.
Friday, November 8, 2024

GENERASI BONUS DEMOGRAFI, MENUJU 100 TAHUN INDONESIA

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Membaca data yang beberapa waktu terakhir ini dirilis oleh BPS memperlihatkan sebuah sajian yang menarik. Menariknya karena dari data tersebut ada sebuah perubahan yang signifikan dalam tataran sosio demografi dan sosio antropologi di Indonesia pada tahun-tahun mendatang.

- Advertisement -

Dari 270.20 Juta Jiwa penduduk Indonesia ada 21,88 persen merupakan Gen X. Gen X adalah mereka yang lahir antara rentan waktu 1965 – 1980 atau usianya sekarang kira-kira 40-55 tahun. Kemudian 25,87 persennya adalah Milenial. Milenal adalah mereka yang lahir antara tahun 1981-1996 atau usianya sekarang kira-kira 24-39 tahun. Lalu ada 27,94 persen disebut Gen-Z. Gen-Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997-2012 atau usianya sekarang kira-kira 8-23 tahun.

Dan 10,88 persen Post Gen Z, adalah mereka yang lahir  tahun 2013 ke atas atau perkiraan usianya sekarang 7 tahun. Dan yang terakhir 11.56 persen adalah baby boomer, adalah mereka yang lahir antara tahun 1946-1964, usianya sekarang kira- kira 56 – 74 tahun.

Data- data ini sangat menarik, karena ternyata 70,72 persen dari total penduduk Indonesia adalah orang-orang masa produktif baik itu Gen X, Milenial ataupun Gen Z dan Para ahli menyebutnya ini sebagai bonus demografi.

Menurut sebuah riset dari lembaga Alvara Research Center ada 9 habbit mendasar yang biasa dilakukan oleh segmen generasi ini, yang saat ini sampai tahun-tahun ke depan jumlah mereka mendominasi. Pertama, Mereka adalah orang-orang yang internet holic, mereka mengonsumsi lebih dari 7 jam per hari. Kedua, Tingkat loyalitasnya rendah, gampang berpaling ke lain hati.

Ketiga, Mereka adalah orang yang simplicity, menyukai transaksi keuangan dengan non tunai. Keempat, Mereka adalah orang-orang yang mudah beradaptasi dan efektif, dan mereka terbiasa dengan kerja cepat dan cerdas. Kelima, Mereka adalah orang-orang yang multitasking, alias bisa mengerjakan 2-3 pekerjaan sekaligus dan bisa apa aja.

Keenam, Mereka suka jalan-jalan, bahkan kapan saja dan dimana saja. Ketujuh, Mereka cenderung cuek dengan politik, akan tetapi suko sport, film, IT, game dan sejenisnya. Kedelapan, Mereka lebih peduli dengan masalah sosial, suka berbagi dan solidaritasnya tinggi. Kesembilan. Mereka adalah orang yang tidak mementingkan kepemilikan, yang terpenting bagi mereka adalah bisa mengakses segalanya.

Merangkai kenangan sejarah sepanjang umat manusia, sejarah Islam dan sejarah Bangsa Indonesia, maka kita juga akan mendapati para kaum muda yang mendedikasikan dirinya, jiwa dan raganya untuk Ilmu, Agama dan bangsanya. Sebut saja generasi awal yang diajak berIslam oleh Nabi Muhammad SAW, mereka adalah kaum muda semua, rentang usia mereka adalah 16–35 tahunan.

Jika kita berbicara generasi founding fathers Bangsa ini, maka kita pun mendapati generasi para pemuda yang mempresentasikan kematangan ilmu dan semangatnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Bangsa. Namun hari ini, bangsa kita sudah 77 tahun merdeka, dan 23 tahun lagi bangsa kita akan masuk pada satu Abad (100 tahun) kemerdekaannya. Banyak kalangan negarawan yang menyebut sebagai Indonesia Emas tahun 2045, dimana momentum yang pas bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka.

Banyak pakar yang memprediksi bahwa pada 100 tahun Indonesia merdeka nanti, akan ada banyak kejutan yang terjadi di Indoensia. Di antaranya demografi penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 319 juta jiwa, usia produktifnya 47 persen, kelompok kelas menengahnya mencapai 70 persen dan pendapatan per kapitanya 23.199 US Dollar atau sekitar 27 juta per bulan, dan Indonesia akan masuk dalam kategori High Income Country.

Pertanyaannya sekarang, siapakah kira-kira yang akan menduduki posisi-posisi penting pada tahun 2045 mendatang atau menjelang tahun 2045? Jawabannya adalah mereka yang hari ini duduk di SLTP, SMA dan bangku kuliah, yakni mereka hari ini memiliki label sebagai Gen-Z, Gen-X dan Milenial.

Tentu ini bukan perkara gampang, di tengah kompetisi global yang semakin ganas, invasi pengaruh budaya dan teknologi yang semakin liar, dibutuhkan kesiapan mental dan “educational” dari generasi muda milenial dan Gen-Z agar ketika suatu suatu hari nanti mereka memegang kendali dan menjadi lokomotif perubahan di lingkungan terkecilnya sampai tataran bangsa dan negara, mereka memiliki kecakapan untuk menjalaninya.

Generasi bonus demografi harus mempersiapkan diri sejak sekarang, menyongsong 100 tahun Indoenesia merdeka. Menyiapkan diri agar memiliki performance terbaik dalam menjalani setiap tahapan-tahapan kehidupan dan pembelajaran dengan penuh semangat, ketekunan dan kegairahan.

Menyiapkan diri agar memiliki kompetensi terbaik dalam aspek “knowledge, skill ataupun attitude”nya menghadapi persaingan global yang semakin tidak mudah. Para generasi bonus demografi harus bangga menjadi manusia Indonesia, memiliki semangat yang tinggi untuk memajukan dan menjaga bangsa dan terus berupaya dengan segala potensi yang ada untuk memberikan prestasi terbaik demi kemajuan bangsa.

Kahlil Gibran pernah menyampaikan dalam syairnya, “Sedikit pengetahuan yang diubah dalam tindakan, jauh lebih bernilai, dari pada banyak pengetahuan tapi hanya diam.” Di pundak generasi bonus demografi negeri ini dititipkan, generasi yang penuh potensi untuk memajukan bangsa dan negara, generasi yang sangat berpotensi untuk menggerakan ekonomi bangsa, dan ini menjadi tugas kita bersama untuk tidak tinggal diam dalam berkontribusi menyiapkan generasi ini, menyongsong kemakmuran bangsa yang di damba-damba. Semoga.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img