spot_img
Wednesday, February 5, 2025
spot_img

Gagas Wajah Baru Kayutangan, Bongkar JPO

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Kawasan Kayutangan masih punya potensi besar jadi  magnet wisatawan. Penataan di wilayah tersebut ternyata masih dimungkinkan untuk dilakukan kembali.Salah satunya bongkar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di kawasan Kayutangan.

Hal itu setelah Pemkot Malang  tengah membahas desain konsep baru Kayutangan bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kota Malang.

-Advertisement-

Menariknya, hingga kini sudah separuh jalan pembahasan itu berlangsung. Ternyata jika mengacu dari desain yang diusulkan, ada beberapa hal yang berbeda dari yang sudah ada. Misalnya seperti desain lampu yang berbeda, trotoar yang lebih lebar, adanya penambahan bollard atau bangku, hingga tidak adanya lokomotif lori maupun bilik telepon seperti di Kayutangan saat ini. 

Oleh karena banyak elemen yang diusulkan berubah, Ketua IAI Wilayah Malang Armudya Indra Permana bahkan tidak segan menyebut desain konsep ini membuat wajah baru Kayutangan.

“Saya bilang bisa disebut wajah baru, karena banyak elemen yang menurut kami krusial di situ yang akan kami re-desain. Terus yang paling kelihatan di sana, tidak ada parkir, bersih dari parkir. Itu dibikinkan kantong sendiri di zona satu atau zona dua,” ungkap Indra, sapaannya, Kamis (16/1) kemarin.

Adanya desain konsep baru Kayutangan ini bermula dari hadirnya kantong parkir baru di Kayutangan. Tepatnya di gedung eks Bank Mandiri Syariah. Saat itu, Indra mengira bangunan cagar budaya itu bakal dibongkar untuk keperluan parkir, padahal bangunan tersebut adalah bangunan bernilai sejarah. Sehingga ia pun kemudian melakukan audiensi bersama Pemkot Malang.

Dari situ, IAI kemudian diminta oleh Pemkot Malang untuk membantu membuat re-desain atau desain konsep baru bangunan parkir tersebut, termasuk juga untuk desain konsep baru Kayutangan dari sisi perencanaan pengembangan desain arsitekturnya. Selain itu, IAI juga diminta untuk re-desain Pasar Besar Malang

Berdasarkan diskusi dengan Pemkot Malang, beserta sejumlah pihak lain seperti Pokdarwis Kayutangan, Pemerhati Sejarah, TACB, hingga masyarakat setempat, konsep besar desain konsep baru Kayutangan ini adalah menjadikan kawasan Kayutangan sebagai kawasan destinasi wisata unggulan di Kota Malang.

Sehingga banyak hal yang harus ditingkatkan dari yang sudah ada di Kayutangan. Yang pertama yakni meningkatkan kualitas Kayutangan sebagai ruang publik, lalu perbaikan fisik infrastruktur Kayutangan, hingga menggali potensi sosial yang ada di masyarakat dari Kayutangan.

“Kami ingin desain yang kami buat di Kayutangan itu punya nilai sejarah sebagai identitas dan dasar pengembangan kawasannya. Sehingga Kayutangan itu nanti, elemen elemen di Kayutangan itu mengakar, mewujudkan kawasan berbasis sejarah di Kota Malang,” terangnya.

“Sehingga akhirnya kami merasa perlu ada hal-hal yang kami ganti, karena kami ingin punya keterikatan sejarah. Sehingga apa yang didesain di Kayutangan, bisa menjadi identitas dan dasar pengembangan,” sambungnya.

Salah satu contohnya, adalah pihaknya menambah dan melengkapi fasilitas dan aksesibilitas yang ada di koridor Kayutangan, seperti akses penyandang disabilitas. Lalu, yang masih dalam tahap diskusi, pihaknya mengusulkan adanya pelebaran trotoar atau pedestarian agar wisatawan dan masyarakat bisa lebih nyaman.

Selain itu juga dilengkapi dengan elemen street furniture, seperti lampu hias, bangku, bollard, hingga fasilitas untuk sepeda.

