MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU– Wali Kota Batu, Nurochman, menghadiri rangkaian kegiatan Economic Mission Belanda-Indonesia yang digelar di Hotel Shangri-La Jakarta, Senin (16/6) lalu. Kehadiran Wali Kota dalam misi dagang ini menjadi langkah strategis Pemerintah Kota Batu dalam memperluas jejaring kemitraan internasional dan membuka peluang kerja sama di sektor hortikultura dengan berbagai perusahaan dan institusi dari Kerajaan Belanda.
Kegiatan diinisiasi Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia dan dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Urusan Ekonomi Luar Negeri Belanda, Michiel Sweers. Lebih dari 70 perusahaan Belanda dari sektor air, maritim dan hortikultura turut serta dalam misi ini, termasuk 28 perusahaan dan lembaga yang secara khusus fokus pada pengembangan hortikultura berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Nurochman mempresentasikan keunggulan Kota Batu sebagai satu-satunya Kota di Indonesia yang diundang, bersama tiga provinsi dan satu kabupaten dari Sumatra. Presentasinya langsung ditindaklanjuti oleh Kota Westland di Belanda, yang berencana mengunjungi Batu untuk melihat langsung kondisi pertanian setempat guna mematangkan rencana kerja sama bisnis di sektor pertanian.
“Pada saat sesi seminar dan presentasi kami membawa tema ‘Kota Batu: The Highland of Opportunity’. Selain itu kami juga paparkan potensi besar Kota Batu sebagai salah satu sentra hortikultura unggulan di Indonesia yang berada di dataran tinggi antara 900–2.000 mdpl dan didukung oleh lebih dari 250 mata air alami. Sehingga Kota Batu memiliki iklim ideal untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura berkualitas tinggi,” ujarnya.
Ia juga memaparkan tentang beberapa komoditas unggulan seperti jeruk, apel, pakcoy, wortel dan kentang diproduksi dalam skala besar dengan cakupan distribusi hingga ke berbagai wilayah di Indonesia. Seperti Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Bahkan, sebagian besar pasokan hortikultura untuk Indonesia bagian tengah dan timur dari Kota Batu.
“Kami sampaikan pentingnya transformasi melalui teknologi dan kolaborasi. Salah satunya melalui inisiatif CooSAE (Cooperative of Smart Agriculture Ecosystem), wadah pemberdayaan petani muda berbasis jaringan sosial dan inovasi teknologi,” ungkapnya.
Cak Nur secara khusus mengajak pihak Belanda untuk menjalin kemitraan di beberapa area prioritas, seperti pengembangan varietas unggul, sistem pertanian terlindungi, teknologi pemulihan lahan, pengendalian hama ramah lingkungan dan transfer pengetahuan melalui pelatihan petani.
“Misi ekonomi yang bawa ini bertujuan untuk memperluas jaringan kerja sama, terutama dalam penguasaan teknologi pertanian seperti farming dan greenhouse, serta transfer pengetahuan bagi petani muda melalui program corporate social responsibility (CSR),” imbuhnya.
Dalam forum ini, Cak Nur menilai ada banyak hal dan manfaat dalam diskusi yang luar biasa pada sektor pertanian terutama untuk Kota Batu. Tentunya akan ia bawa ke Kota Batu sehingga bagaimana kemudian smart farming yang menjadi pertanian masa depan supaya petani muda tertarik untuk terus bertani di Kota Batu. MBATU SAE.
Langkah tersebut sejalan dengan visi-misi Wali Kota Nurochman untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan ini juga menjadi salah satu capaian menonjol dalam 100 hari pertama kepemimpinannya. (eri/udi)