MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan secara langsung gedung Malang Creative Center (MCC), Jumat (22/9). Didampingi oleh Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji, Khofifah melihat secara langsung kegiatan para pelaku ekonomi kreatif yang ada di MCC. Mulai dari kreatif musik, tari, kriya hingga film dan aplikasi. Ia tampak antusias berkeliling di beberapa ruangan yang ada di MCC untuk menyaksikan produk produk ekonomi kreatif.
Dalam kesempatan itu, Khofifah menyampaikan, untuk kontribusi sektor ekonomi kreatif secara nasional tahun ini sudah mencapai Rp 1.280 Triliun. Kontribusi nasional mencapai 7 persen terhadap PDB. Maka menurut Khofifah, kreatifitas, inovasi dan produktifitas merupakan kunci untuk membangun pertumbuhan ekonomi secara inklusif.
“Makin tumbuh, makin berkurang tingkat pengangguran terbuka, makin tumbuh sejahtera masyarakatnya. Hari ini trending dunia juga ekonomi kreatif dan dari 17 sub sektor ini di MCC sudah semua. Ekosistem (ekonomi kreatif) di Malang ini sesungguhnya mendapatkan anugerah Allah luar biasa,” ujar Khofifah.
Ditambahkan Khofifah, ekosistem ekonomi kreatif di Malang ini juga nanti akan terus berkembang. Sebab pemerintah belakangan juga tengah melakukan penjajakan bersama sejumlah universitas di luar negeri terkait beasiswa untuk program digital industri hingga Artificial Intelligent (AI). Baik di MBZ University maupun King’s College University.
“Artinya MCC yang punya target 2025 masuk UNESCO, ekosistemnya akan ketemu. Ini peluang luar biasa bagi warga Malang raya terutama Kota Malang yang sudah punya MCC. Kita juga mengkomunikasikan pada Kemenkeu supaya mereka yang diterima di magister degree itu bisa mendapatkan beasiswa LPDP Kemenkeu. Semangat semua,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menyampaikan, bertepatan Grand Launching ini juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara Pemkot Malang dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Tujuannya agar terbangun literasi yang luas.
“Karena kami harapkan ini menjadi inkubasi dan penguatan dari teman-teman di SMA/SMK. Supaya nanti tingkat literasinya semakin kuat, kemudian adalah transfer skill yang diperoleh secara tidak langsung karena banyaknya interaksi SMA/SMK lainnya di sini,” jelasnya.
Dengan kata lain, untuk pengguna MCC ini ditegaskan Sutiaji bukan hanya milik warga Kota Malang saja. Namun juga milik semua anak bangsa yang ingin mengoptimalkan potensi dirinya.
“Imbasnya ini banyak, tidak hanya perputaran ekonomi tapi ekosistem juga akan terbangun dengan baik. Karena yang jelas, yang berada di sini bukan hanya anak-anak Kota Malang saja tapi juga dari berbagai wilayah dan perguruan tinggi lainnya,” tambah Sutiaji.
Koordinator Malang Creative Fusion (MCF) Dadik Wahyu Chang mengaku bersyukur setelah penantian beberapa lama akhirnya MCC bisa diresmikan. Sejak Januari hingga Agustus kemarin, pihaknya sudah melakukan test market dan tercatat ada 95 ribu penerima manfaat. Dari komunitas, hampir 2 ribu event yang berjalan sejak Januari hingga saat ini.
“Ketika sudah di launching, insya Allah akan diperluas lagi market nya bahwa MCC bukan gedung private tapi sebagai gedung publik yang pemanfaatannya oleh siapapun dan digratiskan oleh siapapun bagi masyarakat Malang dan Indonesia,” tegas Dadik
Di MCC sendiri disebutkan Dadik sarana prasarananya cukup representatif digunakan oleh para pelaku ekonomi kreatif. Untuk kegiatan pemberdayaan mencapai 60 persen, sementara untuk komersil hanya 40 persen.
Jumlah pelaku ekonomi kreatif di dalam MCC ini setidaknya ada sebanyak 14 ribu. Rata rata berasal dari Kota Malang namun ada sebagian juga berasal dari beberapa daerah lain.
“MCC sebagai ‘umroh’nya bagi para pelaku ekonomi kreatif, jadi harapan tempat ini bukan hanya bagi warga Kota Malang saja tapi juga sesuai dengan visi-misinya pak wali, bahwa Malang untuk Indonesia dan dunia. Jadi ini sebagai rumah ICCN (Indonesia creative city network), kumpulannya teman teman ekonomi kreatif di Indonesia. Artinya, 240 kota dan kabupaten terlibat dalam ini,” bebernya.
Ia menyebut, ekonomi kreatif sebagai tulang punggu ekonomi. Maka kedepan SDM ini harus terus dikuatkan. Ini sangat potensial karena Kota Malang merupakan kota pendidikan.
“Ada sekitar 60 lebih kampus di Kota Malang dan ini menjadi sumbangsih bagi kita dan kota. Ekonomi kreatif akan menjadi menarik dan cukup seksi di Kota Malang,” tutupnya. (ian)