MALANG – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dijadwalkan bakal meresmikan Gedung Rehab Medik dan Manajemen Terpadu milik RSUD Saiful Anwar (RSSA) Malang. Pembangunan gedung setinggi 7 lantai membutuhkan waktu 3 tahun dengan biaya kurang lebih Rp 95 miliar.
Hal di atas diungkapkan R. Henggar Sulistiarto SH MM, Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSSA Malang kepada Malang Posco Media (MPM) di ruang kerjanya, Selasa pagi.
‘’Insya Allah, jika tidak ada perubahan lagi, peresmian gedung rehab medik ini akan dilakukan ibu gubernur Jawa Timur, nanti tanggal 11 Nopember 2023,’’ ungkap Henggar.
Secara rinci, Henggar yang mantan Kabag Kebinamargaan dan LPSE di Biro Administrasi Pembangunan Pemprov Jatim ini menceritakan, ihwal pembangunan gedung mewah milik RSSA Malang ini.
Diantaranya, lanjut Henggar, biaya pembangunan gedung murni tidak menggunakan anggaran APBD Jatim. Tetapi, seluruh biaya yang mencapai Rp 95 miliar ini dikaver penuh dari Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau (DBHCT) Provinisi Jatim.
‘’Pencairan dananya tidak langsung kontan Rp 95 miliar. Tetapi dicairkan secara bertahap dalam waktu tiga tahun mulai tahun 2020,’’ kata Henggar dengan menyebutkan, gedung ini dilengkapi Laboratorium Sentral yang di Indonesia hanya ada di dua rumah sakit.
‘’Lab sentral hanya ada di RSSA Malang dan RSCM Jakarta,’’ tambah Henggar.
Disebutkan Henggar, secara fisik sebenarnya gedung rehab medik ini sudah difungsikan. Hal itu dilakukan karena RSSA membutuhkan banyak sekali ruang pelayanan kesehatan. Jika mengandalkan gedung yang lama, dipastikan tidak cukup. Sebab, ruangan rehab mediknya sangat terbatas.
Dari tujuh lantai, papar Henggar, lantai satu hingga lantai tiga secara penuh digunakan untuk areal rehab medik. Otomatis bertambahnya ruangan rehab medik ini mendongkrak kualitas pelayanan yang diberikan RSSA.
‘’Dulu karena ruangan terbatas, bisa saja pasien harus antre nunggu kamar. Atau nunggu dokternya datang dan praktek. Tapi, tidak demikian sekarang ini, Begitu datang ke RSSA sekarang pasien sudah bisa langsung dilayani secara optimal,’’ tandas Henggar.
Sementara itu, empat lantai sisanya yaitu lantai empat sampai lantai tujuh digunakan untuk areal manajemen. Seluruh aktifitas manajemen di berbagai gedung yang dimiliki sebelumnya, sekarang dipusatkan di gedung baru.
‘’Ruangan manajemen di lantai tiga gedung lama, semuanya akan kita rehab untuk ruang pelayanan medis. Jadi tambah banyaklah, ruangan untuk melayani masyarakat,’’ kata Henggar, pasien yang datang ke rumah sakit milik Pemprov Jatim ini dari berbagai penjuru daerah di Indonesia. (has)