spot_img
Thursday, April 25, 2024
spot_img

Gerakan Muhammadiyah untuk Pendidikan Bangsa

Berita Lainnya

Berita Terbaru

“Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”, menjadi spirit utama yang digelorakan dalam muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta. Mengutip kalimat yang disampaikan oleh Prof. Haedar Nashir Ketua umum PP Muhammadiyah yang dimuat dalam muhammadiyah.or.id, tema muktamar ini bukan untuk keren-kerenan, tetapi melambangkan dan menandakan spirit, jiwa, perjuangan Muhammadiyah yang selalu hadir untuk memajukan bangsa dan mencerahkan semesta.

Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang besar dan menjadi pencerah bangsa. Ormas yang telah berdiri jauh sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaan ini telah menjadi bagian penting dalam sejarah perjalanan bangsa.

Sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, 18 November 1912 silam, Muhammadiyah telah berfokus pada gerakan Islam secara substansial dan da’wah amar ma’ruf nahi munkar, serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat muslim agar baik secara intelektual, sosial, ekonomi maupun politik (Mulyono Najamuddin, 2016).

Misi Muhammadiyah dalam mengawal dan mengisi kemerdekaan, bahkan sesudah kemerdakaan sudah dapat kita lihat dan rasakan saat ini. Perjalanan Muhammadiyah dalam meniti gerakan telah melalui angka 110 tahun. Tentu ini bukan masa yang berlalu tanpa jejak sejarah.

Banyak catatan dari tokoh-tokoh bangsa yang berlatar belakang Muhammadiyah. Banyak pula karya nyata yang menjadi tinta emas kemajuan bangsa. Bila melihat pada salah satu sisi, yaitu pendidikan, maka Muhammadiyah sudah berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa.

Muhammadiyah bergerak ke segala arah. Tidak hanya concern di bidang pendidikan. Muhammadiyah juga menaruh perhatian besar di bidang kesehatan dan sosial. Ormas ini selalu bergerak cepat dalam mengatasi bencana dan membantu memulihkan keadaan. Belum lagi santunan-santunan yang terus bertebaran untuk menyelamatkan kondisi masyarakat dari ketidakberuntungan.

Memang, gerakan filantropi Muhammadiyah tidak pernah surut dan berhenti. Perhatian Muhammadiyah pada pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial telah menjadi tujuan kemana ormas ini akan terus berkiprah.

Modernisasi Pendidikan Muhammadiyah

Ketika memperbincangkan tentang Muhammadiyah, tentu tidak dapat dilepaskan dari pendidikan. Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi keagamaan dan sosial yang banyak berkontribusi untuk pendidikan nasional.

Kepeloporan muhammadiyah di bidang pendidikan telah banyak diakui, sehingga tidak heran bila mulai ujung timur Papua hingga barat Sumatera, telah banyak berdiri lembaga-lembaga pendidikan yang menjadi mercusuar dan kebanggaan Indonesia.

Dalam sebuah zoominar, yang dilaksanakan pada tanggal 11 November 2022, Prof. Imam Robandi (Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah 2010-2015) menyampaikan bahwa Mummadiyah menjadikan pendidikan sebagai lahan dakwah untuk masyarakat. Begitu banyak sekolah dan pesantren yang dalam beberapa dekade telah menjelma menjadi sekolah unggul dan rujukan.

Ini membuktikan bahwa pendidikan muhammadiyah banyak memperoleh kepercayaan. Kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap pendidikan Muhammadiyah antara lain disebabkan oleh modernisasi dalam manajemen pengelolaan, kualitas sumber daya manusia, serta core value program edukasinya.

Kemodernan yang ingin dilekatkan oleh Muhammadiyah dalam dakwah pendidikan tidak lepas dari cita-cita sang pendiri. KH. Ahmad Dahlan memandang bahwa untuk mengangkat derajat umat Islam dan bangsa Indonesia, jawabnya tidak lain hanya dengan pendidikan modern, pendidikan yang mampu menjawab tantangan zamannya, sekaligus menumbuhkan kesadaran untuk merdeka dari cengkraman colonial (M. Yazid Mar’I, 2020).

Maka untuk mewujudkan harapan besar KH Ahmad Dahlan, tentu saja semua personal yang terlibat dalam Ormas serta pengelola Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) harus terus menjaga harmonisasi gerakan. Harmonisasi dalam gerakan akan mewujudkan soliditas yang akan menguatkan spirit modernisasi.

Modernisasi yang tidak hanya berbentuk  gedung megah dan peralatan canggih, tetapi di balik itu semua, ada kekuatan hati, keluasan pikiran yang mencerminkan kualitas diri sebagai pengendali.  

Tantangan dan Prospek Global

Merujuk pada pandangan KH Ahmad Dahlan, bahwa pendidikan yang modern harus mampu menjawab tantangan masa depan. Saat ini pendidikan dihadapkan pada tantangan dunia disruptif. Dalam kuliah pakar yang diselenggarakan 17 November 2022, Dr. Suyatno, M.Pd.I (dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta), menyampaikan bahwa 50 persen pekerjaan lama akan hilang (Ernest&Young, 2011), yang hilang adalah job, bukan work. Artinya yang dibutuhkan adalah SDM dengan skill yang berbeda dengan sekarang (Rhenald Khasali, 2018).

Kondisi ini tentu menjadi PR besar bagi pendidikan Muhammadiyah, terutama jika dikaitkan dengan era disruptif. Tentu dengan jumlah amal usaha pendidikan yang besar, sangat potensial menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mengisi zaman.

Pergerakan pendidikan Muhammadiyah dalam lingkup yang lebih sempit, yaitu sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah, telah menunjukkan harus segera mereposisi diri. Gerakan untuk mereposisi diri, dimulai dengan menata struktur manajemen yang profesional dan tanggap perubahan.

Kedua, mengondisikan semua elemen pendidikan pada semua unsur untuk ‘open mind’, berpikir terbuka dan senang untuk belajar. Ketiga, menyusun rancangan program yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat atau pelanggan. Keempat, mencari peluang koneksi dan jaringan di dalam dan luar negeri untuk memperluas paradigma. Kelima, melibatkan mitra dan rekanan dalam penguatan karakter dan ethos diri. Keenam, aktif dalam kegiatan atau event yang membuka peluang kreativitas dan inovasi teknologi.

Enam gerakan tersebut apabila dilaksanakan dengan konsisten dan serius, maka  pendidikan Muhammadiyah akan semakin adaptif terhadap perubahan. Output sumberdaya manusia yang dihasilkan juga akan mampu berkompetisi di era global, mewarnai kemajuan bangsa dengan tetap berpijak pada nilai-nilai norma dan kemurnian agama.

Cita-cita luhur yang disematkan dalam muktamar tahun ini, yaitu untuk memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta lewat pendidikan, bukan hanya sekadar slogan.  Memasuki abad kedua, Muhammadiyah akan melanjutkan  dan mempersembahkan karya, menghadirkan kedamaian untuk semesta dalam ikatan kebersamaan satu Indonesia.(*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img