MALANG POSCO MEDIA- Ribuan wisatawan dan Warga Kota Batu berebut berkah dalam Grebeg Kupat Tumpeng Syawalan, di Alun-alun Kota Batu, Rabu (17/4) kemarin sore. Meski hujan rintik, wisatawan yang berbaur dengan warga antusias.
Apalagi Grebeg Kupat Tumpeng Syawalan ini pertama kalinya dihelat Dinas Pariwisata Kota Batu. Acara memperingati tradisi kupatan ini dimulai dari Rumah Dinas Wali Kota Batu di Jalan Panglima Sudirman.
Kemudian para peserta yang mengenakan busana tradisional berjalan dengan membawa satu gunungan ketupat berjumlah 1445 buah dan empat tumpeng hasil sedekah bumi berupa buah dan sayuran untuk dibawa ke panggung yang berlokasi di Alun-Alun Batu.
“Grebeg Kupat Tumpeng Syawalan ini merupakan perwujudan dari kebersamaan dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Kota Batu. Melalui kegiatan ini kami ingin memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan di antara semua masyarakat,” jelas Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq kepada Malang Posco Media.
Lebih lanjut, Arief menyampaikan Grebeg Kupat Tumpeng Syawalan sebagai suatu gagasan dan semangat bersama untuk nguri-uri budaya. Harapannya kekayaan budaya dan tradisi yang telah turun temurun bisa diwariskan kepada anak cucu.
“Selain itu Grebeg Kupat Tumpeng Syawalan tidak hanya sekadar acara hiburan. Tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat tali persaudaraan di antara semua warga. Serta bisa menjadi ikon baru budaya di Kota Batu dan menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Wisata Batu,” harapnya.
Sekda Kota Batu Zadim Efisiensi mewakili Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai sangat mengapresiasi acara gerebek. Ia berterima kasih kepada para panitia. Ke depan diharapkan acara bisa lebih meriah lagi.
“Tahun depan harus lebih meriah, baik itu tumpengnya dan pengiringnya lebih banyak. Ke depan kami bakal berkolaborasi dengan seluruh SKPD agar bisa berpartisipasi menyemarakkan Grebeg Kupat Tumpeng Syawalan,” imbuhnya.
Sementara itu, Beni Nurcahyo warga asal Bali yang tengah berlibur ke Kota Wisata Batu sangat terkesan dengan tradisi grebek kupat yang digelar di Alun-alun Kota Batu. Menurutnya tradisi tersebut harus dikemas lebih besar dan menarik. “Acara tradisi seperti ini harus digelar lebih besar lagi di Kota Batu. Seperti halnya di Bali, kegiatan keagamaan atau pertunjukkan tradisi dan budaya menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Bali. Karena banyak diketahui wisatawan yang berlibur ke Bali tidak hanya menikmati keindahan pantainya, tapi juga seni, budaya dan tradisinya,” pungkasnya. (eri/van)