.
Friday, December 13, 2024

Guru SDI Nurul Jadid Singosari, Mengajar Kreatif, Tumbuhkan Semangat Peserta Didik

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Era Digital menuntut guru lebih kreatif dan inovatif. Guru tidak hanya mengajar dengan buku manual. Mereka juga dituntut harus lebih kreatif dalam mengajar, salah satunya memanfaat perkembangan digital.

Seperti yang dilakukan Desy Novianti, S.Pd.  Seorang guru SDI Nurul Jadid Singosari. Semangatnya dan keunikan dalam mengajar membuat pelajaran lebih menarik dan mudah dipahami para siswa.

Meskipun, jarak rumahnya yang jauh dari tempatnya mengajar, tidak menyurutkan niatnya dan semangatnya dalam mengajar di sekolahannya. Setiap hari, ia menempuh perjalanan sekitar 50 km dari Pandaan, Pasuruan menuju Singosari, Kabupaten Malang. Profesi sebagai pengajar sudah ia lakukan sejak lulus kuliah tahun 2019 lalu.

Menjadi guru merupakan mimpinya sejak dibangku Sekolah Dasar. Baginya, profesi guru merupakan profesi yang mulia. Ia ingin membuktikan, kepada orang tuanya yang sempat berbeda pendapat dengan nya. Dan saat ini sudah dibuktikan.

Saat ini, sudah lima tahun ia mengajar di SDI Nurul Jadid Singosari sebagai guru kelas 1. Menurutnya, menjadi guru kelas 1 tidaklah mudah. Siswa kelas 1 butuh perhatian khusus dalam kegiatan pembelajaran.

“Mengajar siswa kelas 1 memerlukan pendekatan yang penuh perhatian yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan mereka. Karena memiliki energi tinggi, jadi melibatkan aktivitas fisik dalam pembelajaran untuk menjaga keterlibatan mereka,” ucap Desi.

Salah satu cara mengajarnya yang kreatif adalah dengan mengkolaborasikan buku ajar manual dengan digital. Menurutnya, menggunakan materi visualisasi membantu siswa mudah memahami konsep dengan lebih baik. Dengan contoh, menggunakan gambar, poster, dan benda nyata untuk mendukung pembelajaran.

“Saya sering menggunakan bahan ajar yang ada disekitar sesuai dengan temanya. Seperti pelajaran seni rupa 3 dimensi, dengan mengajak para siswa untuk membuat karya dengan media slime tanah,” ujar Desi.

Dalam prosesnya, para siswa diperlihatkan sebuah video YouTube cara membikin karya dengan slime tanah. Kemudian para siswa mengaplikasikan karyanya dan direkam untuk bahan evaluasi.

“Hasil rekaman para siswa, saya posting di YouTube. Dan disebarkan kepada wali murid. Dengan tujuan wali murid bisa melihat putra-putrinya proses membuat karya. Sekaligus juga menjadi bahan evaluasi saya,” ucap Desi.

Tidak hanya itu saja, Desi juga menggunakan lagu dan Musik dalam mengajar. Menurutnya, lagu-lagu pendidikan atau melodi yang menyenangkan dapat membantu siswa mengingat informasi dengan lebih baik. Setiap siswa yang sudah berhasil menyelesaikan tugas juga diberikan pujian.

“Setiap anak pasti suka jika diberi pujian. Pujian ini merupakan sebagai bentuk apresiasi yang dapat meningkatkan motivasi mereka,” ucap Desi.

Desi juga mengajak peran orang tua untuk lebih ditingkatkan. Ia merasa perhatiannya kepada siswa hanya cukup di kelas. Setelah pulang sekolah peran orang sangat dibutuhkan. Maka untuk itu, beberapa media ajar yang diaplikasikan di kelas di posting di YouTube untuk pembelajaran bersama. Sehingga para orang tua juga bisa belajar dan melihat perkembangan siswa.

“Kolaborasi dengan orang tua sangat diperlukan. Sehingga dapat membantu dan mendukung pembelajaran di rumah dan di sekolah,” terang Devi. (hud/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img