spot_img
Saturday, October 5, 2024
spot_img

Gedung Pencakar Langit Jadi Layar, Hidangan Dimasak 40 Chef Terkenal

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Melihat Venue Makan Malam Delegasi KTT ke 43 ASEAN di Hutan Kota GBK

Pemerintah  menunjukkan kekayaan Indonesia di arena KTT ke 43 ASEAN, 5-7 September 203 di Jakarta. Salah satu contohnya saat gala dinner, Rabu (6/9) malam di Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK) dalam kawasan Kompleks Stadion GBK Senayan. Kekayaan alam, cita rasa makanan dan musik Indonesia ditampilkan.

Makam malam para kepala negara itu bukan makan malam biasa. Disebut gala dinner eksotis. Konsep yang diusung yakni hijau. Hutan buatan yang semula adalah kawasan komersial seluas 4,5 hektare tersebut menjadi kejutan lain dari pelaksanaan KTT ke-43 ASEAN 2023.

Sudah disiapkan sejak beberapa hari terakhir, puluhan pekerja dikerahkan. Misalnya membangun konstruksi kanopi bambu sepanjang beberapa puluh meter berbentuk mirip atap rumah adat suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kanopi ini menjadi penanda pintu masuk menuju lokasi gala dinner. Karpet merah tebal yang masih diselimuti plastik putih digelar tepat di bawah kanopi tersebut untuk menyambut para tamu delegasi.

Memasuki area gala dinner, terlihat sebuah bukit kecil mengitari panggung terbuka. Menyerupai amphitheatre. Bukit kecil lengkap dengan rumput hijau sintetis itu merupakan sebuah konstruksi buatan yang dibangun agar mampu menampung lebih banyak delegasi peserta KTT ke-43 ASEAN 2023. Terdapat akses berupa delapan anak tangga dan jalan melandai khusus untuk penyandang disabilitas untuk mencapai bukit.

Di atas bukit ini telah tersusun puluhan meja bundar yang masing-masing berdiameter sekitar 1,6 meter. Tiap meja dikelilingi delapan kursi abu-abu yang diatur jarak antarkursi sekitar 25-35 sentimeter. Telah tertata pula delapan piring putih besar. Puluhan meja lainnya dengan bentuk persegi panjang disusun di tepian bukit, menghadap tepat ke arah amphitheatre.

Sedangkan di bagian depan panggung terbuka, tersusun belasan meja bundar yang dikelilingi delapan kursi. Di atas meja telah tersaji piring putih. Seluruh meja dan kursi, baik yang berada di bukit kecil maupun di depan panggung terbuka ditutupi plastik khusus.

Sementara itu, panggung terbuka berdimensi sekitar 50 meter x 30 meter menjadi pusat perhatian peserta gala dinner. Di tempat ini disajikan beragam pertunjukan kesenian dan hiburan musik dari sejumlah artis. Tepat di belakang panggung, menjulang belasan gedung pencakar langit yang berdiri di kawasan Bisnis Sudirman. Posisinya  ada di seberang Hutan Kota GBK.

Gedung-gedung tersebut menjadi layar raksasa bagi pertunjukan video mapping selama berjalannya gala dinner. Selain itu, penyelenggara acara menutupi sekeliling pagar Hutan Kota GBK memakai ribuan tanaman rambat raksasa sehingga membuat suasananya seperti mirip sedang berada di tengah hutan.

Aparat kepolisian juga menutup akses Jalan Jenderal Sudirman dari arah Jembatan Semanggi hingga menuju Bundaran Senayan sejak pukul 16.00 WIB hingga berakhirnya acara gala dinner. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak jauh hari telah meminta perusahan-perusahaan yang berkantor di sekitar kawasan Sudirman menggelar Work From Home (WFH) bagi para pekerjanya pada 5-7 September 2023.

Gala dinner pun berlangsung megah. Apalagi permainan cahaya di tengah gedung pencakar langit Ibu Kota. Tak hanya kemegahan acara, kelezatan dan keamanan makanan sangat diperhatikan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan cek langsung persiapannya. Jumat (1/9) lalu.

Selain ditemani Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan sejumlah menteri ditemani Chief Strategy Officer Plataran Group, Anandita Makes Adoe dan Wishnutama Kusubandio. Untuk diketahui, Wishnutama merupakan konseptor acara untuk KTT ke 43 ASEAN 2023. Ia juga pernah dipercaya sebagai konseptor gala dinner KTT G-20 di Jimbaran, Bali pada 14 November 2022.