“Yang kelihatan mencolok, kami mengusulkan elemen seperti lampu yang menurut kami tidak terikat sejarah, barangkali bisa diganti. Kemudian kami mengusulkan yang tidak ada kaitan sejarah, misalnya lori atau box telepon itu bisa di-takeout dari Kayutangan. Kemudian JPO yang menurut kami menghalangi visual ke arah gereja, barangkali bisa diubah atau diganti,” sebut Indra.

Kemudian, lanjut Indra, dalam desain konsep baru yang diusulkan pihaknya, zona satu Kayutangan bakal dioptimasi.  Yakni dari Avia hingga persimpangan Rajabally. Di zona satu itu, pihaknya mengusulkan penambahan toko merchandise, penambahan penanda informasi untuk kampung wisata, ditambahkan space untuk seniman, serta penambahan street furniture seperti bangku, bollard, dan lain sebagainya.

“Kami juga mengusulkan ke Pemkot berupa penambahan kantong parkir. Sekarang sudah ada, next ada tambahan kantong parkir lagi di zona satu atau zona dua. Sehingga pengunjung bisa rata, tidak hanya di eks Bank Mandiri, tapi terpecah dan lebih mudah mengakses Kayutangan. Yang jelas kami ingin kayutangan lebih baik lagi dan tidak lepas cerita sejarah dulu,” sebut dia.

Indra mengatakan, desain konsep baru ini masih terus berproses dan terus meminta masukan dari seluruh pihak yang terkait.

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan menjelaskan bahwa adanya desain konsep baru ini merupakan aspirasi dari masyarakat yang berharap masih perlu adanya penataan di Kayutangan. Maka, setelah tersedianya kantong parkir di Kayutangan kemarin, Iwan meminta bantuan IAI untuk membuat desain konsep Kayutangan yang paling ideal.

Sampai saat ini, pembahasannya sudah dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dan masih terbuka untuk perubahan atau perbaikan desain konsepnya. Beragam masukan yang telah disampaikan selama pembahasan tersebut, Iwan meminta agar IAI bisa memperbaiki dan menyesuaikan konsep desain ini sesuai dengan masukan dari forum pembahasan tersebut.

“Setelah diperbaiki, nanti kami bahas lagi. Semoga sebelum saya berakhir (masa jabatan), ada satu konsep yang disusun oleh orang Malang, masukan dari orang Malang, yang nanti saya tanda tangani atau saya terima, lalu saya serahkan ke Walikota terpilih. Ini satu bentuk proses desain kayutangan berdasarkan penyusunan IAI dengan masukan seluruh stakeholder,” terang Iwan.

Dari pihaknya sendiri menginginkan agar penataan Kayutangan ini tidak hanya berfokus di sisi selatan atau zona tiga saja. Tapi semua zona, baik zona satu, zona dua maupun zona tiga. Sehingga penataan Kayutangan tidak hanya dirasakan oleh sisi sebelah selatan saja.

Terkait sejumlah elemen atau beragam hal yang perlu dihilangkan atau diubah, Iwan menjelaskan hal itu masih terus berproses melalui diskusi bersama. Namun misalnya kesepakatan forum, baik dari masyarakat, Pokdarwis, pemerhati sejarah, hingga TACB telah menentukan adanya perubahan, maka semua pihak harus siap dengan hal tersebut. Diskusi atau kajian ini perlu didorong agar desain baru Kayutangan nanti bisa ideal.

“Kalau lainnya dibongkar, elemen lain tidak sesuai, menurut saya nanggung. Karena ini konsep, maka harus se-ideal mungkin. Belum bicara bongkar lampu ya. Kalau usulan kemarin, jembatan pun dibongkar. Maka, konsep ini harus ideal dulu,” tegas Iwan.

Desain baru ini ditegaskan Iwan bisa diterapkan atau dilakukan perubahan di Kayutangan, tapi bisa juga tidak diterapkan atau tetap seperti saat ini. Adanya desain baru Kayutangan ini tidak termasuk dalam program prioritasnya, sehingga pihaknya hanya mengakomodir adanya CSR dari IAI sehingga apabila pemerintahan kedepan ingin ada pengembangan, sudah tidak perlu keluar biaya lagi.

“Itu yang nanti saya serahkan ke wali kota terpilih. Eksekusinya, tahapannya, saya serahkan. Ada konsep itu, tentu sangat membantu. Diubah 100 persen, 50 persen, 20 persen, itu hak-nya wali kota terpilih,” pungkasnya. (ian/van)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img