MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Gate 13 atau gerbang 13 menjadi salah satu pintu maut, tempat bergelimpangannya korban tragedi Kanjuruhan. Pintu di sisi selatan Stadion Kanjuruhan ini sekarang banyak didatangi warga untuk tabur bunga dan doa bersama. Baik Aremania maupun masyarakat umum mendatangi pintu ini untuk mendoakan korban meninggal, Rabu (5/10) kemarin.
Meski sempat tertahan sekitar satu jam lebih, karena kehadiran Presiden Joko Widodo ke Stadion Kanjuruhan, mereka tetap berbondong-bondong menuju gate 13. “Setiap hari banyak berdatangan untuk tabur bunga dan doa bersama di depan pintu gate 13,” ungkap Awang, pedagang di Ruko Kanjuruhan.
Sementara itu, Dirham (17) yang turut hadir untuk tabur bunga dan doa bersama di gate 13, mengatakan bahwa salah satu rekannya turut menjadi korban meninggal dunia dalam peristiwa memilukan itu.
“Saya bersama teman-teman datang kesini, ada satu teman yang meninggal. Ini kami doa bersama untuk dia, dan semua korban yang meninggal dalam peristiwa itu,” katanya. Dirham menceritakan kejadian yang dialaminya, saat itu tidak disangka bahwa aparat keamanan akan menembakan gas air mata ke arah tribun gate 13 yang tertutup.
“Saya tidak mengira kalau mau menembak ke arah tribun. Saya kira mau nembak gas air mata ke bawah (area sentel ban). Ya akhirnya sama teman-teman berpencar untuk menyelamatkan diri,” jelasnya.
Menurut Dirham, suporter yang turun ke lapangan saat itu sebenarnya ingin memeluk pemain, dan bertanya kenapa tim kebanggaannya bisa kalah. “Saya pikir saat itu enggak rusuh, suporter ini ingin memeluk pemain. Mungkin aparatnya salah sangka,” tegasnya.
Dirham berharap, agar peristiwa itu dapat diusut tuntas dan kedepannya aparat keamanan bisa lebih berperikemanusiaan. Hal tersebut merujuk pada video yang beredar di media sosial, yang memperlihatkan aparat menendang suporter yang sedang berjalan. (tyo/bua)