Koordinator juru masak untuk gala dinner KTT ke-43 ASEAN 2023 Arnold Poernomo pun melakukan pemaparan. Menurut juri lomba memasak terkenal Master Chef Indonesia ini, menu yang disajikan bertema Nusantara  The Forest.

Rangkaian menu terdiri dari hidangan pembuka (appetizer), hidangan utama (main course), dan hidangan penutup (dessert). Menu-menu tersebut di antaranya kepiting andaliman dari Sumatra Utara untuk appetizer dan daging kecap dari Jawa untuk menu utama. Untuk menu penutup, terdapat masakan Nusantara Urban Forest yang disajikan sebagai menu dari Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Arnold menjelaskan, menu bagi para kepala negara ASEAN dan tamu itu bertema Nusantara The Forest yang meramu berbagai jenis masakan dari sejumlah daerah di Indonesia. Dalam daftar menu disebutkan menu pembuka (appetizer) bagi tamu-tamu VVIP yang merupakan kepala negara dan pemimpin organisasi internasional adalah Kepiting Andaliman dari Sumatra Utara. Terdiri dari mud crab salad (salad kepiting), buah semangka, andaliman pepper aioli (saus aioli andaliman), pumpkin seeds (kuaci), dan baby spinach (bayam). Sedangkan untuk tamu-tamu VIP disajikan ASEAN Assiette (“piring” ASEAN) berupa chicken mushroom terrine (ayam jamur dimasak terrine-seperti kornet), bebek betutu tart (tarbebek betutu), beef curry puff (karipap sapi), dan seafood roulade (seafood gulung).

“Kemudian untuk hidangan utama (main course) bagi tamu VVIP berupa daging kecap dari Jawa terdiri dari soy glazed Lampung wagyu cheek (daging pipi sapi masak kecap Lampung), kenikir chimichurri (saus kenikir), kentang, dan kubis brussel,” urainya.

Sedangkan menu serupa untuk VIP adalah nasi campur Nusantara dari Sumatra Barat dan rawon dari Jawa Timur. Sajiannya terdiri dari nasi kemangi, braised beef short rib (iga sapi) dengan kuah rawon, acar timun, sosis ayam, dan sambal ayam pop.

Untuk menu penutup (dessert) disajikan Nusantara Urban Forest (IKN) terdiri dari cokelat, spiced banana (pisang berbumbu), jasmine apple (apel melati), dan matcha moss (saus teh hijau).

Sedangkan untuk peserta gala dinner yang memilih menu vegetarian, disajikan menu pembuka (appetizer) berupa salad semangka dari Sumatra Utara terdiri dari keju ricotta, kuaci, saus mustard, dan daun kale. Menu ini khusus bagi tamu-tamu VVIP. Menu penutupnya sama seperti yang nonvegetarian.

Untuk menu utama versi vegetarian bagi VVIP adalah vichyosse (sup) dari Jawa terdiri dari kentang, kubis brussel, raisin (kismis), cauliflower (bunga kol). Sementara untuk tamu VIP disiapkan nasi campur nusantara dan rawon, seperti pada menu VIP nonvegetarian.

Disiapkan pula menu berisi olahan ikan untuk yang menyukai pescetarian, yakni nasi campur nusantara dan coconut curry (kari santan) yang merupakan masakan Sumatra Barat dan Jawa. Terdiri dari nasi kemangi, gulai seabass, acar timun, jamur saus kelapa, sambal pop, opak, dan minyak daun kari.

Berbagai makanan lezat itu dimasak di tiga dapur utama.  Head of Chef Hutan Kota Plataran Reiyan Trisandra menjelaskan, dapur pertama yakni Dapur A. Dikhususkan  untuk penyiapan hidangan pembuka (appetizer) dan pencuci mulut (dessert) untuk tamu-tamu VIP, yang merupakan anggota delegasi peserta KTT ASEAN.

“Dapur B meracik hidangan utama (main course) untuk tamu-tamu VIP dan VVIP. Sedangkan Dapur memasak hidangan pembuka (appetizer) dan penutup (dessert) bagi para tamu-tamu VVIP yang merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan peserta KTT ASEAN,” jelas Reiyan Trisandra.

Bahan baku untuk memasak seluruhnya sudah disediakan oleh pihak penyelenggara. Semua menu yang akan dihidangkan telah disesuaikan dengan lidah peserta gala dinner. Kru dapur dan para juru masak yang terlibat juga harus mengikuti sejumlah permintaan dari pihak protokoler masing-masing delegasi terkait kebiasaan makan para pemimpin mereka.

