MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dewan Jamu Indonesia menggelar Seminar Nasional dan Expo Jamu di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Rabu (13/9). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI) Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A melalui kanal zoom meeting. Turut hadir para pakar dan peneliti jamu yang menjadi pemateri di seminar ini.
Antara lain Ketua Dewan Jamu dr. Daniel Tjen, Sp.S., Prof. Mikio Nishizawa selalu tamu pembicara dari luar negeri, CEO Rumah Atsiri Paulus Mintarga, Peneliti Jamu UB Prof. Elok Zubaidah, dan Peneliti Jamu UNAIR Prof. Sukardiman.
Ketua Panitia, Prof. Dr. Ir. M. Sasmito Djati, MS mengatakan kegiatan ini sebagai upaya sinkronisasi perjamuan di Indonesia. Sehingga masyarakat tidak menganggap jamu sebagai produk yang biasa saja, tetapi ada hubungan erat dengan kesehatan dari sisi obat herbal.
Dan menurutnya, kesembuhan seseorang dari penyakit tidak hanya tentang Scientific materialism. Tetapi ada petunjuk dan Rahmat Tuhan yang spirit itu ada pada penggunaan atau mengkonsumsi jamu.
“Kami punya ukuran kebenaran yang berbeda untuk memikirkan dan memecahkan permasalahan bangsa ini melalui kearifan lokal dan budaya,” ucapnya.
Hingga hari ini, kata dia, Jamu belum terlindungi dengan baik. Baik dalam kebijakan, dan lain-lain. Karena itu, perlu adanya kerjasama pentahelix, yang melibatkan pemerintah, akademisi, industri dan media. “Semua harus terlibat maka kami meminta agar gubernur bisa jadi penasehat kita. Karena tujuan kami ingin menduniakan dan mensejahterakan jamu,” ungkapnya.
Wakil Rektor UB Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng.D.Sc., sangat mengapresiasi inisiatif dari Dewan Jamu ini. Menurutnya jamu termasuk program strategis untuk ikut mengglobalkan UB. Dengan jamu ada upaya untuk mengangkat kearifan lokal dan menunjukan pada dunia kemuliaan Indonesia. “Terima Kasih kepada Dewan Jamu atas kerjasama dan kerja kerasnya yang penuh integritas,” kata dia.
Sementara itu, dalam sambutannya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI) Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A mengatakan, Indonesia menunggu penetapan jamu sebagai warisan budaya dunia tak benda unesco. Sidang penetapannya akan dilaksanakan November mendatang.
“Kolaborasi dan sinergi yang kuat antara bisnis, pemerintah, asosiasi, komunitas, media, dan akademisi akan memperkuat performa Jamu ini. Maka kami berharap, supaya jamu bukan hanya wadah, tapi juga implementasi dan eksekusi. Jamu harus berinovasi mengikuti tren terkini,” ucapnya.
Dia menyampaikan, Kementerian siap mendukung dengan inovasi dan upaya yang strategis. Kerjasama dan sinergi menjadi keniscayaan dengan strategi Kemenparekraf, yakni gerap cepat (Gercep), gerak bersama (Geber) dan garap semua potensi lapangan usaha (Gaspol). (imm)