MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Jumat (26/8) pagi kemarin, Jalan Kawi dan sekitarnya tampak berwarna. SMK PGRI 3 Kota Malang (Skariga) menggelar Pawai Kemerdekaan (Unity of Skariga Diversity). Kegiatan ini dalam rangka memeriahkan HUT ke-77 Kemerdekaan RI.
Ribuan siswa berjalan beriringan dengan pakaian adat daerah. Ada juga yang memakai pakaian ala-ala wayang, pahlawan, petani, dan budaya lainnya. Lengkap dengan aksesoris sesuai dengan tema budaya yang diangkat masing-masing kelas.
Kepala SMK PGRI 3 Kota Malang M. Lukman Hakim, ST., MM., mengatakan kegiatan Pawai Kemerdekaan mengusung semangat cinta Tanah Air. Skariga ingin memperkuat kecintaan siswa pada budaya daerah sebagai salah satu implementasi dari Profil Pelajar Pancasila. “Ini satu dari strategi pembelajaran kami, agar anak-anak cinta pada budayanya sendiri,” ucap Lukman.
Pawai dan iring-iringan budaya oleh siswa dan guru Skariga diberangkatkan tepat pukul 07.20 WIB. Garis startnya dimulai dari Stadion Gajayana. Dengan rute perjalanan Jalan Tenes, Jalan Kawi, Jalan Arjuno, Jalan Semeru dan sekitarnya.
“Kami ingin menunjukkan pada masyarakat Malang Raya bahwa Skariga tidak hanya fokus pada kegiatan akademik, tetapi juga menjunjung tinggi nilai budaya,” terangnya.
Unity of Skariga Diversity berlangsung meriah. Setidaknya ada 20 mobil mengangkut sound system. Diiringi tarian dan nyanyian musik yang beragam. Setiap jurusan membawa aksesoris yang menunjukkan karakter masing-masing. Ada miniatur gardu PLN, dua ogoh-ogoh dan dua naga dengan panjang lebih dari 20 meter.
Pakaian adat yang dikenakan siswa juga lengkap dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan sebagainya. Semuanya berjalan beriringan dengan didampingi patwal dari Kepolisian.
Dalam kesempatan tersebut Lukman juga menyampaikan bahwa kemeriahan Unity of Skariga Diversity menjadi informasi bahwa SMK PGRI 3 merupakan sekolah ramah anak. Anti kekerasan dan bullying. “Karena kita masih banyak melihat dan menemukan di tempat lain kasus kekerasan dan bullying pada anak. Tentu ini sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Salah satu siswa, Anggun mengatakan kegiatan ini merupakan pertama kali yang diikutinya. Dia dan teman-temannya di kelas marketing sangat antusias dan bersemangat.
Menurutnya, Unity of Skariga Diversity menjadi satu momentum untuk memperkenalkan Skariga dari sisi yang berbeda. Yakni sisi kecintaan pada seni dan budaya. “Senang sekali, kami dari pagi sudah disini. Dan mempersiapkan ini beberapa hari sebelumnya,” ucapnya. (imm)