“Ada yang pantangan makan daging merah, dan ada pula yang tidak suka makanan terlalu banyak garam. Atau masakannya terlalu berminyak. Begitu pula untuk dessert, ada yang meminta hidangan tanpa gula dan masih banyak permintaan khusus lainnya. Tentu saja pihak dapur harus memenuhi semua itu,” urai Reiyan.

Selain itu, lanjutnya, mereka juga menyiapkan piring-piring keramik putih berlogo burung garuda pada salah satu sisi, dilengkapi sendok dan garpu warna emas untuk pelengkap makan. Penataan meja makan pun menjadi bagian penting dalam gala dinner di mana terdapat puluhan meja bundar berdiameter 1,6 meter yang tiap mejanya dikelilingi oleh delapan kursi besi.

Tiga dapur itu dikelola sejumlah juru masak profesional terkenal. Salah satunya Arnold Poernomo. Ia didaulat sebagai koordinatornya. Arnold pun berkolaborasi dengan Hans Christian, seorang juru masak terkemuka dan pemilik sebuah restoran ternama di Jakarta. Jika Chef Arnold bertindak sebagai koordinator, Chef Christian didapuk sebagai Head Chef Gala Dinner.   

Mereka dibantu oleh sekitar 40 juru masak profesional. Di antaranya Degan Septoadji dan juara Masterchef Indonesia Session 9, Cheryl Gunawan. Selain itu, ada juga beberapa  juru masak muda dan kreatif seperti Anita Susanto, Kesia Putri, Jenny Kinarti, Kresnan Anugerah Iqbal, Freddie Salim, Rully Mandala, Jackson Lee, Hans Kristian, Daniel Edward, Budi Cahyadi, dan Ardika D. Tjandra.

“Ini adalah kolaborasi juru masak tua dan muda. Sebagian dari mereka juga ikut membantu menyiapkan masakan saat gala dinner KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, 9-11 Mei 2023. Tema masakan kita itu Nusantara The Forest dan permintaannya adalah makanan yang disajikan harus mewah, megah, nikmat, enak,” ujar Arnold.

Ia menyebut, ajang KTT ASEAN menjadi panggung bagi para juru masak muda untuk menunjukkan keahlian mereka dalam meramu aneka masakan Indonesia. Arnold menambahkan, mereka turut dibantu hampir 100 asisten juru masak yang sebagian besar adalah mahasiswa jurusan tata boga dari sejumlah perguruan tinggi pariwisata di Jakarta dan sekitarnya.

Sementara itu, Chef Degan menjelaskan, jamuan makan malam menyajikan menu masakan Nusantara yang rasanya telah disesuaikan dengan lidah para undangan. Makanan lezat saja tidak cukup. Para tamu negara dan kehormatan dijamu pertujukan gerak dan lagu.

Penampilan para artis muda berbakat Indonesia itu dibagi atas empat tema besar, setelah dibuka dengan permainan musik petik asal Pulau Rote NTT dan Dira Sugandi yang dengan suara emasnya menyanyikan lagu Mahadaya Cinta.

Tema pertama adalah The Sound of Indonesia yang menggambarkan semangat dan produktivitas, dan ditampilkan secara sempurna melalui pertunjukan perkusi.

Empat tarian tradisional Indonesia, Tari Alu, Tari Lesung, Tari Dol, dan Tari Kipas melengkapi pertunjukan babak pertama. Semua dikemas dalam gerak rancak yang mewakili perayaan dan kebahagiaan musim panen.

Tari yang ditampilkan memang biasanya digunakan untuk menyambut kedatangan tamu, hingga sesuai dengan momen malam itu. Tampilnya empat tarian tersebut menggambarkan bahwa Indonesia sangat gembira dikunjungi oleh semua. Selain itu, ada harapan bahwa semua bisa meniru kekompakan para penari dan pemusik, yang bekerja sama untuk menampilkan keindahan. ASEAN harus bersatu, bersama-sama mencapai tujuan menjadikan kawasan sebagai wilayah yang setara kesejahteraannya.

Tema kedua adalah The Soul of ASEAN. Babak ini adalah perayaan untuk keanekaragaman dan kekayaan warisan budaya dari negara-negara di ASEAN. 100 penari akan menampilkan beragam tarian tradisional secara bersambungan. Harmoni yang ditampilkan mewakili semangat ASEAN mewujudkan “One Vision, One Identity, and One Community.”

The Wave of Tomorrow menjadi tema ketiga, yang menggambarkan kesamaan visi bersama setiap negara anggota ASEAN untuk memanfaatkan penggunaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi guna menjamin visi kolektif kawasan mengenai pembangunan berkelanjutan. (van/lim)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img