MALANG POSCO MEDIA – Malang menjadi kota kedua untuk acara besar yang digelar oleh Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB). Menonjolkan sisi Malang, menghadirkan pelatihan bahasa isyarat serta teknik pijat Kretek yang disambut antusias oleh masyarakat. Terdapat lebih dari 400 relawan dan masyarakat yang mengikuti acara tersebut.
Ketua Panitia Acara, Benny Wibisono mengatakan agenda dengan tajuk Sambang Dulur Sinau Bareng (SDSB) Malang menjadi tuan rumah kedua setelah sebelumnya sukses di Gelael di Kediri. Selain menghadirkan pelatihan bahasa isyarat juga di kolaborasi kan dengan teknik pijat Kretek yang sedang booming di masyarakat.
“Keduanya sama kalau bahasa isyarat itu untuk melatih masyarakat dan relawan khususnya dalam menghadapi kebencanaan. Karena ketika terjadi bencana, yang paling rawan itu masyarakat tuna rungu,” paparnya.
Dilanjutnya, masyarakat dengan tuna rungu menjadi atensi khusus ketika terjadi bencana dibandingkan dengan lainnya, karena memang penanganannya yang butuh keahlian. Sehingga pelatihan bahasa isyarat untuk memberi bekal kepada masyarakat maupun relawan khususnya ketika terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Kalau disabilitas lainnya itu masih mudah, sementara tuna rungu cukup sulit. Oleh karenanya kita butuh relawan yang memiliki kecakapan dalam bahasa isyarat. Itulah yang melandasi terselenggaranya agenda hari ini,” imbuhnya.
Sementara untuk teknik pijat Kretek yang diberikan selain bisa digunakan untuk sesama relawan ketika terjadi bencana, juga sekaligus memberikan pembelajaran dan pengalaman yang bisa dimanfaatkan kedepannya.
“Disamping membantu sesama, juga dapat mendatangkan profit melalui pijat Kretek ini. Bisa untuk bekal di kehidupan para relawan ataupun masyarakat. Peserta kali ini datang dari berbagai daerah,” Paparnya.
Wakil Ketua II DPRD Kota Malang, Rimzah turut mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia pun berharap sosialisasi seperti itu bisa diteruskan dengan jangkauan masyarakat yang lebih luas sehingga dapat dikenal.
“Kami berharap setelah sosialisasi ini selanjutnya bisa lebih digencarkan lagi. Apalagi terkait bahasa isyarat ini, sangar bagus. Setidaknya masyarakat Kota Malang harus mengetahui hal-hal tersebut,” tuturnya.
Adanya pelatihan bahasa isyarat dan teknik pijat Kretek tersebut dapat menambah wawasan baru, bagi relawan khususnya serta masyarakat kota Malang sehingga dapat memaksimalkan apa yang di diperolehnya. (adm/nug)