Ketika dunia teknologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini, ketika ilmu pengetahuan masih sangat terbatas, ketika itu pula peran guru sangat dibutuhkan. Dalam kondisi yang demikian guru dianggap sebagai sumber belajar (learning resources) bagi para siswa. Ada sebuah ungkapan yang megatakan bahwa sehebat apapun siswa, maka tidak akan mungkin bisa mengalahkan kepintaran gurunya.
Kini dunia telah berubah, guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswanya. Karena di era teknologi yang semakin canggih, perkembangan pengetahuan pun semakin berkembang dengan berbagai sumber yang dapat diakses oleh semua orang. Guru tidak lagi menjadi pusat perhatian satu-satunya bagi siswa. Namun demikian, guru tetap mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran dengan siswa-siswinya.
Artinya bahwa bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran guru. Karena bagaimanapun guru tetaplah guru yang menjadi tokoh penting dalam dunia pendidikan.
Guru merupakan pahlawan. Ya pahlawan kemanusiaan, yang berani memilih jalan terjal penuh onak dan duri demi mengejar cita-cita mencerdaskan anak bangsa. Guru, pahlawan tak pernah menyerah dengan keadaan yang cukup menguras pikiran dan tenaga, tidak terpengaruh dengan godaan dan jabatan. Ia menilai bahwa kepentingan siswa di sekolah adalah perkara utama yang harus diperjuangkan. Keberhasilan siswa dalam belajar menjadi cita-cita dirinya karena keyakinan bahwa hanya dengan itulah kebahagiaan yang hakiki dapat tercapai.
Guru dalam filosofi Jawa berarti digugu lan ditiru. Yang berarti patut dicontoh atau diteladani. Peranan yang sangat penting dan pembentuk karakter pada setiap lembaga pendidikan. Guru tidak hanya seorang yang luas ilmu pengetahuanya ketika mengajar dalam ruang.
Namun jauh daripada itu, guru bisa diartikan sebagai orang yang mengajarkan segala sesuatu, meskipun itu hanya satu huruf. Pengalaman dan pengetahuan yang diberikan pasti dapat menginsiprasi bagi generasi selanjutya untuk menjadi lebih baik.
Seorang guru yang ikhlas dalam mengajar, tidak hanya menorehkan pendidikan formal yang fokus pada materi pelajaran semata. Namun ia mampu menanamkan nilai-nilai moral kehidupan, sehingga bisa diterima siswa agar dapat diaplikasikan dalam dunia nyata.
Faktanya saat ini, dekadensi moral para siswa tidak bisa lagi ditoleran. Seperti kasus asusila seolah tak pernah habis menghiasi media massa, belum lagi tawuran, bulying dan dan sejenisnya semakin hari semakin memprihatinkan saja.
Sejak dahulu, kini hingga nanti, kita tetap dan terus membutuhkan seseorang yang luar biasa bernama guru. Berani keluar dari sarang kenyamanan dan bahu-membahu mengajar di sekolah walau terkadang jaraknya jauh, jalan sulit bahkan banyak yang hanya mendapatkan gaji sedikit. Semua itu dilakukan hanya untuk berbakti mengabdi kepada bangsa dan Negara.
Memang, seorang guru tidak hadir di medan perang, mengangkat senjata, melawan musuh, berlumur darah sebagaimana yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan waktu itu. Namun peran dan amanah yang diemban saat ini tidak kalah berat dari para pejuang zaman dahulu. Karena harus membina, mendidik, mendampingi, berperan sebagai teman dan segalanya bagi siswa.
Jika kita melihat kembali sejarah tentang perjuangan para pahlawan kemerdekaan, jelas bahwa mereka telah mencontohkan dan membuktikan bahwa kemerdekaan Republik Indonesia dapat diraih dikarenakan dalam diri pejuang sudah memiliki modal. Modal semangat, rela berkorban, ikhlas serta pantang menyerah dengan keadaan.
Bagi kita saat ini, semangat itulah yang patut diteladani, tidak hanya bagi bangsa Indonesia maupun para pejuang saja, akan tetapi pula semangat itu harus ada dalam diri para guru agar selalu mempunyai semangat untuk berjuang memperjuangkan masa depan anak bangsa agar terbebas dari ketertinggalan dan kebodohan.
Sejarah mencatat pada zaman penjajahan dahulu kala, para pahlawan telah berjuang. Walaupun berjuang tidak menggunakan alat perang modern, tetapi dengan sebilah keris atau bambu runcing mereka telah membuktikan bahwa berjuang tidak harus menggunakan alat yang serba canggih. Adapun alat ampuh yang mereka yakini dan akhirnya dapat merebut kemerdekaan ialah dengan semangat yang membara demi kemerdekaan negeri tercinta.
Di tengah teknologi yang terus berkembang. Modal ikhlas, semangat pantang menyerah dan rela berkorban, harus dapat diimplementasikan oleh para pahlawan saat ini. Semangat guru untuk rela berkorban. Sebuah tindakan dengan melakukan penuh kerelaan maupun keikhlasan di dalam hati dan tanpa terbesit dalam hatinya untuk mengharapkan suatu imbalan harta. Serta bersedia memberikan sesuatu dalam pengabdianya, baik waktu, ilmu maupun pikiran.
Perjuangan para pahlawanan yang seringkali kita peringati seperti pada saat ini, tidak ada artinya bila tidak diikuti semangat untuk memaknainya. Oleh karenanya, hendaklah para insan pendidik memaknai hari pahlawan ini untuk selalu berjuang bagi siswa dalam rangka memerdekakan dari ketertinggalan dan kebodohan demi kehidupan dan kemajuan masa depan anak bangsa.
Sebagaimana diketahui bersama, profesi sebagai guru dalam masyarakat termasuk profesi yang dihormati. Guru menduduki strata sosial yang tinggi, bahkan ketika telah pensiun. Ia tetap dianggap sebagai sosok yang serba tahu dan menjadi tempat bertanya bagi warga lingkunganya. Guru juga seringkali dinilai sebagai sosok yang berakhlak mulia, bahkan kerap disejajarkan dengan ustadz.
Peran guru sangat penting dalam mencerdaskan putra-putri bangsa ini. Tanpa guru, tak akan ada kemajuan bangsa ini. Maka, tidak terlalu berlebihan jika penulis menilai bahwa guru pantas menyandang gelar sebagai pahlawan kemanusiaan. Sebuah gelar yang pantas disematkan bagi para guru-guru hebat.
Semoga pada peringatan hari pahlawan yang kita peringati saat ini menjadi evaluasi dan instrospeksi bagi kita bahwa pentingnya seorang guru dalam kehidupan kita. Baik guru di sekolah, di lingkungan keluarga maupun di masyarakat. Adapun bagi guru semoga ini menjadi momen penyemangat untuk terus ikhlas tanpa pamrih berjuang mengajar dan mengejar cita-cita siswa demi kebaikan bangsa dan negara yang lebih bermartabat.(*)