MALANG POSCO MEDIA, MALANG -Graduation Kelas VI SDIT Ahmad Yani penuh makna. Sebagai simbol kelulusan mereka, diberikan satu per satu gordon oleh Nurdiah Rachmawati, S.Pd., M.Pd selaku kepala sekolah.
Simbol tersebut menjadi kebanggaan. Bahwa mereka berhasil menempuh pendidikan selama enam tahun di SDIT Ahmad Yani.
Graduation dilaksanakan di Hotel Gajah Mada, akhir pekan lalu. Disaksikan oleh masing-masing orang tua kelas 6. Sekaligus menjadi momentum penerimaan kembali anak-anak mereka dari sekolah.
Kepada Malang Posco Media, Kepala SDIT Ahmad Yani Kepala SDIT Ahmad Yani, Nurdiah Rachmawati, S.Pd., M.Pd menyampaikan, Sitaya (Sekolah Islam Terpadu Ahmad Yani) memberikan penghargaan kepada para lulusan berprestasi. Momentum Graduation menjadi ajang apresiasi bagi mereka.
Antara lain penganugerahan nilai tertinggi untuk sembilan mata pelajaran Uji Kompetensi Daerah (UKD) dan sembilan mata pelajaran Ijazah. “Kami juga diberikan penghargaan kepada peraih nilai tertinggi dari seluruh nilai baik ijazah maupun UKD,” katanya.
Selain itu, Sitaya juga memberikan apresiasi kepada para lulusan dengan prestasi non akademik, baik di bidang seni maupun religius. Semua itu menjadi apresiasi yang diharapkan dapat menumbuhkan motivasi untuk berprestasi lebih baik lagi.
Dalam kesempatan tersebut, Sitaya juga menerima apresiasi sebagai Sekolah Literasi Nasional. Penghargaan ini diberikan oleh Gerakan Sekolah Menulis.
Dalam kesempatan yang bermakna tersebut, Sitaya juga melaunching Majalah Sekolah. Ada 40 kontributor penulis dari kelas siswa kelas 4, 5, dan 6. Dan 10 siswa dari kelas 6 tahun ini yang menjadi kontributor. “Isi dari majalah ini adalah konten-konten pembelajaran. Terbitan edisi pertama ini menjadi apresiasi bagi para lulusan tahun ini,” ucap Rahmah.
Di sisi lain Dia juga menyampaikan, tahun ini jumlah siswa yang lulus pendidikan Alquran juga mengalami peningkatan. Salah satu Standar Kelulusannya siswa hafal juz 30. “Namun nyatanya banyak yang hafal lebih dari itu. Anak-anak kami ada yang sudah hafal juz 29 dan juz 1,” kata Rahmah.
Selain tahfidz, siswa juga ada yang lulus turjuman. Yakni terjemahan bacaan salat. Mulai takbiratul ihram sampai salah. “Anak-anak juga Uji Publik saat acara Imtihan pada Februari 2023 lalu,” imbuhnya.
Rahmah mengungkapkan lulusan SDIT Ahmad Yani mayoritas melanjutkan pendidikan di lembaga pendidikan Islam. Seperti Madrasah Tsanawiyah, SMP berbasis Islam, maupun pondok pesantren. “Hanya 10 persen ke SMP negeri. Itu semua pilihan bagi orang tua dan siswa,” ungkapnya.
Rahma mengatakan, secara umum kebutuhan anak didiknya sudah terpenuhi. Mereka telah mengikuti kegiatan belajar sesuai dengan haknya dan dengan cara yang menyenangkan.
Meskipun sempat dilanda pandemi yang menjadi kendala besar dalam proses belajar mengajar. Namun guru tetap berupaya keras dengan berbagai inovasi untuk menjaga kualitas pendidikan.
Rahmah berharap para lulusan menjadi generasi Qurani yang membanggakan orang tua dan guru. Mereka dapat menebar manfaat bagi agama, bangsa dan negara. “Semoga anak-anak menjadi generasi Qurani. Saleh saleha dan melanjutkan karakter Islamnya kapanpun dan dimanapun berada,” pungkasnya. (imm)