MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kasus aktif COVID-19 masih tinggi di sejumlah daerah, termasuk Malang Raya. Alhasil kunjungam wisatawan ke Kota Malang berkurang, dampaknya pedagang oleh-oleh harus mengalami penurunan omzet.
Salah satunya Red Tulip yang pengunjungnya menurun drastis. Gerai yang menjual pakaian dan kerajinan lainnya dengan menonjolkan bordir sebagai ciri khasnya tersebut sepi customer selama dua minggu terakhir.
“Penjualan kami dua minggu terakhir ini merosot, terutama untuk konsumen luar kota, jadi kami sekarang mengandalkan pelanggan dari Malang Raya saja,” ujar Penanggungjawab Red Tulip, Lala Famela.
Ia melanjutkan, saat COVID-19 menurun banyak pelancong dari luar kota berdatangan ke gerainya. Bahkan ada juga yang datang dari Bandung serta menyempatkan mampu ke Red Tulip untuk membeli daster sebagai oleh-oleh khas Malang.
Pengunjung stabil saat awal tahun, mereka datang berombongan terdiri dari lima hingga 10 orang. Namun ketika varian Omicron COVID-19 melanda Kota Malang jumlah pengunjung menurun drastis di kisaran tiga orang saja.
“Karena pengunjungnya sepi pengaruhnya ke penjuaoan. Sebelumnya bisa terjual 20 item per hari, sekarang cuma 4-5 item saja per harinya,” urainya.
Dengan adanya penurunan itu juga berimbas pada pelaku UMKM yang bekerja sama. Sebab daster yang tersedia di Red Tulip berasal dari para pengrajin rumahan di Malang.
Untuk itu pihaknya harus memutar otak untuk menstabilkan penjualan. Seperti mulai merambah ke penjualan secara online melalui e-commerce. Setidaknya hasil penjualan online tersebut dapat menopang pendapatan gerai yang menurun.
“Daster yang kami jual mempunyai ciri khas dengan bordir bermotif bunga, biasanya untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. Produk kami bahannya dari katun Jepang tokai, ada pakaian untuk anak-anak hingga dewasa dengan harga Rp 145 ribu sampai Rp 245 ribu,” tutupnya. (nit/lin)