MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Gagal mendapatkan poin penuh di laga ketiga Arema FC kala melawan PSS Sleman, Jumat (5/8) malam, kritikan tajam kembali mengarah kepada Pelatih Eduardo Almeida.
Suporter lagi-lagi meneriakkan nyanyian ‘Ganti Pelatih’ jelang laga berakhir, selain nyanyian ‘Maine Kurang Sangar’ yang kini bagaikan menu yang selalu tersaji di Stadion Kanjuruhan.
Terutama saat Tim Singo Edan gagal menang di sebuah pertandingan. Hanya saja dalam laga kemarin, nyanyian tersebut bertahan sampai menit 85. Baru ketika lima menit terakhir lagu normal, chant ‘Maine Kurang Sangar’ disuarakan Aremania. Mulai dari tribun skor hingga tribun selatan.
Pemain terlihat berupaya keras meredam nyanyian tersebut. Bahkan, saat injury time, giliran Eduardo Almeida yang jadi sasaran. Chant ‘Ganti Pelatih’ yang akhirnya terdengar. Hanya saja, sampai peluit panjang ditiup wasit, tak ada gol tercipta. Skor pun bertahan 0-0.
“Ganti-ganti ganti pelatih, ganti pelatih sekarang juga,” teriak Aremania ketika menyanyikan chant tersebut.
Sempat terhenti sejenak ketika laga berakhir dan pemain berdiri di tengah lapangan dan bersama menyanyikan lagu Selalu Setia. Namun, chant Ganti Pelatih kembali terdengar saat seluruh penggawa tim berkeliling menyapa suporter. Terutama saat di tribun timur.
Menanggapi hal tersebut, Almeida tetap cuek. Dia santai dengan teriakan Aremania. “Saya tak bisa berkomentar tentang hal itu,” tegas dia di akhir pertandingan.
Sementara itu, Aremania Kanjuruhan, Awank Karta menyatakan bila nyanyian itu seolah jadi menu yang tak bisa dihindarkan saat Arema FC gagal menang. “Kalau mau juara, ya performa harus diperbaiki. Entah itu diperbaiki melalui taktikal atau secara kualitas pelatih,” paparnya.
Menurutnya, komposisi tim sejatinya skuad Arema FC cukup merata. Akan tetapi, tak cukup pemain bagus saja untuk memenangkan laga. “Kalau bicara ganti pelatih, keputusan tentu di tangan manajemen. Tapi, nyanyian nawak-nawak itu juga tidak salah ketika mereka kecewa dengan hasil laga,” tandasnya. (ley.bua)
