MALANG POSCO MEDIA-Rasa duka terhadap meninggalnya Paus Fransiskus di Vatikan juga dirasakan umat Katolik di Malang. Seluruh Gereja Katolik menggelar doa untuk berpulangnya pimpinan tertinggi Umat Katolik tersebut.
Termasuk di gereja-gereja Katolik di Kota Malang, mulai mengadakan ibadah dan Doa Rosario untuk mendiang Paus Fransiskus. Salah satunya seperti di Gereja Hati Kudus Yesus (HKY) Kayutangan, Selasa (22/4) kemarin, umat Katolik memadati gereja tersebut.
“Yang dilakukan saat ini adalah doa bersama untuk pemimpin kami. Untuk di paroki Kayutangan, mulai hari ini (kemarin, red) sampai nanti waktu pemakaman Paus ada doa Rosario dan doa Intensi untuk kebahagiaan kekal untuk Paus,” ungkap Pastor Paroki Gereja HKY Kayutangan Romo Henrikus Suwaji, O.Carm.
Doa Rosario dan ibadah di hari pertama kemarin dipimpin oleh Romo Yohanes Sirilus Bhaha O.Carm. Doa Rosario dan Intensi ini selalu ada saat misa harian hingga pemakaman Paus.
Di Gereja HKY, tiap Selasa hingga Kamis dilaksanakan pukul 11.30 dan pukul 11.00 pada hari Jumat. Selain doa Rosario dan Intensi, Romo Henrikus juga menyampaikan nantinya juga ada Misa Requiem untuk kepergian Paus Fransiskus.
“Itu misa khusus untuk kepergian beliau. Tapi pelaksanaannya kapan, itu nanti menunggu informasi lebih lanjut. Nanti ada pengumuman dari Keuskupan Malang untuk Misa Requiem,” beber dia.
Romo Henrikus mempersilakan seluruh Umat Katolik untuk merenungkan riwayat dan karya Paus Fransiskus dan mendoakannya secara pribadi. Menurut dia, sosok Paus Fransiskus penuh dengan teladan yang bisa dicontoh oleh umat Katolik.
Terlebih, Paus Fransiskus dikatakan Romo Henrikus, sangat terkesan dengan bangsa Indonesia yang saat ini penuh toleransi. Hal itu diutarakan Paus Fransiskus setelah mengunjungi Indonesia tahun 2024 lalu.
“Personal beliau itu benar-benar punya pengaruh besar. Tidak hanya mengajarkan, tapi juga mempraktikkan iman Katolik. Yang paling diajarkan adalah kesederhanaan. Makanya dia memilih nama Fransiskus, yang merupakan nama salah satu Santo yang melepaskan semua hartanya lalu hidup secara miskin,” ungkap.
Teladan kesederhanaan yang diajarkan Paus Fransiskus pun ditunjukkan langsung saat berkunjung ke Indonesia. Tidak saja hanya menaiki mobil yang tidak mewah, Paus Fransiskus juga sangat dekat dan membaur dengan Umat Katolik dan masyarakat umum yang menunggunya. Figur yang sederhana itu juga menguatkan iman para umat Katolik.
Romo Henrikus mengungkapkan, dengan kepergian Paus Fransiskus, ia tidak memungkiri kemungkinan bakal ada cukup banyak umat Katolik yang akan berziarah langsung ke Vatikan. Namun pihak gereja tidak mengoordinir dan menyerahkan kepada masing masing.
“Kalau memang mau ke Vatikan, silakan. Banyak yang mau kesana. Biasanya mereka akan ikut tur. Tapi ke Vatikan itu bukan kewajiban,” pungkasnya. (ian/van)