MALANG POSCO MEDIA – Miris. Kesadaran wajib pajak PBB (Pajak Bumi Bangunan) di wilayah elit di Malang Raya. Bila ini terjadi, maka tak layak kawasan ini dinamakan elit kalau urusan yang mendasar yaitu membayar PBB justru malah sulit. Bahkan cenderung mengabaikan. Padahal PBB merupakan salah satu pendapatan desa/ kelurahan yang dikembalikan kepada masyarakat untuk pembangunan.
Kalau urusan PBB, semua strata baik miskin dan kaya sama posisinya, maka idealnya perlakuan dan pelayanan publik kepada semua pun harus sama. Bila mereka kalangan yang punya rumah dan tempat tinggal di kawasan elit, sulit membayar PBB, maka konsekuensinya harus ada denda.
Guna memberikan efek jera, denda PBB harus besar. Kalau dendanya cuma puluhan ribu, maka PBB akan terus diremehkan. Padahal target pencapaian PBB di masing-masing desa/ kelurahan merupakan salah satu indikator pendapatan riil yang sangat mudah didapatkan. Karena obyeknya ada, tinggal memaksimalkan cara menagih dan pembayarannya saja.
Sulitnya bukan pada persoalan uang. Namun persoalan keberadaan penghuni rumah yang memang tidak tinggal di lokasi. Sehingga ketika ada tagihan PBB, rumah dalam kondisi kosong. Dan saat didatangi juga belum tentu ada orangnya. Maka kondisi ini merupakan tantangan bagu petugas penagihan PBB di desa/ kelurahan untuk lebih kreatif mencari solusi.
Salah satu cara sebenarnya sudah dilakukan. Misal ketika WP akan mengurus administasi terkait KTP, KK, atau surat-surat penting lainnya. Pasti akan kena tagih PBB di kantor desa. Kalau tidak, pelayanan bisa tidak diberikan. Namun masalahnya, bila WP yang belum membayar tak ada urusan di kantor desa selama setahun, bisa dipastikan akan menjadi piutang PBB berikutnya.
Karena itu, pihak desa/ kelurahan harus membuat program yang menarik. Misal dalam setiap bulan ada kegiatan Bulan Bayar PBB dengan hadiah-hadiah yang menggiurkan. Motor atau umroh misalnya. Tentu menggandeng sponsor. Ini bisa dilakukan untuk memaksimalkan pencapaian target PBB dalam setahun. Artinya masyarakat tak hanya merasa membayar saja, tapi juga ada iming-iming hadiah yang membuat mereka harus bayar PBB. Bayar PBB-nya, dapatkan hadiahnya.(*)