MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Kayutangan bersiap menjalankan rangkaian ibadah Misa jelang peringatan Wafat Isa Almasih. Sekretaris Paroki Hati Kudus Yesus-Kayutangan Malang Klementin Kusuma Satriadevi menjelaskan, rangkaian Misa tahun ini umat yang akan beribadah telah melalui pendataan sebelumnya untuk menyesuaikan dengan protokol kesehatan.
“Alur masuknya umat kita menggunakan GoogleForm dari seminggu sebelum pekan suci dimulai. Lumayan hitungannya hampir overload. Total untuk gereja dan aula serbaguna kami ada 550 umat,” terangnya kepada Malang Posco Media Rabu (13/4) kemarin.
Devi sapaan akrabnya menuturkan, dengan pendataan itu, juga bertujuan untuk upaya tracing apabila kemudian diketahui ada yang positif Covid-19. Meski pemerintah telah memberi pelonggaran terhadap pembatasan Covid-19, namun pihak gereja tidak ingin mengambil risiko.
“Kalau untuk Tri Hari Suci ini, itu juga kami berlakukan lagi pendataan mengantisipasi jangan sampai ya misal ada yang kena (positif Covid-19). Kalau pelonggaran, kami masih tetap menerapkan prokes. Cuma mungkin jumlah umat agak diperbanyak lagi,” tutur Devi.
“Kalau Natal kemarin menampung hanya 280 umat. Sekarang bisa jadi 550 umat tapi masih dengan protokol kesehatan. Normalnya dulu sebelum pandemi karena kami mendirikan tenda di depan itu bisa seribu lebih masuk. Dari segala penjuru Malang atau luar kota karena sekalian liburan,” sambungnya.
Pelaksanaan seluruh rangkaian ibadah juga telah disiapkan. Pada Rabu (13/4) para pengurus gereja telah menyiapkan berbagai keperluan termasuk dekorasinya. Yang terdekat yaitu untuk ibadah Kamis Putih.
“Kalau untuk dekorasi, ini gantian disesuaikan hari ibadah. Jadi kalau misal Sabtu-Minggu, mereka dekorasi Jumat-Sabtu pagi sudah dirangkai. Nah kalau ini untuk Kamis Putih, hari ini (kemarin) merangkainya untuk besok (hari ini). Dekorasinya semacam tanaman-tanaman, bunga dan ukiran-ukiran begitu saja,” sebut Devi.
Di Gereja Paroki Hati Kudus Yesus-Kayutangan Malang, ibadah Kamis Putih dimulai pukul 5 sore dan pukul 7 malam. Dalam Kamis Putih itu nanti dilanjutkan dengan Tuguran atau ibadah bersama Yesus yang merupakan paling sakral.
“Istilahnya di kami Kamis Putih itu perjamuan malam terakhir dengan tuan Yesus. Itu sebetulnya kalau sebelum pandemi ada pembasuhan kaki ke-12 rasul Yesus. Tapi kalau sekarang ditiadakan diganti dengan kegiatan lain,” jelasnya.
Sementara untuk Jumat Agung dilaksanakan pada pukul 12 siang, pukul 3 sore dan pukul 6 malam. Ibadah Jumat Agung itu tujuannya untuk mengenang sengsaranya Yesus.
” Yesus wafat pada hari Jumat, kami mengulang kembali sengsaranya Yesus dari awal setelah dijatuhi hukuman sampai Yesus wafat,” tukasnya.
Meski pelaksanaan rangkaian Misa ini tetap memberlakukan protokol kesehatan, Devi berharap ibadah tahun ini bisa berjalan lancar seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Semoga rangkaian ibadah kami tahun ini bisa berjalan lancar. Bisa maksimal memberika berkat bagi umat di luar sana yang kebetulan mengikuti misa di Kayutangan,” tandasnya. (ian/aim)