MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar tradisi Halal Bihalal Rabu (9/4) lalu. Tujuannya dalam rangka menyambung silaturahmi, memperkokoh semangat perjuangan, serta mencairkan atmosfer kekeluargaan antar civitas akademika. Agenda semakin bermakna dengan pemaparan tausiyah yang dibawakan oleh Tokoh Senior UMM Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo.
Ia mengawali tausiyahnya dengan menceritakan berbagai kisah serta sejarah perjuangan UMM menuju kampus unggul dan berkemajuan. Menurutnya, kampus yang kini megah ini bukan hasil kerja sembarangan. Semangat juang dan kegigihan yang diiringi pengorbanan adalah kunci. Selain itu, memegang teguh nilai-nilai spiritual sebagaimana yang telah diwarisi oleh para tokoh senior (sesepuh) Muhammadiyah.
“Di UMM itu ada semangat berjuang. Ini adalah kunci dari kesuskesan dan pencapaian UMM saat ini. Lalu, semangat juang itu diterjemahkan dan diimplementasikan. Selain itu, UMM juga selalu berpegang kepada Alquran dan Sunnah, serta kepada nilai-nilai yang dicontohkan oleh sesepuh Muhammadiyah,” katanya.
Berpuluh tahun mendedikasikan dirinya mengembangkan UMM, Imam Suprayogo berhasil menyalurkan energi positif di lembaga pendidikan lainnya. Ia mengaku, tranformasi yang dilakukannya untuk mengubah IAIN menjadi UIN Malang terinspirasi dari nilai-nilai dan etos kerja yang diperoleh dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Oleh karena itu, Ia percaya bahwa jika sistem kerja UMM disusun secara ilmiah, akan lahir ilmu tentang pengembangan lembaga pendidikan tinggi yang benefitnya sangat luas untuk dunia pendidikan di Indonesia dan global.
“Seyogyanya, kemajuan kampus ini modalnya adalah kerja keras, berpikir rasional, kesabaran, keikhlasan, dan perjuangan yang gigih. Untuk itu, di momentum yang fitrah ini, mari kita semua saling melengkapi kekurangan dan menyatukan kelebihan diantara kita untuk menjadi sebuah kekuatan dasar yang menjadikan UMM itu dasar,” pesannya.
Sementara itu, tradisi Halal Bihalal yang sudah lama dibangun UMM ini merupakan bagian dari warisan budaya tak benda yang patut dilestarikan. Agenda ini juga sebagai wadah untuk mencairkan hubungan-hubungan yang beku melalui saling memaafkan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P.
Lebih lanjut, Rektor UMM Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si menegaskan pentingnya mecanangkan dan menegakkan niat untuk UMM berkemajuan melalui momentum Idul Fitri ini. Untuk itu, Nazar berpesan untuk dirinya dan seluruh warga UMM untuk terus mengasah dan meningkatkan ibadah. “Taqabbanallahu minna wa minkum, minal aidzin wal faidzin adalah bentuk menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT. Mari kita renungkan bersama momen ini, agar kita semakin termotivasi dan melakukan sesuatu di masa depan dengan lebih baik,” tuturnya. (imm/udi)