MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat dan Internasional Community Service yang ke-3. Kegiatan ini digelar Rabu (21/12), di Lantai 7 Ruang Seminar KH. Wahab Chasbullah, Gedung Utsman Bin Affan Unisma.
Dihadiri Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si yang membuka secara resmi konferensi nasional. Acara yang diikuti peserta secara hybrid ini mengangkat tema ‘Bersama masyarakat mewujudkan kampung sejahtera mandiri dan berkelanjutan’.
Hadir secara langsung sebagai pemateri di plenary session pertama Dr. Agung Winarno, MM dari Universitas Negeri Malang (UM) dan hadir secara daring Dr. Marzuki Wahid, M.A dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si berharap tugas pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi memberikan dampak yang sangat luas pada pembangunannya bangsa dan negara. “Di pengabdian masyarakat ada aksi nyata. Untuk mendevelop terhadap proses pembelajaran. Apalagi Unisma sudah masuk ke milestone entrepreneur university,” katanya.
Pengabdian kepada masyarakat merupakan implementasi dari hasil riset dosen dan mahasiswa. Di program pengabdian dosen menerapkan hasil pemikiran hebatnya. “Ini adalah hasil pemikiran kreatif dan inovatif,” ungkapnya.
Rektor Unisma menilai konferensi pengabdian kepada masyarakat ke-3 kali ini mendapat respon yang luar biasa dari para akademisi. Karena itu dia berharap konferensi tahun depan bisa meluas hingga skala internasional. “Maka untuk tahun ke-4 kita ekspansi ke internasional. Apalagi Unisma telah memiliki partner lebih dari 130 perguruan tinggi di luar negeri,” ungkapnya.
Prof Maskuri mengimbau agar hasil-hasil riset bisa terus dikembangkan menjadi produk hilirisasi yang memungkinkan untuk dikomersilkan. Unisma sendiri berkomitmen untuk mencapai arah itu. Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama terbesar di Indonesia ini telah memiliki jejaring kuat dengan dunia usaha dan dunia industri. Sinergitas itu menjadi power yang dapat membawa ke arah kemajuan. “Kita tidak harus bergerak sendiri. Tetapi semangat sinergitas yang kita bangun,” ujarnya.
Hasil riset dan pengabdian masyarakat sangat memungkinkan untuk menjadi pusat pengembangan inkubator bisnis. Unisma sebagai entrepreneur university akan mengambil inisiatif untuk berinovasi di bidang tersebut. “Kita akan membuat formulasi yang tepat,” kata rektor.
Abdimas yang dilaksanakan dosen dan mahasiswa Unisma tetap dengan pendekatannya saintifik. Prof Maskuri mengimbau outcome dari konferensi pengabdian masyarakat kali ini dapat menjadi prosiding, HAKI maupun paten.
Sementara itu, Ketua LPPM Unisma Dr. Nour Athiroh, AS., S.Si., M.Kes mengatakan konferensi nasional pengabdian pada masyarakat kali ini diikuti sebanyak 280 peserta. Lebih banyak dari tahun sebelumnya yang sampai jumlahnya 134. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. “Semua peserta akan melaporkan hasil pengabdian mereka melalui konferensi ini. Alhamdulillah selama tiga tahun selalu meningkat jumlah pesertanya. Itu karena jejaring Unisma semakin luas,” ucap Athiroh.
Athiroh menerangkan program pengabdian kepada masyarakat telah terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berbasis Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2022. Program ini telah dilaunching Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi. “Pengabdian ini merupakan hasil penelitian. Yang dihilirasi untuk diimplementasi pada masyarakat,” katanya.
Konferensi Nasional Pengabdian kepada masyarakat melibatkan beberapa co-host. Diantaranya IAIN Palangkaraya, Institut bisnis dan informatika Kosgoro 1957 Jakarta, Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia Malang, STKIP PGRI Situbondo, Universitas Ma Chung, dan Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta.
Athiroh menerangkan, Unisma turut berkontribusi mendukung program pemerintah dalam aspek pengabdian. Salah satunya program Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM). Di program ini mahasiswa bersama dosen DPL melakukan pengabdian masyarakat selama satu setengah bulan.
Mereka melakukan upaya pembinaan dan pengembangan di banyak sektor. Antara lain digitalisasi, pembinaan UMKM, Bumdes, penyuluhan kesehatan dan sebagainya. Tergantung prodi masing-masing. “Dari kegiatan ini mereka menghasilkan artikel yang hari ini (kemarin) dipresentasikan dalam konferensi nasional,” terangnya.
Artikel yang dipresentasikan melalui tahap review oleh tim pakar sebelum diterbitkan di prosiding. Athiroh berharap konferensi pengabdian masyarakat selanjutnya lebih baik. Sesuai arahan Rektor Unisma, pihak LPPM akan berupaya menyajikan konferensi di tingkat internasional. “Insyaallah tahun depan kita bisa lebih baik dan lebih berkualitas lagi,” tandasnya. (imm/adv/bua)