MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menggandeng Harian Malang Posco Media, SMPN 1 Lawang menggelar diklat jurnalistik di aula sekolah itu, Senin (30/9). Mengusung tema Menulis Untuk Bangsa, Membaca Untuk Dunia, kegiatan ini diikuti oleh 250 siswa, dari kelas 7, 8 dan 9.
Kepala SMPN 1 Lawang Edi Yuswantono mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menambah ilmu untuk para siswa. Lantaran itu, Edi berharap seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan ini. Terutama bagi mereka yang memiliki talenta di bidang jurnalistik.
“Kegiatan ini sayang untuk dilewatkan menjadi ajang untuk belajar. Siswa bisa memanfaatkan moment ini menimba ilmu, ” kata Edi. Dia mengatakan tidak, semua orang bisa mendapat moment untuk mengikuti diklat jurnalistik.
Lantaran itu, dia meminta seluruh siswa yang menjadi peserta diklat, mengikuti dengan serius.
Edi juga menguraikan lantaran sangat bermanfaat pihaknya pun berharap diklat jurnalistik ini digelar secara rutin. Dengan demikian, para siswa mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
“Kalau hari ini, kelas 7,8 dan 9.tahun depan bisa kelas 7,8 saja. Kelas 8 karena sudah pernah ikut diklat, dia bisa memperoleh diklat lanjutan denvan materi yang lain pula,” ucapnya.
Diklat Jurnalistik kerjasama SMPN 1 Lawang dan Malang Posco Media ditandai dengan penandatanganan nota kerjasama. Kepala Sekolah juga memberikan cinderamata kepada Direktur Malang Posco Media, Hari Santoso dan Pemred Malang Posco Media Muhaimin.
Sementara materi jurnalistik disampaikan langsung oleh Pemred Malang Posco Media Muhaimin. Orang nomor satu di redaksi Malang Posco Media ini memulai materinya terkait perbedaan pers dan medsos.
Dengan kalimat yang sangat dipahami siswa, Muhaimin menjelaskan produk berita dan produk medsos.
Dia memulai dengan produk jurnalistik adalah berita,
Sedangkan produk medsos sifatnya adalah info.
“Contohnya seseorang mengupload sebuah kejadian, dengan caption kejadian tersebit tanpa ditambah dengan keterangan lain. Ini sifatnya informasi bukan berita, ” kata Muhaimin.
Sementara berita menurut Muhaimin selain informasi, tapi juga memuat keterangan-keterangan yang mendukung kejadian tersebut.
“Produk jurnalistik dimuat di media cetak, media online, TV dan Radio, ” Tambah Muhaimin. Sementara produk medsos diupload melalui media sosial.
” Cara kerja kami memiliki standarisasi. Kami bekerja banyak aturan, banyak pagarnya. Jika dilanggar aturan itu ada risiko hukum yg harus kita hadapi,” Ungkap Gus Aim begitu sapaannya.
Prmberian materi oleh Muhaimin disampaikan secara gamblang. Hal ini juga yang membuat peserta sangat bersemangat. Terlebih ada dialog aktif disampaikan oleh Muhaimin. Yaitu mengajak mereka untuk tanya jawab.
“Usia anak-anak itu berapa?,” tanya Muhaimin. Hampir semua pun menjawab dengan beragam jawabannya.
Mereka yang jawabannys benar pun mendapatkan hadiah yang sudah disediakan. Dalam materi yang, disampaikan Muhaimin juga mengajak siswa untuk memperbanyak literasi dan rajin membaca. Menurut dia penulis yang baik adalah pembaca yang baik. (Ira/mar)