spot_img
Monday, December 23, 2024
spot_img

GURU ‘SKK’ di ERA META EDUKASI

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Guru sebagai inisiator pembelajaran mendapatkan tantangan besar mengenai tanggung jawab mengajar sebagai pendidik terhitung selama dua tahun terakhir ini masih berlangsung masa Pandemi Covid-19. Perubahan wajah pendidikan bahkan paradigma stigma pembelajaran dengan istilah luring atau daring bahkan bisa berjalan beriringan dengan istilah “Blended Learning.”

         Membicarakan mengenai dampak wabah Covid-19 ini salah satunya berdampak pada lini pendidikan di Indonesia. Wajah pendidikan berbondong-bondong pindah menjadi pembelajaran berbasis data atau virtual. Hampir seluruh aspek berubah di dalam sistem pendidikan ketika membahas di level kondisi lapangan. Istilah tatap muka atau luring dengan istilah daring atau tidak tatap muka.

         Tipe pembelajaran ini menghasilkan hasil psikologi siswa yang sangat berubah. Siswa mulai malas belajar, mulai jengah, mulai bosan dan lain sebagainya. Untuk menanggulangi ini guru perlu sadar dan merubah mindset dalam cara mengajar siswa di Era Meta Edukasi ini. Tidak perlu menyalahkan keadaan karena pandemi mau atau tidak, disadari atau tidak, kita sudah harus hidup berdampingan dengan wabah pandemi Covid-19.

         Jika kita telaah dan melek informasi, seperti yang telah dikaji oleh Achmad Sugiarto, dimana beliau pernah mendapatkan Satyalencana Wirakarya Presiden RI 2016, APICTA-ASEAN-Indonesia ICT Awards, Role Model Corporate Culture Telkom Group 2017, penulis buku Synergy Way of Disruption (Gramedia) 2018, Harvard Business School Executive Program 2019, Chief Strategy Officer – Direktur Strategic Portfolio Telkom 2019-2020, Advisor beberapa startup teknologi dan digital 2021.

         Saat ini sebagai Chief Strategy and Technology Kalla Group. Dua pekan lalu telah berlangsung pembahasan mengenai perkembangan IT di Era Meta. Menurut pandangan Achmad Sugiarto, Metaverse tinggal menunggu waktu saja, 5 – 10 tahun ke depan akan mulai dirasakan perubahan yang terjadi.

         Metaverse boleh dikatakan mirip seperti sebuah kehidupan virtual. Sembilan elemen yang akan sangat mempengaruhi Metaverse, yaitu everyday, persistent, reactive, interoperable, creative, user defined, decentralized, limitless, social. Ya mirip kehidupan fisik, there will be no clean before and after Metaverse.”

         Sembilan elemen di Era Metaverse tersebut harus disadari oleh guru untuk mengembalikan lagi semangat belajar murid-muridnya sehingga guru juga harus ikut bermetaverse dengan versinya Meta Edukasi yakni guru “SKK” alias Guru Sebagai Kontent Kreator.

         Istilah “SKK” ini levelnya sudah naik dan sangat bagus. Guru sudah tidak hanya sebatas sebagai contoh real Inovasi dan Fasilitator saja namun bisa mencontohkan dengan menaikkan level guru dengan membuat konten pembelajaran.

         Membuat skrip bahkan sampai membuat bahan media pembelajaran yang sangat menarik siswa sudah menjadi kewajiban guru untuk meningkatkan minat belajar siswa. Sehingga kemampuan akademik siswa tetap baik dan menjadi naik levelnya, bisa menggugah kesadaran siswa akan pentingnya keilmuan dan perubahan teknologi.

         Edukasi di versi dunia maya akan sedikit banyak menggeser kehadiran guru jika guru tidak mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi ini. Maka langkah yang harus diambil adalah guru harus sudah masuk pada level “SKK.”

         Membahas mengenai “SKK” ini banyak hal yang harus dipersiapkan dan bantuan untuk guru. Sekolah sebagai unit lingkup pembelajaran atau civitas akademik harus ikut turut andil untuk membantu kebutuhan guru, salah satunya dengan menyediakan Pusat Sumber Belajar, Pusat Pengembangan Media Pembelajaran, bahkan sampai Pusat Edukasi Pembelajaran Online.

         Itemik tersebut merupakan susunan gagasan dan rancangan untuk memenangkan estafet edukasi yang harus tetap beradaptasi dan berevolusi di tengah pandemi dan Era Metaverse. Kemampuan guru dalam menyusun skenario pembelajaran sudah tidak perlu diragukan lagi.

         Setiap semester guru akan selalu mempersiapkan pembelajarannya dengan menyusun bermacam perangkat pembelajaran. Mulai dari Silabus, Prota-Promes, RPPSA, pedoman penilaian hingga metode pengajaran. Yang di naikkan level pada “SKK” ini adalah pemaksimalan implementasi teknologi di dalam mengajar.

         Ketika guru masuk pada ruang maya melalui platform pembelajaran zoom, G-Meet, atau G-Class maka guru harus sudah bisa menampilkan hal menarik. Sebagai contoh simplenya adalah pada background zoom guru bisa menampilkan video PNG yang berjalan sebagai hal menarik ketika bertatap muka dalam daring. Ketika guru sudah bisa masuk pada ranah zona keingintahuan siswa, maka siswa akan otomatis terangsang untuk mencoba dan mengikuti.

         Istilah perkembangan belajar ada yang mengatakan bahwa apa yang kita katakan akan mudah terlupakan. Namun apa yang kita lakukan akan bisa terkenang dan memotivasi siswa karena mereka juga memiliki keahlian untuk meniru. Kesempatan ini bisa dimaksimalkan guru dengan menghadirkan media pembelajaran yang sesuai dengan minat dan keaktifan siswa.

         Video recorder, Camtasia, Advance meeting di zoom bisa dipakai untuk mendominasi pembelajaran dengan skenario konten pembelajaran yang matang. Contoh nyata bisa diterapkan bagaimana pembuktian melalui praktikum maya. Dimana ketika siswa mendapatkan apersepsi untuk membuktikan udara ekspirasi adalah udara CO2  dan H2O, maka guru bisa membuat sebuah aplikasi lab maya dengan bantuan Pusat Sumber Belajar yang di dalamnya ada tenaga pendidik di bidang IT.

         Guru bisa mengonsep Pembelajaran Praktikum yang masuk pada Digital Laboratory. Di dalamnya bisa berlangsung praktikum secara online dengan skrip skenario dan instruksi guru. Sehingga pembelajaran tetap bisa dilangsungkan dengan baik dan tetap bisa menggugah semangat belajar siswa.

         Guru di Era Meta Edukasi tidak perlu khawatir dengan revolusi pendidikan, namun juga bukan berarti lengah di dalamnya. Guru harus ikut bertransformasi, ikut beradaptasi bahwasanya guru akan selalu bisa eksis dan bertahan bahkan masih bisa berkembang di tengah gempuran perubahan Digitalisasi Pendidikan.

         Terus semangat para rekan guru, para pendidik, tenaga kependidikan. Mari bersatu padu bekerjasama yang sinergis dengan gerakan kolaborasi Aktif Bersama Maju Bersama, untuk berkontribusi pada pendidikan di Indonesia.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img