Diwujudkan di KEK Singhasari, Gandeng Kampus Internasional
MALANG POSCO MEDIA- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menaruh harapan besar pengembangan SDM dari keberadaan King’s College London (KCL) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari. Tujuannya untuk mendukung kebutuhan masa depan Industri manufaktur Jatim.
Hal itu dikatakan Gubernur Khofifah saat menghadiri penandatanganan MoU KEK Singhasari dan King’s College London di KEK Singhasari, Senin (23/10) kemarin.
Saat bersamaan juga berlangsung Symposium for UK-Indonesia Higher Education Collaboration in East Java digelar King’s College London dan British Council.
Ini juga sekaligus menegaskan kemitraan KCL dengan KEK Singhasari dan universitas di Indonesia melalui program British Council Indonesia Going Global Partnership (GGP).
“Hitungannya kira-kira 2024 industri manufaktur di Jawa Timur itu sudah tembus 34 persen. Tentu warga Jawa Timur tidak ingin jadi penonton,” katanya.
“Kita harus banyak persiapan terutama kualifikasi SDM yang dibutuhkan untuk bisa memberseiringi percepatan industri manufaktur di Jawa Timur. Di KEK Singhasari ini terkonfirmasi bahwa King’s College London berkenan membangun kerja sama untuk itu,” sambung Khofifah saat ditemui Malang Posco Media, kemarin.
Ia mengaku pihaknya telah menjajaki peluang pengembangan dengan datang langsung ke London dan melaporkan ke presiden. “Saya menyampaikan bahwa LPDP juga sudah terkonfirmasi untuk memberikan suport nantinya. Ini kami laporkan terus pada presiden setiap tiga bulan sekali,” terangnya.
Lebih lanjut dia mengatakan Mei tahun depan industri manufaktur di Jawa timur ini sudah tembus 34 persen. “Kalau sekarang 31,34 persen. Target Indonesia 2045 itu 30 persen sesuai yang diluncurkan pak presiden tiga bulan lalu,” ujarnya.
Alasan kenapa memprediksi tahun depan sudah 34 persen di Jatim, lanjut dia agar bisa berperan strategis lebih banyak. Ia mencontohkan di antaranya JIIPE di Gresik, dan KEK Singhasari. Keduanya sudah beroperasi.
“Sekarang sudah mulai anak-anak dikirim untuk dilatih untuk kebutuhan beberapa tenaga teknis. Kemudian hilirisasi industri lagi di PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) yang menjadi smelter itu juga segera beroperasi,” kata mantan Menteri Sosial itu.
Sementara itu kerja sama perguruan tinggi King’s College London mendirikan kampus di KEK Singhasari mulai terwujud bertahap. Utamanya pendirian kampus internasional di kawasan yang beroperasi sejak 8 November 2022 lalu itu. Diprediksi perguruan tinggi asal Britania Raya itu beroperasi September 2024 nanti. Pemerintah daerah yakin, keberadaannya akan mendukung sumberdaya manusia untuk kebutuhan industri manufaktur modern.
Country Director Indonesia dan Director South East Asia British Council, Summer Xia menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah daerah. Sebab tanpa dukungan melalui pelonggaran regulasi investasi pengembangan kawasan ekonomi, misi lain termasuk segi edukasi dan non profit lain tak akan berjalan.
“Paling penting insurance, memberikan keyakinan, karena ini hal baru dan tidak murni B to B. Ada misi budaya, pendidikan dan non profit mampu difasilitasi,” ungkapnya.
Direktur Utama KEK Singhasari, David Santoso mengatakan
saat ini progres fisik pendirian kampus King’s College London sudah 50 persen. Proyeksinya jika sudah beroperasi normal bakal menampung 700 mahasiswa. Sedangkan untuk awal diperkirakan 300 orang di tiga tahun pertama.
“Diperkirakan selesai Agustus 2024, dan September satu bulan setelahnya sudah divalidasi semuanya jadi King’s College London sudah sesuai requirement mereka dalam infrastruktur. Artinya beroperasi jika diterima oleh mereka,” kata David.
Kesepakatan dalam MoU kemarin, kata David, adalah KCL bersama KEK Singhasari menyelenggarakan pendidikan basis transnational education. Yakni membawa pendidikan sesuai standar KCL. Kampus diperkirakan akan berfokus pada digitalisasi industri dan industri kreatif, digital marketing, hingga penanganan kesehatan mental di era modern.
Deputy Vice President Global Business Development Helen Bailey menyampaikan Malang dipilih karena memiliki beragam kampus lokal yang dapat menjalin kerja sama untuk lebih berkembang. Didukung standar KCL sebagai kampus top 37 dunia.
“Di sini punya komunitas siswa lokal bisa belajar di sini, selanjutnya berkontribusi untuk pembangunan sumber daya manusia dan ekonomi kreatif,” ungkap Helen. (tyo/van)