jaket kulit, dia tampil sangat nyentrik.
“Pengalaman pertama. Saya harus latihan berkali-kali sebelum syuting agar mendapatkan gambar yang sempurna,” katanya.
Meskipun semuanya dapat dilalui, namun Sanusi mengaku jika menjadi aktor bukan hal yang mudah. Disinggung dengan pesan yang tersirat dalam film berdurasi 35 menit ini, Sanusi pun mengatakan tentang kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.
“Dalam film ini tergambarkan jelas, bahwa orang tua harus melakukan kontrol terhadap pendidikan dan perkembangan anak-anaknya. Orang tua harus mengarahkan dan memantau terus menerus. Sehingga anak-anak pun tumbuh sebai anak cerdas, dan memiliki dedikasi tinggi. Sehingga tercipta generasi yang lebih baik ke depan,” urainya.
Film ini sendiri menceritakan satu keluarga yang melakukan perjalanan wisata. Sepasang suami istri Hemas yang diperangkan oleh Maria Carolina, Gatot yang diperangkan Leo Zainy dan anaknya Yosan yang diperangkan oleh David Nebukhad, berwisata di wilayah Singosari. Cerita itu dimulai dari kemacetan yang terjadi di Jalan Raya Singosari dan membuat Gatot marah-marah.
Perjalanan mereka yang banyak diwarnai perdebatan dan kejutan, mereka menemukan sudut-sudut indah Kabupaten Malang yang sebelumnya tidak pernah mereka kunjungi. Dan perjalanan wisata ini membawa mereka merenungi makna sebagai keluarga. Dalam film ini, juga menampilkan banyak keindahan alam dan budaya di beberapa destinasi Singosari.
Sementara Produser Film Es Teh Hangat, Vicky Arief mengatakan film ini diproduksi tak lain untuk mempromosikan pariwisata dan budaya lokal yang ada di Kabupaten Malang. Film ini juga sebagai upaya untuk mengembangkan potensi pariwisata lokal dan meningkatkan perekonomian daerah.
“Film ini tercipta dari buah kolaborasi yang apik dengan berbagai pihak,’’ ungkapnya.
Lantaran film ini dibuat untuk meningkatkan potensi pariwisata, Vicky pun berencana akan melakukan roadshow. Dengan konsep layar tancap, film ini akan diputar di desa-desa atau kecamatan-kecamatan di Kabupaten Malang.
“Kami ingin mengajak semua orang terutama warga Kabupaten Malang melihat secara langsung tentang keindahan dan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Malang,” katanya. (ira/mar)