MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Peralihan musim ke penghujan pascakemarau panjang didepan mata. Sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim penghujan mulai turun pada akhir November.
Menyikapi hal tersebut, gelar pasukan dilakukan dalam rangka siap siaga bencana hidrometeorologi yang mengintai wilayah Kabupaten Malang, Selasa (28/11).
Sejumlah pembaharuan peralatan juga dilakukan oleh tim siaga yang merupakan gabungan lintas sektoral. Diantaranya TNI-POLRI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, PMI, Dinas Kesehatan, Satpol-PP, Dinas Sosial, dan Basarnas.
“Berdasarkan data BMKG, diperkirakan tiga sampai empat bulan kedepan musim penghujan akan semakin tinggi lagi,” kata Wakapolres Malang Kompol Wisnu Setiawan Kuncoro setelah memimpin Apel Siap Siaga, kemarin.
Menurutnya, berkaca pada pekan terakhir November diketahui sudah banyak terjadi tanda bencana di sejumlah titik. Karenanya, kesiapsiagaan lebih menjadi keharusan pasukan gabungan. Beragam peralatan kebencanaan termasuk kendaraan seluruhnya dihadirkan untuk dilakukan pengecekan menyeluruh bersama pasukan. “Setidaknya ada lebih dari 150 pasukan dari berbagai unsur,” ungkapnya.
Ada beberapa yang diperbarui dengan perlengkapan lebih baik. Namun, fokus utama bagi pasukan bukan hanya penambahan alat, tetapi pada kondisi siap pakai dan tidak rusak. Dikatakan, seluruh kecamatan diwaspadai meski ada beberapa titik yang dinilai memiliki potensi tinggi. “Meski potensi tinggi pada wilayah di Malang Selatan. Tapi tidak menutup kemungkinan melihat padatnya pemukiman. Contoh di dekat Malang Kota dan Kepanjen pun luapan dan curah hujan yang tinggi bisa mengakibatkan banjir juga,” tambah Wisnu.
Diakuinya, meningkatnya bencana hidrometeorologi karena dipengaruhi beberapa faktor. Seperti meningkatnya jumlah penduduk, urbanisasi, degradasi lingkungan, kemiskinan, dan pengaruh perubahan iklim global.
Tidak bisa dipungkiri pula, lanjut Wisnu, intensitas dan kompleksitas bencana di era modern telah menimbulkan korban jiwa, kerusakan, dan kerugian yang besar serta sangat mengganggu aktivitas dan produktivitas masyarakat.
“Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan periode musim terdekat maka perlu dibangun kewaspadaan, mitigasi, dan kesiapsiagaan darurat bencana dari berbagai elemen,” imbuhnya.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Malang telah dipetakan kerawanan bencana di 33 kecamatan. Di antaranya daerah rawan gerakan tanah atau longsor berada di Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang. Selain itu Kecamatan Poncokusumo, Tumpang, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Wagir, Kromengan, Ngajum dan Wonosari.
Untuk daerah rawan angin kencang atau puting beliung berada di Kecamatan Karangploso, Kecamatan Dau, Kecamatan Singosari, Kecamatan Lawang, Kecamatan Pakis, dan Kecamatan Jabung. Selain itu di Kecamatan Tajinan, Poncokusumo, Bululawang, Gondanglegi, Sumberpucung, dan Kepanjen.
Sedangkan daerah rawan banjir atau banjir bandang, di antaranya Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Pakis, Poncokusumo, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Kalipare dan Wagir.(tyo/udi)