ITN Malang
MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) memfasilitasi Uji Sertifikasi Kompetensi Bagi Lulusan Perguruan Tinggi Bidang Konstruksi (Jenjang 6) bersama Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Kegiatan itu atas kerja sama Pusat Karir ITN Malang dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah (BJKW) IV Surabaya. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Subbag Umum & Tata Usaha, BJKW IV Surabaya, Esthy Dwinda P, S.Sos., MT.
Sebagai perguruan tinggi yang proaktif dalam mendukung program sertifikasi tenaga kerja konstruksi, ITN Malang mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, BJKW IV Surabaya. Uji sertifikasi kompetensi dilaksanakan secara luring di Aula Kampus 1 ITN Malang, beberapa waktu lalu.
Diikuti 75 alumni dari berbagai jurusan di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), dan Fakultas Teknologi Industri (FTI). Dengan tujuan untuk meningkatkan dan menghasilkan sumber daya manusia di bidang konstruksi yang kompeten dan bersertifikat sesuai standar nasional maupun internasional.
“Terima kasih kementerian dan balai jasa konstruksi bisa memfasilitasi alumni kami. Kesempatan ini juga mohon digunakan sebaik-baiknya untuk melengkapi portofolio alumni, sehingga bisa mendukung dalam berkarir. Karena memang biayanya tidak murah,” ujar Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D., saat membuka acara.
Menurutnya, sertifikasi penting untuk menghadapi persaingan di dunia kerja. Karena persaingan saat ini tidak hanya bersaing dengan sesama teman, namun juga artificial intelligence (AI) dan tenaga kerja dari luar negeri.
Rektor berharap kedepan tiap program studi di ITN Malang mempunyai studi kompetensi masing-masing. Beberapa prodi sudah konsisten menyelenggarakan uji kompetensi bekerja sama dengan lembaga sertifikasi profesi. Untuk menghadapi uji kompetensi tersebut ITN Malang berkomitmen menyiapkan skill mahasiswa lewat perkuliahan, praktikum, tugas, dan pembekalan.
“Sehingga pada waktu uji kompetensi mereka sudah siap, dan bisa lulus 100 persen. Harapan kami nanti bisa dilaksanakan secara rutin, dan banyak yang mengikuti,” ujarnya.
Esthy Dwinda P, S.Sos., MT., saat membacakan sambutan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, BJKW IV Surabaya menyatakan hal senada dengan rektor. Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, sektor konstruksi menghadapi tantangan yang kian kompleks. Maka, dibutuhkan tenaga kerja konstruksi yang berkompeten, dan memiliki kualifikasi yang diakui secara nasional maupun internasional. “Dengan adanya jenjang sertifikasi 6, kami harapkan lulusan konstruksi di ITN Malang dapat menjadi tenaga profesional yang berdaya saing, berkualitas, dan siap terjun ke lapangan,” katanya. (imm/udi)