Tuesday, March 11, 2025

Gelanggang Politik Bu Nyai

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Kaum ibu masuk gelanggang politik itu biasa. Terpenting punya visi dan misi untuk mengabdi.

Begitulah pendapat Hj Lathifah Shohib. Wanita kelahiran 9 Desember 1959 ini terjun ke politik sejak tahun 2013 lalu. Dia memulai kariernya di politik sebagai anggota DPR RI periode tahun 2014-2019 lalu.

-Advertisement- Satu Harga Tiga Media

Kini Hj Lathifah Shohib siap menjalani karir barunya. Yaitu wakil Bupati Malang periode 2025-2030, bersama dengan HM Sanusi sebagai Bupati Malang.

“Alhamdulillah. Jika tidak ada halangan, kami akan dilantik di bulan Febuari 2025 mendatang,’’ katanya.

Malang Posco Media

Ditemui Malang Posco Media di kediamannya, Bu Nyai, sapaan Hj Lathifah Shohib menceritakan  tentang  kehidupan politiknya.

Dimulai tahun 2013 lalu, Bu Nyai yang kala itu berstatus ASN (guru di SMA Wahid Hasyim) Dinoyo mendapat perintah untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI. Yang mengajak saat itu adalah Ketua LPP PKB tahun 2014.

“Waktu mendapat tawaran itu cukup kaget. Sekalipun saya sendiri hidup itu berdekatan dengan politisi. Keluarga kami rata-rata politisi. Tapi saat diajak bergabung secara langsung, saya sendiri sangat kaget,’’ ungkapnya.

Lathifah menyebutkan Ketua Lembagan Pemenangan Pemilu (LPP) saat itu memilih dirinya karena dia memiliki elektabilitas sangat tinggi.

“Wajar kalau elektabilitas saya tinggi saat itu. Saya adalah guru, yang sudah mengabdi selama  25 tahun mengajar. Saya  Pengurus Muslimat, pernah menjadi Ketua Muslimat di Lowokwaru. Kemudian  masuk jajaran ketua muslimat cabang saya ketua koperasi  Muslimat Malang. Ketua Yayasan Pendidikan Muslimat. Jadi wajar kalau saya populer saat itu,’’ urai Lathifah.

Namun demikain, dia sendiri tidak langsung menerima tawaran itu. Apalagi saat dirinya masuk politik praktis maka  wajib melepaskan  status ASN.

“Ya dilema. Tapi setelah saya berpikir keras, akhirnya saya menerima tawaran itu. Dengan syarat saya di urutan pertama,’’ katanya.  Syarat itu disetujui oleh ketua LPP PKB.

Lathifah  mengaku, dirinya mau dicalonkan sebagai anggota DPR RI dari Dapil Malang Raya karena ingin berjuang. Membantu masyarakat kecil, terutama wanita.

Jadi bukan tanpa misi sewaktu   menerima tawaran nyaleg itu dari LPP. Saat itu ia ingin berjuang. Memperjuangkan hak-hak wanita. Terutama dalam hal kesejahteraan.

“Kalau bukan wanita, lalu siapa yang memperjuangkan hak-hak wanita. Ini yang kami perjuangkan. Kami ingin wanita di Indonesia ini maju, tanpa harus tertindas oleh kaum laki-laki,’’ ucapnya.

Termasuk dirinya. Meskipun di Indonesia politisi laki-laki masih mendominasi, namun dirinya tidak gentar. Sebagai wakil rakyat, dia paham posisinya, dan apa yang akan diperjuangkan.

“Kami datang sebagai utusan partai. Saya mengerjakan apa yang menjadi tugas. Dulu saya  di Komisi X. Tugas-tugas di komisi X ini saya jalankan dengan baik. Saya juga menjadi Panja. Saya belajar membekali diri dengan pengetahuan terkait Panja. Sehingga saat rapat, saya  pun tidak hanya diam, tapi berkontribusi,’’ urainya.

Lathifah  bersyukur, karena di Indonesia perempuan sangat dihargai. Bahkan UU Pilkada memberikan kesempatan perempuan untuk berpolitik. Yaitu partai yang mengikuti Pemilu wajib memenuhi 30 persen kuota perempuan.

 Disinggung dengan berbagi waktu antara keluarga dan karir politik? Lathifah  tersenyum. Dia mengatakan tidak ada masalah dengan pembagian waktunya. “Kebetulan di tahun 2013 saat saya dicalonkan pertama, anak saya terakhir sudah kuliah di semester akhir. Sedangkan kakak-kakanya sudah menikah. Mereka juga mendukung karir saya,’’ katanya.

Saat ini Lathifah mengaku senang, karena Pilkada 2024 lalu dia dan H M Sanusi mendapatkan suara 67 persen. Selangkah lagi  dirinya duduk sebagai Wakil Bupati Malang. “Kalau ditanya aktivitas saat ini ya banyak kesibukan. Saya masih aktif berorganisasi. Sehingga meskipun menunggu saya tidak bosan,’’ pungkasnya. (ira/van)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img