spot_img
Wednesday, April 16, 2025
spot_img

Guru Inspirasi, Raih Beasiswa Indonesia Bangkit Lanjut S2

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Muhammad Alfan Aldiansyah, Guru MINU Sumberpasir, Pakis, Kabupaten Malang, mendapatkan kesempatan yang sangat luar biasa  meraih Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB). Raihan tersebut menjadi inspirasi dan peluang bagi akademisi yang ingin meningkatkan kompetensi melalui berbagai program beasiswa. Salah satu yang menarik perhatian adalah BIB.

Alfan sapaan akrabnya, membagikan kisah inspiratifnya dalam meraih beasiswa tersebut untuk melanjutkan studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Islam Malang (Unisma).

-Advertisement- HUT

Berasal dari keluarga sederhana, dengan kedua orang tua yang tidak lulus SD, ia membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi dan latar belakang akademik keluarga bukan penghalang untuk meraih gelar S2.

“Sempat ragu karena merasa kemampuan saya kurang. Tapi saya berpikir, selama ada kesempatan, kepantasan bisa dikejar. Saya pun berkonsultasi dengan orang tua dan akhirnya memberanikan diri untuk mencoba,” ujarnya kepada Malang Posco Media, Senin (7/4).

Ia menceritakan, setelah lulus S1 dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Alfan memutuskan untuk mengabdi sebagai guru honorer sejak 2019. Di tengah perjalanan sebagai pendidik, ia menemukan informasi tentang Beasiswa Indonesia Bangkit melalui grup guru di sekolahnya.

Ia mengungkapkan bahwa awalnya tidak berencana melanjutkan S2 karena kendala finansial. Namun, setelah memahami manfaat yang ditawarkan BIB, mulai dari biaya pendidikan hingga tunjangan hidup, ia pun semakin yakin untuk mencoba. “Kalau kita punya niat yang besar, persiapan pasti bisa kita kejar. Aku dulu tidak punya jaringan untuk bertanya lebih jauh, jadi aku cari informasi sendiri dan berusaha memenuhi semua syarat dengan maksimal,” imbuhnya.

Selain menjadi guru honorer di MINU Sumberpasir, Pakis, Malang, Alfan juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Ia membantu orang tua berjualan dan pernah mendirikan rumah belajar gratis saat masih kuliah S1. Keterlibatannya di Karang Taruna dan organisasi kepemudaan juga menjadi nilai tambah saat mendaftar BIB.

“Waktu S2, bimbel gratis yang saya dirikan tidak berjalan lagi karena anak-anak sekarang lebih memilih les berbayar. Tapi pengalaman ini tetap saya angkat sebagai bentuk pengabdian di dalam esai pendaftaran beasiswa,” ujarnya.

Alfan berharap lebih banyak mahasiswa berani mencoba mendaftar BIB 2025 meskipun merasa belum cukup pantas untuk mendapat beasiswa. “Selama ada kesempatan, kita harus berani mencoba. Jangan ragu karena merasa persyaratan berat. Kesempatan tidak datang dua kali. Kalau tahun ini kita bisa menjangkaunya tanpa kendala berat, maka kejar lah,” tutupnya. (hud/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img