Wednesday, March 12, 2025

Hadapi Uzbekistan, Timnas U-20 Indonesia Wajib Menang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA GROUP – Jika Indonesia ingin mewujudkan mimpi besar tampil di Piala Dunia U-20 2025, maka tak ada kata lain selain wajib meraih kemenangan atas Uzbekistan U-20 dalam laga kedua Piala Asia U-20 2025 di Stadion Pusat Pelatihan Sepak Bola Pemuda, Shenzhen, China, Minggu (16/2) pukul 18.30 WIB.

Untuk menang, Indonesia pantang mengulangi kesalahan seperti dalam pertandingan pertama saat diberi pelajaran oleh juara empat kali Piala Asia U-20, Iran, dengan skor 0-3.

-Advertisement- Satu Harga Tiga Media

Berkaca dari kekalahan itu, hal pertama yang perlu dilakukan pelatih timnas U-20 Indra Sjafri adalah membenahi kelemahan timnya pada laga tersebut yang terlihat sangat lemah dalam mengantisipasi umpan silang, baik dari open play maupun situasi bola mati.

Tiga gol Iran yang dilesakkan oleh Hesam Nafari, Esmail Gholizadeh, dan Mobin Dehghan, semuanya berawal dari umpan silang.

Gol pertama berawal dari Hesam yang memenangkan duel dengan Iqbal Gwijangge dalam situasi sepak pojok. Gol kedua Gholizadeh yang tercipta indah melalui tendangan bicycle kick, adalah karena dia menanfaatkan cover yang kurang ketat dari Kadek Arel, setelah dia menerima crossing. Gol terakhi Iran yang diciptakan Dehghan mengulangi proses gol pertama dari tendangan sudut. Pada situasi ini, Dehghan yang bertinggi 1,89 meter mendapatkan free header atau menanduk bola tanpa kawalan sama sekali.

Setelah pertandingan, Indra menilai timnya bermain tak terlalu buruk. Namun, yang menjadi pembeda adalah kurang bagusnya antisipasi timnya pada umpan-umpan silang.

Ia menambahkan, antisipasi bola-bola atas dari timnya juga buruk. Sofascore mencatat duel udara pemain-pemain Indonesia pada pertandingan itu sangat lemah karena hanya berhasil memenangi 26 persen dari 47 kesempatan duel udara. Angka ini sangat berbeda dari yang didapatkan Iran dimana mereka lebih mudah mengantisipasi bola-bola atas dengan presentase 67 persen dari 45 duel udara.

Soal buruknya pemain-pemain Indonesia dalam mengatasi umpan silang adalah penyakit lama yang belum bisa disembuhkan. Sebelum Iran memanfaatkan betul kelemahan Indonesia ini, tim Garuda Nusantara pernah mengalaminya di turnamen-turnamen sebelumnya.

Misalnya di turnamen terakhir yang mereka ikuti, Mandiri U-20 Challenge Series di Sidoarjo pada Januari 2025, dua dari tiga gol yang bersarang ke gawang Indonesia dari tiga laga, berasal dari umpan silang lawan.

Mundur ke belakang di turnamen Seoul Earth On Us Cup pada akhir Agustus sampai awal September 2024, laga terakhir Indonesia saat melawan Korea Selatan, juga dihiasi oleh gol-gol yang bersarang dari situasi umpan silang.

Dalam kemenangan tiga gol tanpa balas Korea Selatan, dua di antaranya dihasilkan akibat dari lemahnya Indonesia mengatasi bola atas.

Lemahnya pertahanan Indonesia, juga dibarengi dengan tumpulnya kreasi peluang yang mereka ciptakan. Saat melawan Iran, lini serang Indonesia tak mampu berbuat banyak.

Indonesia memang berhasil menciptakan 11 peluang, tapi itu hanya menghasilkan 0,51 expected goals yang bisa dibilang rendah. Tujuh dari 11 tembakan yang dilakukan pemain Indonesia juga berasal dari tendangan luar kotak penalti. Hal ini menandakan juga bahwa kreativitas serangan Indonesia sangat buruk. Di pertandingan ini, mereka juga hanya menyentuh bola di kotak penalti Iran sebanyak delapan kali.

Trio lini tengah yang dipasang sebagai starter, Achmad Zidan, Welber Jardim, dan Toni Firmansyah gagal memanjakan Jens Raven, Muhammad Ragil, dan Arlyansyah Abdulmanan yang ada di barisan depan.

Sebagai gambaran lain, Iran yang menghasilkan empat tembakan lebih banyak, mengkreasikan peluangnya lebih efektif. Expected goals mereka berjumlah 1,41. Tingginya ekspektasi gol ini selaras dengan keberhasilan mereka melakukan sentuhan di kotak penalti Indonesia sebanyak 26 kali yang menghasilkan 10 tendangan.

Untuk meraih kemenangan, setidaknya tiga hari jeda pertandingan dimanfaatkan dengan baik oleh pasukan Garuda Nusantara memperbaiki kelemahan-kelemahan mereka. Soal umpan silang lawan, mereka harus lebih baik. Pasalnya, Uzbekistan memiliki pemain-pemain yang pandai mencari ruang di kotak penalti lawan dalam menyambut bola silang.

Gol tunggal Uzbekistan melawan Yaman yang dicetak Muhammadali Urinbaev berasal dari kepintaran pemain bertinggi 1,7 meter itu menemukan ruang kosong di antara dua bek Yaman. Kepandaian Urinbaev ini membuatnya menyambut umpan Ollabergan Karimov dengan sundulan terarah tanpa gangguan.

Kendati demikian, bukan berarti Uzbekistan tim tanpa celah. Jarak 100 peringkat antara Uzbekistan (peringkat 58) dan Yaman (peringkag 158) bukan berarti pertandingan itu berat sebelah.

Pada pertandingan tersebut, Yaman yang bermain imbang 1-1 melawan Indonesia di babak kualifikasi, mampu mengancam gawang Uzbekistan dengan 15 tembakan yang lima di antaranya tepat sasaran. Jumlah peluang yang dibuat Yaman ini menghasilkan 1,26 expected goals bagi mereka. Angka ini lebih tinggi 0,23 dari Uzbekistan yang menghasilkan tiga tembakan tepat sasaran dari total 13 tembakan.

Melihat cara bermain yang ditampilkan Yaman, maka harapannya adalah Indonesia dapat melakukan hal yang sama, dan tentu dengan hasil akhir pertandingan yang lebih baik. (ntr/jon)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img