Tuesday, October 14, 2025
spot_img

Hadirkan Teknologi Vacuum Evaporator, Tim MMD-DM UB Bawa Nira Kelapa Desa Ngoran Naik Kelas

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, BLITAR – Di tengah hamparan hijau kebun kelapa di Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar sebuah revolusi senyap tengah berlangsung. Para petani nira yang dulunya berjibaku dengan metode tradisional yang memakan waktu dan tenaga, kini bisa bernapas lega.

Malang Posco Media
Serah Terima Alat Vacuum Evaporator yang diberikan kepada Ketua BUMDes Karya Mandiri Desa Ngoran disaksikan oleh Kepala Desa Ngoran.

Berkat hadirnya sentuhan teknologi para akademisi Universitas Brawijaya, nira kelapa dari desa ini tak lagi sekadar pemanis biasa, melainkan produk premium yang siap menembus pasar modern. Semua ini bermula dari keprihatinan tim Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya (UB).

-Advertisement- HUT

Tim MMD UB bersama bimbingan para dosen dari program Doktor Mengabdi (DM), peduli terhadap nasib para pengolah gula kelapa di Desa Ngoran. Selama bertahun-tahun, mereka terbelenggu dalam proses produksi yang tidak efisien. Menyusul, nira kelapa dimasak berjam-jam di atas tungku, menghasilkan gula yang kualitasnya seringkali tidak konsisten.

Malang Posco Media
Proses Percobaan Pembuatan Gula Cair dari Nira Kelapa.

Namun, pemandangan itu kini berubah. Melalui kolaborasi strategis dengan BUMDes Karya Mandiri, tim MMD-DM UB memperkenalkan sebuah inovasi bernama teknologi vacuum evaporator. Alat ini terdengar canggih, tetapi fungsinya sangat membumi, yaitu memasak nira pada suhu rendah secara efisien.

Hasil teknologi yang dihadirkan Tim MMD-DM UB ini adalah gula cair berkualitas tinggi yang lebih jernih, higienis, dan memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi. Produk nila kelapa dari Desa Ngoran pun naik kelas dan bisa masuk ke pasar modern.

“Sebelumnya, petani kami harus memasak selama berjam-jam. Sekarang, hasil lebih bersih, waktunya lebih singkat, dan produk kami bisa masuk ke pasar modern,” tutur Dwi Pujiasih, Ketua BUMDes Karya Mandiri, dengan wajah berbinar.

Malang Posco Media
Dokumentasi bersama alat vacuum evaporator dan produk gula kelapa cair.

Kegiatan yang dilaksanakan pada 14 Juli 2025 ini bukan sekadar serah terima alat. Para dosen dan mahasiswa turun langsung ke lapangan, memberikan pelatihan teknis, pendampingan, hingga membuat video tutorial agar teknologi ini benar-benar menyatu dengan denyut nadi kehidupan masyarakat.

Pelaksanaan program ini di bawah Ketua Tim MMD-DM Desa Ngoran Dr. Dodyk Pranowo, STP., M.Si. Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, sebagai Dosen Pembimbing Lapang (DPL) yang turut memberikan arahan dan supervisi langsung di lapangan.

Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dari fakultas dan jurusan yang sama, yang tergabung dalam tim MMD-DM Desa Ngoran. Di bawah bimbingan Dr. Dodyk, program ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi dari menara gading kampus bisa membawa perubahan besar di tingkat akar rumput. Kolaborasi akademisi dan warga ini pun cukup menginspirasi

“Kegiatan ini bukan hanya memperkenalkan alat semata, tetapi juga mendorong masyarakat untuk mandiri dalam penguasaan dan pengembangan teknologi tepat guna yang sesuai dengan potensi lokal serta mampu bersaing secara berkelanjutan,” tegas Dr. Dodyk perihal tujuan utama dari program yang dipimpinnya.

Antusiasme program ini tidak hanya datang dari para dosen, tetapi juga dari mahasiswa yang terlibat. Brenly Bulando Tobing, salah satu anggota tim MMD, menyaksikan sendiri bagaimana semangat warga desa menjadi kunci keberhasilan program ini.

“Warga Desa Ngoran sangat antusias belajar menggunakan vacuum evaporator. Mereka tidak hanya mengikuti pelatihan dengan semangat, tetapi juga memberikan banyak ide dalam proses adaptasi alat ke lingkungan mereka,” ungkap Brenly.

Inovasi ini tidak hanya mendongkrak nilai tambah produk, tetapi juga sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), serta 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

Dengan peningkatan kapasitas SDM dan penggunaan alat yang efisien, masyarakat diharapkan mampu meningkatkan produktivitas. Selain itu, program ini juga dapat meningkatkan kualitas produk gula cair, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan produksi.

Keberhasilan di Desa Ngoran ini sekaligus diharapkan menjadi percikan yang akan menyulut semangat inovasi di desa-desa lain dengan potensi serupa. Universitas Brawijaya, melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM UB), telah membuktikan komitmennya untuk tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga menjadi motor penggerak kemajuan bangsa yang dampaknya terasa langsung oleh masyarakat.

Kini, setiap tetes nira dari Desa Ngoran membawa cerita tentang harapan, kolaborasi, dan kekuatan inovasi yang memberdayakan. (adv/bua)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img