Wantimpres Siap Beri Masukan Presiden
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10) malam lalu menjadi atensi khusus Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Anggota Wantimpres, Soekarwo datang ke Stadion Kanjuruhan didampingi jajaran Pemkab Malang untuk ikut ambil bagian menelisik lebih jauh kondisi lapangan, Kamis (6/10) kemarin.
Peninjauan itu sebagai bahan rekomendasi khsusus terkait tragedi yang melahirkan korban jiwa agar tidak terulang di kemudian hari. Apalagi tragedi itu menewaskan suporter dan anggota kepolisian. “Kita ingin lihat di lapangan seperti apa. Kasus ini kasus besar dan internasional, cari satu solusi,” kata Soekarwo saat ditemui di Stadion Kanjuruhan.
Pakde Karwo, begitu biasa disapa, sangat prihatin atas tragedi Kanjuruhan. Apalagi korban meninggal dunia sedikitnya 131 orang. Terkait dengan rekomendasi yang akan disampaikan ke presiden, menurut Soekarwo merupakan data primer. Ia menegaskan bahwa kasus ini harus ditangani dengan terang dan seadil-adilnya.
“Diminta atau tidak diminta, kami itu harus berikan masukan kepada Presiden. Salah satu yang kami kerjakan adalah untuk data primer di lapangan seperti apa. Itu tugas kami. Tentang materinya, beda dengan lembaga lain. Yang akan diajukan, tidak boleh dipublikasi,” tambahnya.
Ditanya mengenai gas air mata, Soekarwo tidak menanggapi secara gamblang. “Karena itu materi yang sifatnya bahan kami yang ditanyakan tidak bisa kami jawab. Jika itu disampaikan Kapolri boleh, kami ada pertimbangan tersendiri untuk rekomendasi,”jelasnya.
“Ini (rivalitas) sudah lama. Sejak saya masih gubernur sudah ada. Tapi, kenapa sekarang sampai harus jatuh korban sebanyak itu. Benar-benar ini tragedi kemanusiaan. Saya ucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya untuk seluruh korban. Baik yang meninggal dunia dan luka-luka,” kata mantan Gubernur Jatim ini.
Sementara itu, Bupati Malang M Sanusi mendampingi Pakde Karwo, menyampaikan data terkini untuk korban tragedi Kanjuruhan keseluruhan berjumlah 131 orang. Sementara yang tercatat warga Kabupaten Malang bertambah. Dari semula 68 orang menjadi 70 orang. “Total 70 meninggal dunia warga Kabupaten Malang, luka berat sekitar 300-an. Tapi di RS tinggal delapan orang. Semua pembiayaan ditanggung Pemkab,” ungkapnya. (tyo/bua)